Seulgi menghabiskan banyak waktu, melakukan banyak hal bersama Jiseul dan anak-anak lain di panti asuhan yang juga menjadi rumah kedua baginya. Sebisa mungkin Seulgi meluangkan waktu untuk menemani Jiseul karena bagi Seulgi melihat perkembangan putranya sangat penting. Mungkin menghilang selama sehari tidak masalah lagian Irene belum memberi kabar atau sekedar mencari dirinya untuk menanyakan mengenai tugas Seulgi.
"Mau mama ceritain sesuatu? Jiseul mau dongeng apa?" tanya Seulgi yang baru selesai menganti baju santainya dengan pakaian tidur. Seulgi memang memiliki beberapa potong pakaian Di kamar Jiseul sebagai persiapan sewaktu-waktu jika dia ingin tinggal di sana.
Seulgi menghampiri Jiseul yang duduk menopang dagu di atas ranjang memperhatikan ibunya. Jiseul melepas tangannya lalu berhamburan ke dalam pelukan Seulgi yang berbaring di sampingnya.
"Jiseul tidak suka dongeng. Cerita seperti itu hanya untuk anak kecil, Mama." balas Jiseul membuat Seulgi mengernyit mendengar balasan putranya.
"Kan Jiseul memang masih kecil, sayang."
"Jiseul mau jadi orang dewasa saja biar bisa jagain mama."
Seulgi terkekeh lalu mencium gemas pipi Jiseul, "Aduh mama jadi makin sayang nih. Kalau begitu sekarang ayo tidur, ini sudah malam." titah Seulgi langsung di turuti oleh Jiseul yang memejamkan matanya cepat.
Setelah candaan panjang. Jiseul pada akhirnya terlelap dalam pelukan Seulgi di atas ranjang berukuran sedang di kamar miliknya sang kecil, Seulgi yang kembali gemas mengecup pelipi, hidung lalu kedua pipi Jiseul lembut.
"Terima kasih karena telah menjadi bagian dari hidup mama, sayang." bisik Seulgi.
Semula ia mengira bahwa hidupnya akan hancur karena hamil di luar nikah tapi kehadiran Jiseul justru memberi kekuatan untuknya. Bocah kecil itu adalah semangat Seulgi untuk terus melanjutkan hidupnya yang sudah berantakan sejak awal.
Drrrttt
Getaran pada ponsel Seulgi yang ia letakkan di meja samping tempat tidur Jiseul membuyarkan lamunan singkat Seulgi yang kemudian meraih ponselnya, membaca pesang singkat dari Irene.
The Leader
Kalian dimana?
Yerim menghilang.
Raut wajah Seulgi berubah drastis begitu membaca pesan dari Irene. Ia segera beranjak hendak pergi dari sana ketika tangannya tertahan oleh sesuatu."Mama, jangan pergi. Jiseul mau tidur bersama mama malam ini." pinta Jiseul yang ternyata terbangun dari tidurnya.
Seulgi meletakkan kembali ponselnya. Ia memang mengkhawatirkan Yerim tapi wajah lucu menggemaskan Jiseul ketika mengucapkan permintaannya adalah sesuatu yang tak bisa Seulgi tolak. Tatapan mata itu entah mengapa selalu mengingatkan Seulgi akan orang itu, jika sudah begini Seulgi tidak akan pernah bisa menolak keinginan Jiseul yang memiliki kemiripan 95% dengan orang yang telah memberikannya seorang putra menggemaskan seperti Jiseul.
"Baiklah, ayo tidur lagi." balas Seulgi berbaring kembali menarik Jiseul ke dalam rengkuhan hangat membuat bocah kecil itu tersenyum senang.
Sementara itu,
Pulang ke rumah mungkin bukan pilihan yang tepat untuk Wendy. Ketenangan yang dia inginkan sama sekali tidak akan dia dapatkan jika pulang ke rumah. Yang ada Wendy akan bertengkar dengan ibu tiri atau tidak saudara tirinya.
Wendy menanggalkan jubah mandinya ke salah satu kursi santai sebelum melompat masuk dalam kolam berenang. Salah satu kebiasaan yang sering dia lakukan ketika berada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Little Liars
FanfictionBlackpearl adalah sebutan untuk kelima gadis yang selama ini menjalani hidup sesuai aturan mereka. Berbohong, menipu dan mencuri menjadi keahlian. Kehidupan masa lalu yang kelam telah membentuk kelimanya hingga menjadi kumpulan wanita kuat.. Bae Ir...