PART 8

132 25 0
                                    

⛓️SELEKSI⛓️
-
-
-

------------

Di hari Kamis siang. Landra sedang duduk di tepi lapangan, sembari menunggu seseorang. Landra berteduh di bawah pohon rindang, agar dirinya tidak kepanasan. Sudah lewat dari 10 menit Landra berada disana. Padahal Landra menyuruh Karsa datang pada 10 menit lalu. Dan Landra sampai bersumpah, jika Karsa sampai, ia akan menghukumnya untuk di jemur ditengah lapangan.

Syukurlah, akhirnya Karsa datang juga. Cowok itu berlari menuju Landra yang sedang duduk di kursi panjang, dibawah pohon rindang. Saat sampai di hadapan Landra. Karsa terengah-engah, dan menstabilkan nafasnya sebelum ia memilih untuk berbicara.

Landra berdiri, dan mendekati Karsa. "Dari mana aja tuan raja?" tanya Landra, dengan mendekati mukanya pada Karsa.

Seketika Karsa langsung gugup, nafasnya berhenti sejenak, sampai Landra menjauh dari wajahnya. Karsa pun menghembuskan nafasnya dengan lega. "Maaf, gue lupa. Hampir aja tadi gue mau pulang."

"Dih, enak aja lo. Kalau lo pulang, terus gue nungguin lo sendiri di sini sampai sore gitu?!" kesal Landra, apalagi ditambah cuaca yang sedang terik-teriknya, dan hal itu membuat emosinya semakin membara.

"Tapi kan, gue udah sampai sini. Gak jadi pulang. Jadi gak usah marah kek." jawab Karsa dengan wajah tertekannya.

"Lagian, lo ada apa sih panggil gue kesini?" tanya Karsa.

Landra menghela nafasnya dengan berat. Dan berusaha menenggelamkan emosinya itu. "Gue disuruh bu Farah buat seleksi lo, buat masuk osis." jawab Landra.

Setelah mendengar jawaban dari Landra, mata Karsa berbinar. Ia sungguh sangat senang. "Benar? Lo gak ngeprank gue kan?" tanya Karsa dengan wajah gembiranya.

Dan, Karsa pun refleks memeluk Landra saking senangnya. "Makasih Lan, makasih. Akhirnya, gue bisa masuk organisasi ini. Yeay." celoteh Karsa sembari memeluk tubuh Landra dengan begitu semangat, dan juga gembira.

Sampai Karsa pun sadar, ia melepaskan pelukannya itu, dan menggaruk tengkuknya. Karsa seketika merasa sedikit canggung. "S-sorry, gue refleks."

Landra pun tidak menjawab kata-kata Karsa itu. Berdehem sembari merapihkan almamaternya. Landra tetep stay cool kembali. Walau, sebenarnya perasaannya tadi itu sempat tercampur aduk. "Ini cuma seleksi. Lo belum tentu masuk. Jadi jangan kesenangan dulu." ucap Landra dengan lumayan pedas.

"Gak papa, yang penting gue bisa sama lo terus." ceplos Karsa.

Lalu, Karsa menutup mulutnya menggunakan telapak tangan. "Eh enggak, maksudnya, gue bisa sama lo biar dapat ilmu gitu." elak Karsa untuk mengalihkan perkataannya yang tadi.

Sebenarnya Landra mengerti dari maksud Karsa sebelumnya. Tapi, ia pura-pura saja seperti tidak mendengarkan perkataan Karsa tadi. "Seterah. Yang penting, gue mau mulai seleksi lo, yang pertama."

"Hah?!" tanya Karsa kaget.

"Sekarang?"

"Iya lah. Ngapain besok-besok, lama!" tegas Landra, sembari mengeluarkan ponselnya dari kantong sakunya.

"Sini." ajak Landra untuk menyuruh Karsa untuk ikut duduk di bawah pohon rindang itu. Landra tidak duduk di atas kursi. Ia duduk di atas tumpukan batu bata yang sudah tersusun rapih.

AKU, KAMU, & ORGANISASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang