01 Juli 2021
— 09:21
"Pagi Cit" Sapa Arm sesampinya di meja kasir. Menyapa Citta yang sedang fokus dengan komputer kasirnya.
"Eh. Pagi Mas" Citta, Barista yang bekerja di cafe lantai 1 ruko yang ditempati Arm menengok setelah Arm menyapanya.
"Biasa ya satu"
"Sip. 57ribu ya mas"
Arm menyerahkan kartunya, dan Citta segera memproses pembayarannya.
"Anak baru Cit?" Tanya Arm sembari menunjuk seseorang dibelakang dengan dagunya
"Iya Mas. Lagi training. Baru hari pertama" jawab Citta tanpa perlu menengok ke arah yg Arm tunjuk. Karena ia tau siapa yang Arm maksud.
"Ini mas kartunya. Ditunggu ya mas"
"Oke. Thank you Cit"
"Siap mas" Citta berjalan ke belakang untuk menyiapkan kopi pesanan Arm.
Arm berdiri di pick up station dan memerhatikan beberapa orang dengan baju putih dibelakang. Sepertinya sedang mendapat penjelasan dari senior mereka.
"Ini Kopinya mas" Citta membuyarkan lamunan Arm, ternyta Arm dengan fokusnya memperhatikan anak-anak baru tersebut. Padahal, Arm tidak punya andil apa-apa.
"Oke. Thank you Cit" Arm mengambil kopinya dan meneruskan perjalanannya ke lantai atas.
— 09:30
"Kak Citta, aku hari ini di pasangin sama Kak Citta" sapa barista baru, Lea menghampiri Citta yang sedang mengecek penjualannya pagi ini.
"Oke. Hari ini cuma disuruh ngeliatin aja kan ya? Yaudah pokoknya diinget-inget aja. Kalau bisa dicatet, di handphone juga gapapa. Disini karena di atas kantor, jadi banyak yang kalau pesen ngucapin kata 'Biasa' karena pesanan mereka emang itu itu aja. Jadi di inget inget aja. Ga perlu di hafal kok nanti juga lama-lama hafal" Penjelasan singkat Citta sebelum ia menerima pelanggan. Kali ini sepertinya dari kantor sebelah sehingga pesanannya pesanan yang ada di menu.
— 12:02
Arm, Tay dan Mild sudah turun dari lantai atas dan berjalan melewati cafe untuk pergi makan siang dengan clientnya. Tak lupa Arm menyapa Citta yang saat itu sedang berdiri di pick up station setelah mengantarkan pesanan ke pelanggan.
Satu satunya akses keluar masuk kantor Arm hanya melewati cafe ini. Pintu belakang sudah dikuasai cafe sehingga mau tidak mau Arm dan pegawai lainnya pasti akan melewati cafe untuk masuk dan keluar.
Hal ini lah yang membuat pegawai di cafe mengenal pegawai the1991's. Terlebih lagi cafe tersebut milik mami dari Tay sehingga semua ikut menganggap Tay adalah bosnya. Meskipun Tay tidak mau dicap seperti itu.
"Kak, yang nyapa Kak Citta tadi siapa?" Tanya Lea yang tidak tau asalnya dari mana tiba-tiba sudah berdiri di belakang Citta.
"Hah? Oh Mas Arm. Pegawai di atas"
"Ganteng ya kak"
"Hah? Hmmm. I.. iya ganteng" jawab Citta canggung.
"Ayo break dulu" lanjut Citta mengajak Lea untuk makan siang di dapur belakang.
Semua pasti menganggap Arm ganteng, dan wajar untuk Lea yang baru pertama kali melihat Arm. Tapi untuk Citta mengakui ketampanan Arm sepertinya sangat canggung. Selain karena mereka cukup dekat, Citta juga sudah melewati masa-masa itu waktu awal dia bekerja disini.
"Kenapa kak? Ngga ganteng menurut kak Citta?" Tanya Lea melanjutkan penasarannya.
"Hah? Ganteng kok. Semua disini juga tau kalau Mas Arm ganteng. Sampe bu Dina waktu hamil, ngidam dipegang perutnya sama Mas Arm, biar gantengnya ketularan katanya" cerita Citta singkat. Ia sangat ingat waktu itu Bu Dina pernah ngidam seperti itu. Sampai harus izin dengan Mba Alice dan Mba Alice malah kegirangan merekam aksi mba Dina di elus elus perutnya dengan Mas Arm.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (END)
FanfictionArm (33) dan Alice (33) adalah sepasang suami-istri yang sudah menikah selama 14 tahun. Menikah ketika sama sama masih berumur 19 tahun. Anak semata wayangnya, Patrick (14) adalah alasannya. Cerita ini akan mengisahkan keseharian pasangan muda dan...