CHAPTER 07

550 109 14
                                    

Insting pertama bagi seorang petugas polisi adalah curiga. Tapi kali ini Wang Yibo tidak. Setidaknya tidak pada pemuda manis yang tiba-tiba mendekatinya. Lagipula dia tidak takut, sang inspektur tahu dia bisa mengatasi orang jahat dengan rumor tentang sikap galaknya yang tersebar di seluruh kota.

"Boleh aku duduk di sini?" Pemuda berkacamata menarik kursi di seberang meja Wang Yibo. Si petugas hanya mengangguk dan menatap terpana seperti orang bodoh.

Suaranya, wajahnya, begitu jelas, begitu realistis, Yibo bahkan bisa mendengar suaranya memutar nada indah yang berulang di dalam kepalanya.

"Kau polisi itu, kan?" pemuda manis bertanya, masih dengan gaya anggun dan misterius.

"Ya. Wang Yibo. Inspektur Wang Yibo."

"Aku tahu kau berbeda dari mereka, tidak heran auramu begitu tegas dan sikapmu sangat serius." Si pemuda manis tertawa kecil, jemari rampingnya diletakkan di atas meja, menarik perhatian Wang Yibo.

"Kau penyanyi di sini, bukan?" Dia memancing pihak lain agar mau mengenalkan diri lebih jauh, jika memungkinkan, dengan nomor ponsel dan juga alamat lengkap.

Pemuda itu mengangguk dengan senyuman yang masih belum memudar.

"Namaku Sean. Ya, aku penyanyi di kafe ini, terkadang di beberapa kafe lain dan juga mengisi acara pesta di tempat lain."

"Polisi dan penyanyi kafe," Wang Yibo bergumam, tenggorokannya serasa kering.
"Bagaimana bisa dua orang dengan profesi berbeda bisa sama-sama terjebak di sudut penuh asap pada tengah malam," ia terkekeh pelan, merasa ironis.

"Ada sesuatu yang mempertemukan kita, Inspektur." Sean melirik sekilas, kerlingannya berkilau.

"Menurutmu apa itu?"

"Kepedihan."

"Hmm?" Wang Yibo mengangkat alis.

"Kupikir kau selalu tersenyum di setiap malam."

"Tuntutan pekerjaan," Sean mendesah. "Orang-orang yang berkumpul dan minum di tempat ini semuanya penuh kepalsuan, bagaimana menurutmu?"

"Kau benar." Wang Yibo mengangguk.

"Menurut perkiraanku, kau sudah lama hidup menderita. Tatapan matamu menjelaskan sebuah luka. Sebelum malam ini, aku pernah melihatmu. Waktu itu kau terlihat menderita dan kali ini, kau masih menderita." Sean menatapnya dengan senyuman tipis.

"Aku juga pernah melihatmu," tukas Wang Yibo, dia balas menatap, hanya lebih lembut dan berusaha terlihat bersahabat.

"Suatu malam di kafe ini, mungkin beberapa bulan yang lalu, kau menyanyikan lagu sendu yang membelai jiwa-jiwa yang nyaris mati. Dan beberapa hari lalu, aku juga melihatmu di Ring Road."

Sean melemparkan pandang sesaat ke arah lain, beberapa pengunjung terlihat sangat mabuk hingga banyak dari mereka menundukkan kepala bertumpu pada tangan-tangan mereka. Lantunan musik masih berkumandang entah menghibur siapa. Pemuda manis itu tersenyum samar dan pahit, lantas kembali menatap Wang Yibo.

"Apa yang kau lakukan pagi itu di Ring Road?" tanya Yibo, menatap lekat.

"Hanya menonton." Sean mengangkat bahu. "Bagaimana pun, kecelakaan itu satu peristiwa langka, tambahan pula, korbannya adalah aktor Zhang Yixing. Semua orang ingin menonton penyelidikan polisi pada hari itu."

Wang Yibo mengangguk-angguk. Alasan sederhana dan masuk akal, walaupun dia ingin jawaban yang berbeda.

"Awalnya kukira kau mengetahui sesuatu tentang peristiwa kecelakaan itu. Jaraknya hanya beberapa ratus meter dari kafe ini."

𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐨𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang