PART 10

148 31 2
                                    

⛓️TAHAP DUA⛓️
-
-
-

----------

Bu Farah, Landra, Hana sedang merapihkan ruangan osis. Tepat dihari ini, tahap kedua sudah berlangsung. Jam sekolah sudah usai. Dan Landra meminta bu Farah agar memanggil keempat orang tersebut, untuk datang ke ruangan osis. Dan tidak jadi di lapangan. Kini, empat meja sudah berjejer dengan rapi, lengkap dengan kursinya.

"Landra, ini ibu titipkan pada kamu dan Hana, ya. Ingat, yang amanah. Gak boleh curang. Ibu pergi dulu ya, mau rapat." pesan Bu Farah.

"Oh iya bu, siap." jawab Landra dengan ramah.

Saat Bu Farah ingin keluar. Ia berpapasan dengan empat orang yang dipanggil tadi.

"Kalian gimana sih! Sudah dipanggil dua kali baru datang sekarang. Ingat loh, salah satu dari kalian bakal jadi calon anggota osis. Masa gak disiplin." omel Bu Farah.

"Iya bu, maaf." jawab mereka dengan kompak.

Bu Farah melihat jam tangannya, dan waktunya semakin mepet. "Yasudah, sana. Landra dan Hana sudah menunggu." Bu Farah mempersilahkan anak-anak itu untuk segera masuk. Dan ia pun pergi.

"Iya bu." jawab mereka berempat dengan berbarengan.

"Semangat ya Bu rapatnya. Jangan lupa bayangin wajah saya supaya lebih semangat." canda Karsa pada bu Farah.

"Kamu, bisa aja." Bu Fara sedikit tersipu malu. Dan sampai akhirnya ia pun pergi dari ruangan osis.

Lalu, mereka berempat pun langsung menghampiri Landra dn juga Hana yang berada di depan keempat meja dihadapannya.

"Duduk aja, lima menit lagi wawancaranya gue mulai." ucap Landra dengan to the point.

Ucapan Landra itu langsung diangguki oleh keempat orang di hadapannya. Setelah waktunya tiba-tiba, dan tidak mau berlama-lama lagi, Landra pun segera untuk memulainya saja. Landra langsung mengambil posisinya, berada di depan hadapan mereka berempat, dengan Hana disisinya.

Landra sudah memegang selembar kertas dengan tiga pertanyaan yang sudah tercantum. "Kayaknya, dimulai aja ya?" ucap Landra sembari melihat tangannya.

"Oke, disini saya akan mengutarakan tiga pertanyaan yang harus kalian jawab dengan benar, dan juga tepat. Kalau jawaban kalian tidak masuk akal. Mohon maaf, kalian akan tumbang." jelas Landra.

"Lan, itu jedai lo mau jatuh." ingat Karsa dengan maksud baiknya. Tapi, ia keluar topik dari pembicaraan saat ini.

Afga menoleh pada Karsa. "Gak nyambung lo. Orang lagi bahas pertanyaan, malah jedai. Mau caper ya lo?" ucap Afga yang tidak suka dengan tingkah Karsa.

"Maksud gue baik, ya. Dari pada jedainya jatuh, terus pecah. Landra bakal kegerahan!" tegas Karsa.

"Nyolot ya lo?!" Afga membenarkan duduknya menjadi lebih tegak lagi.

"Mending lo diem, atau gue buat muka lo babak belur!" ancam Afga pada Karsa. Afga juga sedikit menaikkan nada bicaranya.

Memejamkan matanya, lalu membuka jedai yang berada di rambutnya. Dengan kesal, Landra melempar jedai itu kearah Karsa. "Gue ngomong, gak ada urusannya sama jedai!" tegas Landra sembari menatap Karsa dengan tajam.

Afga tersenyum sinis dan mengejek pada Karsa. Tapi senyuman itu tak berlangsung lama terukir diwajahnya.

"Dan, Afga. Gak usah buat keributan!" ya, Afga pun juga kena incar juga.

Setelah keadaan membaik lagi. Landra pun meneruskan pembicaraannya. "Huh." hela nafas Landra.

"Kita lanjut."

AKU, KAMU, & ORGANISASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang