Taehyung mendongak dengan pandangan kosong tertuju ke depan dia tersenyum mendengar suara Vincent, "Jangan terlalu keras padanya." nasihat Taehyung menunduk, mengangkat tubuh Irene dan membawanya kembali ke Mansion.
"Kau masih saja lemah seperti dulu." desis Vincent.
"Apa kau sedang membicarakan dirimu juga?"
"Kita berbeda meski hidup dalam satu tubuh."
Setelahnya Taehyung tidak mendengar apapun lagi dari Vincent yang seperti memilih diam kali ini tapi bukan untuk mengalah, Vincent pasti tengah mmeperhatikan setiap gerak geriknya seperti biasa selalu dia lalukan selama mereka hidup berdampingan.
Beberapa pelayan terlihat bergegas menghampiri Taehyung dengan panik tatkala melihat tubuh Irene berada dalam gendongan tuan muda mereka. Sudah dapat dipastikan sehabis ini mereka semua akan kena masalah. Oh astaga, harusnya mereka bisa lebih teliti lagi, sungguh mereka sama sekali tak menyangka kalau perempuan yang menjadi tawanan itu berusaha kabur pantas saja sejak tadi perempuan itu tidak di temukan di ruangan manapun di Mansion.
"Tuan muda, maafkan kami." seru seorang kepala pelayan menghadap dengan kepala tertunduk takut di hadapan Taehyung.
Taehyung tersenyum, sunggug di luar dugaan, "Tidak apa, lain kali kalian harus lebih hati-hati. Aku berharap kejadian ini tak akan terulang."
Seluruh pelayan mendongak. Tatapan lega tergambar jelas di raut wajah mereka menyadari yang saat ini berdiri di hadapan mereka adalah tuan muda Taehyung.
"Yeonjun." panggil Taehyung kepada pengawal pria yang selalu bersamanya. Yeonjun sendiri sudah tau kalau saat ini adalah waktu bagi Taehyung untuk bangun. Ia telah terbiasa melayani kedua tuan mudanya yang memiliki sifat yang jauh berbeda.
"Ya, tuan."
"Aku ingin meminta data terakhir laporan penjualan perusahan kita di beijing." titah Taehyung pada Yeonjun. Taehyung sudah cukup lama tertidur dan mengabaikan pekerjaan yang tak mungkijn di urus oleh Vincent yang sangat masa bodoh untuk segala sesuatu tentang bisnis yang di miliki oleh Taehyung, Vincent lebih suka mengurusi organisasi gelapnya bersama lainnya.
"Baik, tuan." angguk Yeonjun berjalan pergi melaksanakan perintah Taehyung sedang sang tuan mud amelanjutkan langkahnya membawa Irene ke kamarnya.
----
Jisoo melirik jam tangannya, merasa sudah cukup waktu baginya untuk bersenang-senang. Perlahan Jisoo membalikkan tubuh, berjalan pergi dari kerumunan pesta namun di tangannya di tahan oleh Bobby, pasangannya malam ini.
"Mau kemana?"
"Sudah tengah malam, sebaiknya aku pulang."
"Kau bercanda? Ayolah Jisoo, apa salahnya tetap di sini sampai pagi?" bujuk Bobby lagi berharap Jisoo mau mengurungkan idenya untuk pulang lebih awal karena pria itu masih ingin menikmati waktunya di pesta tersebut.
"Maaf tapi aku tidak bisa dan kalau kau tidak bisa mengantarku, aku bisa pulang sendiri." Tolak Jisoo menarik tangannya dari pegangan Bobby kemudian berjalan keluar tanpa bisa di cegah oleh Bobby yang terlihat kembali asik menikmati pesta.
Jisoo sendiri tidak mempedulikan Bobby mau mengantarnya atau tidak, hanya saja pada jam segini sudah sangat sepi taksi dan dirinya bisa di bilang cukup bodoh karena tidak memaksa Bobby untuk mengantarnya sebagai tanggung jawab karena membawa Jisoo ke pesta teman wanita yang masih satu universitas namun tak dekat dengannya.
"Huh, lelaki jaman sekarang." Omel Jisoo kesal karena harus berjalan kaki menjauhi tempat pesta perempuan bernama Leehi itu di laksanakan. Beberapa mobil mewah lewat namun tak ada salah satu pun taksi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Liars
FanfictionBlackpearl adalah sebutan untuk kelima gadis yang selama ini menjalani hidup sesuai aturan mereka. Berbohong, menipu dan mencuri menjadi keahlian. Kehidupan masa lalu yang kelam telah membentuk kelimanya hingga menjadi kumpulan wanita kuat.. Bae Ir...