⛓️PENYELIDIKAN⛓️
-
-
--
------------
Sinar matahari menyinari semua sudut rumah Karsa. Termasuk ruang keluarga yang terlihat begitu terang, karena banyak sinar matahari yang masuk kedalamnya. Karsa kini tak sendirian. Dari pagi-pagi buta dia sudah repot menelfon Nurul berulang kali. Sampai Nurul sedikit frustasi mendengar suara telfonnya berdering.
Dan kini, pukul 07.00 pagi Nurul sudah berada dirumah Karsa. Mereka duduk diruang keluarga sembari menonton kartun Doraemon.Terlihat mama Karsa turun dari tangga, menuju ruang keluarga. "Eh ada Nurul." sapa mama Karsa.
Nurul segera beranjak dari duduknya, dan segera menyalimi tangan mama Karsa. "Pagi Tan."
Dan dengan cepat, Nurul mengambil tentengan yang sedari tadi ia bawa-bawa. "Oh iya tan. Ini ada brownies dari mama." ucap Nurul sembari menyodorkan bingkisan tersebut.
"Repot-repot banget. Kayak siapa aja sih udah sering main kesini juga. Tapi makasih ya, bilang sama mama nanti." ucap mama Karsa yang tersipu.
"Rul, tante kan mau pergi sama mama kamu. Coba dong telfonin, tante udah telfon gak diangkat-angkat." suruh mama Karsa.
"Pantes. Handphone mama mati Tan. Tapi, pas Nurul mau berangkat mama udah bangun kok." ucap Nurul sembari tertawa.
"Hm, kebiasaan deh tuh mama kamu. Handphone gak pernah di cas." celetuk mama Karsa.
"Yaudah, tante mau mandi dulu. Kamu sama Karsa, kalau mau makan ada nasi goreng di meja makan."
"Iya tan, gampang itu mah." jawab Nurul dengan santai.
"Oke." balas mama Karsa sembari mengelus pundak Nurul. Dan pergi meninggalkan Karsa dan juga Nurul.
Karsa sedari tadi hanya fokus menonton kartun yang terlihatnya sangat seru. Lalu Nurul pun mendekati Karsa.
"Sa, kamu mau ngapain panggil aku kesini. Sampai telfon dua puluh kali lagi." tegur Nurul.
Karsa pun tersadar, lalu mengubah posisi duduknya menjadi menyamping, menghadap Nurul. "Rul."
"Apa?"
"Lo curiga gak sama Afga? Masa berandal, dan ketua geng begadulan kayak gitu bisa lolos dengan lancar sih." tanya Karsa.
"Eum, sebenarnya sih iya, Sa. Aku juga kaget pas kemarin dia menang." jawab Nurul. Yang juga merasakan hal yang sama dengan Karsa.
"Kan!"
"Gimana kalau kita selidiki aja, mau gak?" tawar Karsa.
"Tapi aku takut, Sa. Afga tuh bahaya. Dia punya banyak uang, apa pun bisa dia lakuin." jawab Nurul yang sedikit ragu dengan tawaran dari Karsa.
"Udahlah biarin aja."
"Wih, gak bisa gitu. Gak bisa." kekeh Karsa.
"Ayolah bantu gue, Rul. Gue harus kasih bukti demi Landra percaya sama gue." yakin Karsa, yang terus membujuk Nurul.
"Landra lagi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, & ORGANISASI
Teen Fiction( FOLLOW MY ACCOUNT SEBELUM BACA CERITA INI⚠️⚠️) ---------- Berkisah tentang Karsa yang memiliki paradigma dari orang lain sebagai soft boy, ia tertarik masuk osis karena ingin memulai pertemanan yang luas, tapi tidak tertarik dengan organisasinya s...