PART 11

142 25 2
                                        

⛓️ KECURIGAAN ⛓️
-
-
-

-------------

Pukul dua belas siang tiba. Istirahat kedua sudah berlalu dari 5 menit yang lalu. Landra dan Yoliva sedang duduk di meja kantin, hanya berdua. Mereka menunggu Fafa yang tak kunjung datang. Sampai Landra dan Yoliva melihat Fafa dari kejauhan bersama Afga. Setelah Fafa dan Afga berpisah, Landra dan Yoliva saling bertatapan dengan serius. Fafa pun menghampiri Landra dan Yoliva.

"Hai guys. Nunggu lama ya?" tanya Fafa, yang disambut dengan tatapan mata yang sinis, dari kedua sahabatnya.

"Lama!" jawab Yoliva dengan nge-gas.

"Perasaan cuma lima menit." ucap Fafa sembari menggaruk tengkuknya, lalu ia duduk.

"Kalian kenapa sih, natap gue udah kayak singa, serem tau." kata Fafa yang heran, dengan tatapan kedua sahabatnya yang sangat seram.

"Lo deket sama Afga?" tanya Landra langsung pada intinya.

"Sedikit, kenapa?"

"Lo gak suka ya? Karena lo pernah suka sama dia?"

Landra menghela nafasnya. "Bukan gitu. Gue cuma gak mau lo sakit hati karena dia, Fa. Dia brengsek." nyata Landra.

"Enggak kok, dia baik sama gue." balas Fafa dengan tampang polosnya.

"Dulu, pas dekat sama gue juga gitu. Sikapnya baik kayak malaikat, padahal aslinya kayak iblis." ucap Landra yang berusaha meyakinkan Fafa.

Sempat diam sejenak, Fafa pun masih saja membela Afga, lagi. "Dia udah berubah tau. Dia baik banget sama gue. Sampe gue kayaknya salting." ucap Fafa sembari senyum-senyum tak jelas.

Refleks, Landra dan juga Yoliva melotot kaget. "ENGGAK!" ucap mereka berdua secara berbarengan.

Fafa menatap keduanya, dengan dahi yang mengkerut. "Kenapa?!"

"Dia tuh gak benar, Fa!" tegas Yoliva yang duduk disebelah Fafa.

"Ah, kalian mah gitu. Gak ada suportnya sama sekali!" Fafa kesal, dan beranjak dari duduknya.

"Gue mau ke kelas aja!" kesal Fafa, dengan bibir yang dikerucutkan.

"Dih, dibilangin juga. Malah ngambek." ucap Yoliva, sembari menatap kepergian Fafa.

"Gak tau lah. Biarin dia rasa sendiri dulu. Biar dia tau, kalau Afga tuh brengsek." saut Landra.

Saat Landra dan Yoliva sedang memakan mie ayam dengan tenang. Tiba-tiba saja, Karsa datang dengan wajah berserinya ketika melihat Landra. Karsa langsung mengambilnya posisi, dan duduk disebelahnya Landra.

"Hai, Lan." sapa Karsa.

"Ehem, ehem. Gue segede ini gak di sapa?" sindir Yoliva.

Dan Karsa langsung menatap Yoliva, yang berada di sebrangnya. "Eh iya." Karsa menggaruk tengkuknya, sembari tersenyum gigi.

"Halo, Yoliva." sapa Karsa.

"Telat!" tegas Yoliva.

Yang tadinya Karsa tersenyum. Senyuman itu pun memudar. "Dasar, cewek."

"Udah ah, gue mau ke kelas aja." sambung Yoliva.

"Eh Liv. Gue ikut." cegah Landra.

"Gak usah. Temenin aja tuh, Karsa. Kasian." tolak Yoliva. Dan setelah itu langsung pergi.

Setelah Yoliva pergi. Landra hanya diam. Jujur, ia masih kesal dengan Karsa. Karena hal kemarin? Mungkin. Karena Landra juga tidak mengerti, dan tidak mau mengakui perasaan kesal itu pada dirinya sendiri.

AKU, KAMU, & ORGANISASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang