Keheningan mengendap di udara untuk beberapa lama. Saat itu pesawat telepon di meja inspektur berdering.
Awalnya Wang Yibo mengabaikan dering itu dan dengan susah payah terus berkonsentrasi pada potongan informasi dari Haikuan.
Tapi dering itu terus mengganggu membuat sang inspektur segera mengangkat dengan alis bertaut.
"Inspektur Wang Yibo."
Suara tergesa seorang pria muda bicara di sambungan telepon.
"Pak, saya menelepon dari Shanghai Times untuk mengkonfirmasi berita. Ada sumber yang mengatakan kepada kami bahwa ada nomor tak dikenal di ponsel Zhang Yixing. Apakah benar kalau panggilan telepon terakhirnya---"
"Siapa yang memberitahumu itu?" Wang Yibo berseru sambil mencoba tenang tapi gagal menahan lidahnya. Dia lelah dan pening karena kurang tidur dan dia tidak membutuhkan pertanyaan wartawan atau sindiran media.
"Teleponnya rusak terendam air, sekarang sedang diperbaiki!"
Dia menaruh telepon dengan keras, tidak ingin bicara lagi. Kejengkelannya seketika memuncak, bahkan setelah menghabiskan sisa kopi.
"Kumpulkan para petugas di dalam ruang rapat!" dia berkata tegas pada Haikuan.
"Ya, Pak."
Apakah itu wartawan? Haikuan menduga-duga sumber kejengkelan sang inspektur.
"Sekarang pers memasang telinga dan mengintai tempatku?" Wang Yibo menggerutu. Pikirannya berputar sekarang, membayangkan bagaimana para reporter itu menemuinya di setiap tempat secara acak.
Sekali lagi ada keheningan yang tidak nyaman saat semua petugas berkumpul di ruang rapat. Sementara Wang Yibo duduk di atas meja, tepat di depan kepala-kepala yang bertanya-tanya.
Sang inspektur melayangkan tatapan setajam mata elang seolah-olah akan menyerang dan mencakar.
"Siapa di sini yang bicara pada pers??" tanyanya menggema keras, seiring kerutan di kening semakin dalam.
Tak ada yang bereaksi. Ruangan sangat hening, jenis kesunyian yang bisa dipecahkan oleh dengung sayap nyamuk. Semua petugas menurunkan pandangan ke lantai.
"Ayolah! Siapa di sini yang mengenal wartawan? Untuk mencoba membocorkan berita!" Wang Yibo mengulang, tanpa menurunkan intonasi suara.
"Tak ada yang menjawab? Haikuan! Sita ponsel mereka semua! Cepat!"
Bergegas ke tengah para petugas yang termangu, Haikuan meminta rekan-rekannya menyerahkan ponsel mereka untuk sementara.
Wang Yibo turun dari meja, melangkah ke depan semua petugas.
"Ini high profile case!" Dia mendatangi mereka satu persatu, memandang wajah-wajah itu dari dekat. Khawatir mereka tidak menangkap keseriusannya.
"Jangan bicara pada media! Rincian otopsi dan laporan forensik maupun setiap bukti yang kita dapatkan, tidak boleh ada yang membocorkan sampai kasus ini dipecahkan. Mengerti?!"
Semua kepala masih tertunduk. Masing-masing saling menebak siapa di antara mereka yang berani mengontak media.
"Apakah sudah jelas?!" Wang Yibo kembali menegaskan.
"Aku bilang, jangan bicara pada media! Kalau ada fakta baru maupun kurang jelas, kalian bisa bicara padaku."
Kepala-kepala itu serentak mengangguk. Mereka memandang sungkan.
"Baiklah! Kembali bekerja!"
Wang Yibo berbalik dan meninggalkan ruang rapat untuk kembali ke ruangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐨𝐧𝐠
Фанфик"Jika seseorang tak pernah ada, maka bagaimana dia bisa menghilang?" Kalimat yang terucap dari seorang penyanyi kafe malam bernama Sean itu selalu terngiang di telinga Inspektur Wang. Semua yang terjadi di sekitarnya selalu berbalut misteri. Kasus k...