PART 32

33 10 0
                                    

⛓️KAU RUMAHKU⛓️
-
-
-

------------

Afga pun menghentikan mobilnya yang bersuara cukup berisik di depan rumah Fafa. Tanpa disadari suara itu membuat Gio keluar dari rumah dan sudah menunggu kedua orang itu di depan pintu.

Saat keduanya mulai mendekat, Gio memasang wajah datar dan sangat menyeramkan, hal itu membuat Afga sedikit tegang. Untuk menghilangkan ketegangannya itu Afga pun berpura-pura merapihkan bajunya.

Dengan sangat penasaran, Gio menatap Afga dengan pandangan sengit dengan kepala yang terus mendekat pada wajah Afga.

"Afga?" tanya Gio sembari menaikkan alisnya.

"I-iya om." jawab Afga gugup sembari menurunkan lengan baju pendek yang ia gunakan untuk menutupi tatonya.

"Umur berapa kamu?" tanya Gio lagi.

"17 om."

"Itu lengan baju kamu kok panjang sebelah?" tanyanya sembari menaik turunkan alisnya.

Dengan cepat Gio membuka lengan baju yang panjang sebelah itu. "Tato?!"

"Duh, e-enggak om ini tato palsu, nanti bisa diapus." ucap Afga yang panik.

Tapi, seketika raut wajah Gio menjadi tersenyum jahil pada Afga. "Om iuga punya." lalu Yuda menunjukkan tato yang berukuran sedang di antara leher dan dada.

"Santai bro, santai." tawa Gio pun pecah saat itu juga, karena ia sangat puas melihat wajah ketegangan dari Afga.

Gio menepuk pundak Afga. "Biasa aja kali, dulu pas muda om juga gitu, bandel. Gak bandel gak afdol, ya gak?"

Tawa dari Afga pun mulai terdengar, dan ia pun bisa menghembuskan nafasnya dengan lega. "Om, saya kaget."

"Yoi om, gak bandel gak afdol." ucap Afga yang membalas ucapan Gio tadi.

"Fa, ketemu temen nih papa." ucap Gio dengan bangga sembari melirik Afga yang sudah dirangkulnya.

"Papa pinjem dulu ya." ucap Gio yang mulai menggiring Afga sembari merangkulnya.

Lalu Afga menoleh pada Fafa untuk meminta jawaban. Dan Fafa pun menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.

Fafa melewati ruang makan yang di kursi makan sudah ada Afga dan juga Gio yang sedang berbincang santai. Tapi Fafa langsung menghampiri Gisel yang sedang berada di area dapur.

"Bunda." sapa Fafa yang mengambil posisi di sebelah Gisel.

"Eh sayang, kok udah pulang? Katanya tadi main di rumah Afga?"

"Oh iya, kapan dong kamu ajak si Afga kesini? Bunda pengen liat wajahnya, pasti ganteng ala-ala bad boy gitu kan, kayak ayah kamu dulu." ucap Gisel sembari senyum-senyum sendiri.

"Ish bunda, mau ngerebut Afga dari aku? Gak pantes tau, bunda udah tua!"

Gesek tertawa puas. "Ya ampun Fafa, segitu sayang ya kamu sama si afga-afga itu?"

"Bunda gak akan ambil dia, sayang. Cuma pengen tau aja anaknya gimana, terus seberandal apa sih sampai satu sekolah tau dia."

"Dari pada bunda kebanyakan nanya, tuh orangnya di meja makan lagi ngobrol sama ayah."

Wajah Gisel pun syok dan diam sejenak untuk mendengar lebih jelas suara mengobrol di ruang makan.

"Oh iya, berarti pas banget dong bunda juga lagi masak banyak. Yaudah kamu mending bawa itu ke meja makan. Ini supnya juga sudah mau matang." tunjuk Gisel ke arah beberapa makanan yang sudah matang.

AKU, KAMU, & ORGANISASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang