"Oh astaga! Apa aku benar-benar harus melakukan ini." keluh Irene yang sudah siap dengan koper miliknya berdiri di hadapan ketiga member Blackpearl lainnya.
Kini, mereka berempat tengah berada di bandara mengantar Irene yang akan menyusul Yerim sementara Wendy dan lain menyelesaikan misi di Seoul sambil mengisi jadwal kuliah mereka. Ya, meski sebenarnya kuliah cuma dalih untuk menutupi pekerjaan mereka sesungguhnya.
"kalian serius ingin aku melakukannya?" Seolah belum puas. Irene melempar pertanyaan yang sama kurang dari satu jam lalu ia tanyakan.
"Berhentilah menanyakan sesuatu yang jelas kau tau jawabannya." balas Jisoo.
Irene mendengus, memang tidak ada gunanya bertanya. Sebagai Leader tanggung jawab akan para anggota juga termasuk tugas tak terencana. Baiklah, kalau begini Irene tidak punya pilihan kan? Dia harus segera pergi.
"Kak, sampai kapan kau akan berdiri di sini?" celetuk Wendy memangku tangan.
"Kau akan ketinggalan pesawat jika tak pergi sekarang." sambung Seulgi mengingatkan.
Seolah tersadar Irene berpamitan untuk kesekian kali lalu berjalan sembari menarik koper miliknya, melewati serangkaian pemeriksaan petugas di depan pintu. Sesaat setelah Irene menghilang, Wendy, Jisoo dan Seulgi berbalik pergi meninggalkan bandara dengan mobil masing-masing setelah mengantar Irene yang tadi menumpang di mobil Jisoo.
"Ke kampus?" Wendy bertanya melalui Pearl.
"Memang kemana lagi, Seul? Tidak ingat pesan Irene tadi?"
"Aku malas belajar, tolong." rengek Seulgi.
Jisoo terdengar tertawa, "Aku tidak."
"Ya iya, hari ini kan jadwal Pak pacar." celetuk Seulgi dan Wendy.
"Oh guys, kalian ternyata memahamiku dengan cara yang begitu manis."
"Menggelikan."
----
Pintu kamar terbuka. Seorang pria berjalan masuk dalam kegelapan menuju ranjang dimana Yerim tertidur dengan posisi seperti janin karena kedua tangannya terborgol di belakang dengan kaki yang juga terikat. Ia mengulurkan tangan menyalakan lampu yang ada di samping tempat tidur.
Jungkook, pria tampan yang baru saja kembali usai menyelesaikan pekerjaannya sebagai pengusaha muda sukses yang tak banyak orang ketahui memiliki pekerjaan gelap. Dengan kemeja di gulung sampai siku, sedikit berantakan itu mendudukkan dirinya pada sisi kosong ranjang. Tangannya terulur menyentuh permukaan wajah Yerim yang tertutupi anak rambut gadis itu.
Sebelum Jungkook pergi, ia telah memerintahkan para pelayan untuk memberi Yerim makanan namun menurut laporan Yerim menolak semua pemberian bahkan mengamuk dan menendang nampan yang di letakkan di atas ranjang. Bisa di lihat sekarang, seberapa kacau sprei putih milik Jungkook karena ulah Yerim.
Dalam keheningan kedua mata Yerim bergerak pertanda gadis itu tak nyaman berlama-lama tidur dengan posisi menyiksa. Yerim membuka mata, hal pertama yang menyambut ketika kedua mata cantik itu terbuka adalah hal yang tak di harapkan.
"Bagaimana tidurmu?" Jungkook mengulurkan tangan namun Yerim bergerak mundur.
"Buruk! Dan kau masih bertanya?" sambut Yerim sinis.
"Tuan, makan malamnya sudah siap." seru seorang pria mengetuk pintu. Jungkook melirik ke arah pintu yang tertutup rapat tanpa menjawab ia beralih memusatkan perhatian pada Yerim.
"Kita makan malam bersama. Kau belum makan apapun sejak datang ke sini."
"Datang? Kau menculikku, mungkin kau lupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Liars
Fiksi PenggemarBlackpearl adalah sebutan untuk kelima gadis yang selama ini menjalani hidup sesuai aturan mereka. Berbohong, menipu dan mencuri menjadi keahlian. Kehidupan masa lalu yang kelam telah membentuk kelimanya hingga menjadi kumpulan wanita kuat.. Bae Ir...