PART 31

47 12 0
                                    

⛓️PELAKU SEBENARNYA⛓️
-
-
-

----------

Hari ini Landra sudah siap untuk menemui Karsa yang tiga hari sudah keluar dari rumah sakit. Tapi sebelum itu ia mau pergi ke rumah Afga terlebih dahulu. Ia penasaran mengapa Afga menyuruhnya datang kerumahnya. Dan saat ini, Landra sudah sampai di depan rumah Afga, yang di halaman rumahnya ada beberapa mobil polisi. Dan Landra langsung berasumsi bahwa Afga sudah tertangkap. Ia pun lega dan mulai melangkah masuk.

Tapi, saat ia baru sampai di depan pintu utama rumah Afga, beberapa polisi keluar dengan Broto di tengah-tengahnya, dengan tangan yang sudah di borgol.  Landra langsung memundurkan langkahnya dan mematung sejenak, sebelum Afga muncul beberapa detik dari itu.

Afga berhenti di depan Landra sembari menatap sang papa dengan tatapan yang kosong. Sampai Broto pun masuk ke dalam mobil polisi. Lalu salah satu polisi pun menghampiri Afga sembari mengulurkan tangannya.

"Terimakasih atas kerja samanya."

"Saya izin membawa pak Broto." ucap polisi itu.

"Sama-sama pak. Hukumlah dia sesuai dengan perbuatannya."

"Siap, saya pamit dulu."

Lalu, bunyi sirine terdengar tapi, suara itu mulai menjauh. Menandakan mobil itu mulai menjauh.

Sedangkan Landra hanya bisa mengerutkan keningnya. "Kok bisa?" tanya Landra pada Afga yang memutar tubuhnya ke arah dia.

"Masuk." ucap Afga singkat.

Dan kini mereka berada di area kolam renang outdoor. Mereka duduk di kursi yang berada di tepian.

Afga pun menyalakan sebatang rokok, lalu ia isap dan hembuskan.

"Bokap gue lakuin itu semua cuma gara-gara mau anaknya jadi orang yang berprestasi. Katanya, dia sebelumnya mau nyingkirin lo. Tapi, katanya lo udah baik banget sama gue dan dia dulu. Dan pada akhirnya ia memilih untuk menyingkirkan Zaskia." ya, saat dulu Landra dekat dengan Afga, ia sangat baik pada kedua orang tua Afga.

"Gue nyogok orang-orang yang mau seleksi jadi waketos biar mereka mundur, itu semua suruhan papa gue. Demi melihat anaknya mengisi hari dengan kegiatan positif, dia demi mengorbankan dirinya sendiri."

"Tapi, ini salah dia yang membuat gue jadi kayak gini. Salah mereka lebih tepatnya."

"Gue benci banget ngeliat orang tua gue kalau pulang kerumah selalu bawa pasangan masing-masing. Jadi berasa  punya orang tua empat, tapi mereka semua gak ada gunanya"

"Gue kayak gini juga bukan karena kemauan gue. Ini terjadi karena takdir. Takdir yang gak adil sama gue."

Landra pun menyimak semua perkataan Afga dengan wajah yang iba. "Ga, sorry gue udah nuduh lu sorry bang—"

"Hm, gue gak masukin ke hati ini. Jadi santai gak usah banyak drama minta maaf." ucap Afga dengan dingin.

"Iya." ucap Landra dengan wajah masam.

"Kalo lo gak percaya sama omongan gue tadi, lo bisa liat buktinya sendiri di kantor polisi."

"Chk, iya elah, gue percaya." ucap Landra dengan wajah masam.

AKU, KAMU, & ORGANISASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang