Hotel Jasmine
Letnan Haikuan telah kembali dari Hangzhou. Jadi, seperti biasa, dia menemani Wang Yibo untuk mencari informasi di hotel Jasmin. Sang inspektur bersikeras bahwa pasti ada seseorang di sana yang mengenal Gao Han dan bisa memberikan secuil informasi berharga yang bisa dijadikan petunjuk untuk melacak keberadaan preman Ring Road itu.
Sang inspektur terlihat agak lelah siang ini. Sang letnan tidak banyak bicara mau pun bertanya. Dia mengemudi hati-hati, berjuang melintasi kota sementara perhatiannya sesekali mengintip pada wajah Wang Yibo yang cemberut dengan kepahitan di mata membebani dirinya. Ada begitu banyak hal lain yang mungkin dia pikirkan. Terlalu banyak hal lain.
Begitu mereka tiba di depan hotel, sang inspektur keluar dari alam pikirannya yang misterius. Keduanya turun dari mobil, berjalan masuk ke dalam hotel. Lobi luas diisi beberapa set meja kursi dan mata Wang Yibo seketika menjelajah untuk mencari wajah-wajah yang mungkin dikenalnya.
Tatapan tajam dan dinginnya mulai goyah setelah terpaku pada satu set kursi meja ketiga atau keempat dari arah dinding bagian ujung ketika ia menyadari di sana duduk seorang pemuda manis yang selalu mengisi pikirannya akhir-akhir ini. Wang Yibo berdiri termangu hingga tidak menyadari bahwa Letnan Haikuan telah pergi ke pusat informasi tanpa ia sadari.
Segera setelah Wang Yibo mulai merasa kehilangan, akhirnya Sean muncul kembali dengan pilihannya sendiri dan menampilkan senyum manis di wajahnya.
Sean bangkit dari kursi, bergerak melintasi meja demi meja dan mendorong satu pintu menuju bagian lain dari hotel berupa koridor lebar dengan satu lift kaca di ujung lorong. Dia tidak mengatakan apa-apa tapi sorot matanya mengisyaratkan lain dan seperti ada daya magnet yang kuat, Wang Yibo seketika mengikuti Sean melewati pintu.
Pemuda manis itu berhenti tepat di depan lift. Tak ada siapapun di koridor ini, mungkin Sean merasa tidak nyaman bicara di tengah keramaian, di bawah tatapan berpasang-pasang mata yang penuh curiga.
"Aku tahu kau akan kembali," Sean bersandar ke dinding. Meski lampu tidak seterang di area lain, melainkan lebih redup dan dingin, penampilan Sean terlihat jelas dan memukau seperti biasanya dengan setelan jas hitam tanpa dasi.
"Kenapa kau tidak menjawab teleponku?" Wang Yibo berdiri terpaut jarak selangkah di dekat Sean. Menatap penuh semangat.
"Pasti ada alasan mengapa kau mengontak aku," Sean melayangkan lirikan nakal yang sedikit tidak sesuai dengan aura lembutnya selama ini.
"Dan itu pasti tentang investigasi yang tengah kau jalankan. Kau ingin memperoleh petunjuk dariku bukan?""Itu bukan alasan aku mengontakmu."
"Lalu?" Sean menoleh, tersenyum tipis. "Mengapa kau di sini? Kau sedang mencari petunjuk bukan?"
Wang Yibo tidak menjawab.
"Ayolah. Jangan berbohong padaku," lanjut Sean.
"Aku -- " sang inspektur menelan liur.
"Aku kesepian."
Sean mendecakkan mulutnya beberapa kali, terkesan prihatin sekaligus mengejek.
"Aku bisa merasakan itu," ia menanggapi.
"Kau terlihat sangat tidak bahagia. Benar begitu?"Terperangkap dalam pesona Sean yang lembut namun meracuni atmosfir di sekitar, Wang Yibo hanya termangu kaku. Dia bahkan nyaris melupakan tujuannya datang ke hotel Jasmin.
Dan tiba-tiba ia kembali teringat sesuatu.
"Aku merindukanmu, Sean. Tapi jujur, aku datang kemari bukan untuk bermain-main. Apa kau kenal Gao Han?" Wang Yibo berusaha kembali ke topik.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐨𝐧𝐠
Fanfiction"Jika seseorang tak pernah ada, maka bagaimana dia bisa menghilang?" Kalimat yang terucap dari seorang penyanyi kafe malam bernama Sean itu selalu terngiang di telinga Inspektur Wang. Semua yang terjadi di sekitarnya selalu berbalut misteri. Kasus k...