PART 16

118 30 1
                                        

⛓️AFGA EXPECTED⛓️
-
-
-

-------------

Di ruangan osis kini Landra dan para 5 calon wakil ketua osis kemarin dikumpulkan di sana, kecuali Afga. Bu Farah kini sedang mendengarkan rekaman audio antara Afga dan juga Jihan beberapa hari lalu. Bu Farah terlihat sangat marah setelah selesai mendengarkan rekaman tersebut.

"Benar-benar anak itu, bikin malu saja. Saya kira dia sudah benar-benar ingin berubah saat ia mengikuti pemilihan wakil ketua osis." kesal Bu Farah dengan bertolak pinggang.

"Saya harus tindaki ini. Jangan ada yang membesar-besarkan masalah ini, ingat! Saya mau ke ruang informasi dulu, dan kalian semua tunggu sini!" tegas Bu Farah.

Saat Bu Farah pergi, tiba-tiba saja terdengar suara tangisan dari jarak yang tak terlalu jauh. Dan suara itu berasal dari Kansa. Ia menundukkan kepalanya, menangis dengan tiba-tiba. Landra pun langsung menghampiri Kansa. Mengelus bahu Kansa dengan perlahan.

"Sa, lo gak papa?" tanya Landra untuk memastikan.

Dengan cepat, Kansa memegang tangan Landra dengan erat. "Lan, maaf, maafin gue, hikss." mohon Kansa.

"Maaf apa, Sa?" tanya Landra yang kebingungan.

"Maafin gue. Jangan keluarin gue dari sekolah ini. Karena gue gak tau lagi mau sekolah dimana lagi." mohon Kansa dengan panik.

"Hstt. Lo harus tenangin diri dulu, Sa. Duduk ya?" tawar Landra. Dan langsung di angguki oleh Kansa.

Landra dengan cepat mengambil air kemasan untuk diberi pada Kansa. "Ini Sa. Minum dulu biar lo tenang."
ucap Landra sembari menyodorkan sebuah air kemasan itu.

Setelah meminum sedikit air, dan Kansa merasa tenang. Lalu ia mengubah duduknya menjadi sedikit menyerong, menghadap Landra.
"Lan, maafin gue ya." mohon Kansa lagi.

Landra menghela nafasnya sejenak. "Ya maaf buat apa, Sa?"

Kansa sedikit gugup, lalu ia mulai menjelaskan semuanya pada Landra. "S-sebenarnya, gue nerima uang sogok dari Afga. Jadi, gue harus pura-pura ngalah gitu aja."

"T-tapi bukan buat hal macem-macem. Gue terpaksa harus nerima uang itu. Ibu gue masuk rumah sakit. Sedangkan ayah gue, entah dia pergi kemana, dia gak tanggung jawab. Jadi, mau gak mau gue harus menyetujui kesepakatan dari Afga itu" jelas Kansa.

"Lagian lo juga tau kan, semau apa gue jadi osis. Itu tujuan gue buat masuk sma. Dulu, gue pernah ikut, seleksi dan itu bareng juga sama lo ya kan? Tapi, gue malah gak lolos. Makanya, pas ada posisi wakil ketua osis yang kosong, gue seneng banget. Tapi, gue harus kubur dalam-dalam tujuan gue demi ibu gue." lanjut Kansa.

Sedangkan Landra yang mendengar, ia cukup terkejut akan hal itu. Tapi, ia hanya bisa menghela nafas panjang. "Iya, gue maafin. Lagian, lo dalam kasus ini cuma korban. Bu Farah gak bakal keluarin lo dari sekolah ini."

"Sekarang, lo tenang dulu ya. Kayaknya Afga mau dateng tuh." tebak Landra, karena di depan ruangan osis sudah terdengar suara gemuruh yang meneriaki nama Afga.

"Hm, makasih ya, Lan."

Dan benar saja, saat Landra menghampiri pintu, Afga datang bersama Bu Farah dengan diiringi anak-anak yang menyorakinya. Dengan segera, Bu Farah langsung menutup pintu ruangan osis. Afga datang dengan kondisi yang sudah babak belur, entah ia habis bertengkar, atau dikeroyok.

AKU, KAMU, & ORGANISASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang