PART 30

51 15 0
                                    

⛓️PERBAIKI SEBELUM
TERLAMBAT⛓️
-
-
-

--------

Pada hari sabtu pagi Landra duduk santai di bawah pohon rindang dengan ditemani secangkir kopi. Ia hanya menikmati angin pagi yang masih sejuk. Jarang-jarang ia melakukan hal ini setelah menjabat sebagai ketua osis. Kehidupannya sangat sibuk sampai-sampai seseorang yang menyayanginya sangat rindu. Di akhir masa jabatannya kini tugas Landra tidak sepadat sebelumnya, jadi ia sudah bisa santai yang sangat ia rindukan.

Saat ia lagi menikmati itu semua, Fitri datang menghampiri anak sulungnya lalu duduk di kursi kosong sebelah Landra.

Melihat anaknya ini hanya menatap sesuatu tanpa berkedip, Fitri pun menepuk pundak Landra. "Lan."

Landra pun mengerjapkan matanya perlahan dan menoleh ke arah Fitri. "Eh ibu."

"Tumben mau duduk di teras, biasanya hari libur main sama Fafa dan Yoliva?"

Terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan itu, Landra hanya bisa mengelak. "Mereka lagi ada acaranya masing-masing aja, makanya lagi gak main dulu." yakin Landra, dengan raut wajah yang kurang meyakinkan bagi Fitri.

Fitri menghela nafasnya sejenak, lalu tersenyum simpul sembari mengelus rambut anaknya. "Kamu mau bohong sama ibu?" tanya halus Fitri.

"Kamu dengar ya Lan, setiap ibu di bumi pasti tau keadaan seorang anaknya dengan sekali melihat ekspresi sang anak. Ia tahu mana raut wajah bahagia dan yang pura-pura bahagia."

"Jadi?" Fitri menggantung ucapannya dan menunggu Landra untuk jujur.

"Iya, aku lagi berantem sama Fafa dan Yoliva."

"Karena apa sayang?"

"Soal Yoliva, dia ternyata selama ini suka sama Karsa, bu. Jadi aku tegur dia."

"Hm, cukup mengejutkan ya." ucap Fitri yang merasa tak menyangka.

"Terus?"

"Dibilang aku egois. Tapi aku cuma negur dia dan bilang jangan rebut Karsa dari aku." cicit Landra.

"Memang selama ini ada pergerakan Yoliva ingin merebut Karsa dari kamu?" tanya Fitri.

Landra hanya menggelengkan kepalanya. "Dia malah ngedukung aku bu, seolah-olah kalau dia tuh gak ada perasaan sama sekali sama Karsa."

"Lalu, pas kemarin aku lihat buku diarynya yang tertulis tentang Karsa disana aku kaget banget. Dan itu sama aja dia ngehianiti aku kan bu?"

"Enggak sayang, yang dilakukan Yoliva itu bukanlah suatu penghianatan. Melainkan dia memilih bungkam demi sahabatnya sendiri. Rela mengalah demi sahabatnya sendiri, dan tidak memikirkan dirinya. Itu suatu hal yang harus kamu hargai. Bukan malah kamu menuduh dia yang tidak-tidak. Itu salah, Lan."

"Merelakan seseorang yang dicintai demi sahabatnya sendiri itu adalah sebuah proses yang menyakitkan."

"Proses yang tidak pantas dibalas dengan kata-kata yang kamu lontarkan itu."

"Karena merelakan seseorang yang dicintai saja sudah sangat menyakitkan bagi hatinya. Dan kamu mau tambah menyakiti hatinya?" Landra hanya menggelengkan kepalanya.

AKU, KAMU, & ORGANISASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang