PART 28

62 31 0
                                    

⛓️ AKU MENUNGGU ⛓️
-
-
-

-------

Selepas pulang sekolah Landra langsung datang kerumah sakit. Ia segera menunju ke ruangan rawat Karsa. Karsa masih kritis, terkapar tak berdaya dan belum sadar.  Setelah masuk kedalam ruangan, Landra langsung menyalimi tangan Karina, karena sedari kemarin ia yang menjaga Karsa. Sampai-sampai ia melewati beberapa meating di perusahaannya, demi menemani anak kesayangannya ini.

"Tan." panggilan Landra bermakna dalam, ia berharap kalau Karsa sudah sadar, dan hanya tertidur untuk istirahat saja.

Dengan lembut Karina mengelus pipi Landra dan mengulum bibirnya sendiri. "Iya sayang, sabar ya? Yang berharap Karsa sadar gak cuma kamu, tante juga. "

"Ini gara-gara aku tan, gara-gara aku. " Landra menggenggam tangan Karina yang ada di pipinya. Ia menggelengkan kepalanya, yang disusul air mata membasahi pipinya.

"Tante kemarin bilang apa? Gak ada yang salah disini."

"Tapi—"

"Hst, jangan bilang apa-apa, kita sekarang harus berdoa buat Karsa supaya dia cepat sadar. Tante yakin dia bisa sadar, dia anak yang kuat."

"Boleh titp Karsa sebentar, Lan?"

"Tante mau ke kantin dulu, mau beli makan. Pasti kamu juga belum makan kan?"

"Iya tante ." jawab Landra sembari menganggukkan kepalanya.

Karina pun menepuk pelan pundak Landra, habis itu dia langsung pergi.  Landra duduk di kursi sebelah ranjang Karsa, ia menggenggam tangan Karsa, merasakan keheningan ruangan sembari memejamkan mata. Ruangan hening itu sangat tenang, apa lagi alat elektrokardiograf yang bersuara menemaninya.

Dilain sisi si gadis berkepang dua dengan riang gembira berjalan sedang menuju ruang rawat Karsa sembari membawa parsel buah-buahan. Yang tak kala itu adalah Nurul. Tapi, malang sekali gadis itu. Saat berdiri tepat di depan pintu kamar rawat, ia melihat dari kaca yang berukuran tidak terlalu besar, bahwa ada Landra yang sudah menemani Karsa di dalam.

Wajahnya langsung berubah 180⁰ , wajahnya menjadi lesuh, ia segara memutar badan. Tapi tak sangka saat berbalik badan, ia langsung bertemu Abinawa.

Bagaikan malaikat, Abinawa selalu ada di dekat dirinya. Nurul pun terkaget. Lalu ia menghembuskan nafasnya sejenak.

"Bi, ngapain kamu disini?" tanya Nurul bingung.

"Ya, mau jenguk Karsa. Karsa kan temen aku."

"Kamu ngapain berdiri disini, bukannya masuk." Abinawa berjalan menuju pintu, hendak masuk, tapi ia melihat Landra yang tertidur di sebelah Karsa.

Abinawa pun berbalik lagi pada Nurul. "Yang sabar." ucapnya.

"Hah? Apa maksud kamu?" belagak tidak tahu saja Nurul.

Lalu, Abinawa terkekeh pelan. "Dasar, wanita, pasti selalu bohong sama perasannya sendiri."

"Ikut aku ke rooftop aja yuk? Mau gak? Aku tau kamu gak akan masuk kedalam sana."
ajak Abinawa, yang diangguki oleh Nurul.

Sesampainya di rooftop, Abinawa mengajak Nurul duduk di tepi rooftop yang di belakangnya masih ada pembatas. Keduanya menikmati angin yang sangat sejuk. Karena kini cuaca sangat sejuk sekali, langit mendung, dan angin sepoi-sepoi menerpa keduanya yang berada di rooftop.

AKU, KAMU, & ORGANISASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang