— 9:34
Ini hari minggu, tentu perkuliahan dan perpustakaan libur. Alice tidak berencana untuk pulang kerumahnya sehingga ia akan menghabiskan waktunya di kamar.
Drrt... drrt... handphone Alice bergetar
Sepertinya Arm punya kebiasaan untuk tidak memberi pilihan ya atau tidak ke orang lain. Setiap Arm mengajak, Alice seperti tidak diperbolehkan untuk menolak dan membiarkan Alice untuk menuruti kemauannya.
Alice bergegas mandi setelah menerima pesan tersebut. Ia memilih baju tercantiknya untuk dipakai, dan pilihan Alice jatuh ke celana panjang hitam dan kemeja putih yang ia masukan ke dalam celananya.
Alice duduk di depan kaca kecil yang ia taruh di lantai. Menyisir rambutnya dan berusaha berdandan senatural mungkin. Alice tidak mau terlihat berlebihan di depan Arm hari ini.
Drrt...drrt...
Alice mengecek handphonenya dan melihat pesan dari Arm bahwa ia sudah di depan. Entah mengapa, Alice merasa lebih deg-degan. Mungkin karena efek ia belum bertemu dengan Arm seharian kemarin, atau karena pembicaraan mereka berdua malam itu.
Setelah mendapatkan pesan itu, Alice tidak langsung keluar. Ia mencoba menenangkan dirinya terlebih dahulu, agar tidak terlihat tegang.
Alice berjalan keluar, dan Arm sedang berdiri bersandar ke motornya. Namun, Alice kaget karena melihat Arm hanya menggunakan celana pendek dan jaket. Sedangkan dirinya sudah berdandan cantik hari ini.
"Hai" sapa Arm ketika melihat Alice menurup pagarnya. "Iya, hai. Kok lo ga rapih?" Tanya Alice heran.
Yang ditanya hanya menjawab dengan kekehan.
"Eh kalau mau jalan santai, gue ganti baju dulu deh, ke baju yang lebih santai" ucap Alice mencoba kembali ke kamarnya.
"Eh jangan jangan jangan. Gapapa kok. Lo cantik" ucap Arm. Saat ini, Arm terus terseyum karena Alice benar benar cantik hari ini. Hatinya berdegup terlalu cepat sampai ia lupa tujuannya saat ini.
"Emang kita mau kemana?" Tanya Alice dan Arm hanya menyerahkan helmnya untuk Alice pakai. Alice masih belum diberi tahu oleh Arm tujuannya hari ini.
— 11:12
Arm dan Alice berhenti di depan sebuah rumah. Dan Alice turun dari motor Arm, dengan wajah bingung.
Arm yang ikut turun, membuka gerbang dan memasukan motornya ke garasi rumah itu.
"Ayo" ucap Arm dari dalam pagar, memanggil Alice yang masih mematung.
Alice menggeleng, firasatnya buruk. Arm kemudian menghampiri Alice dan menggandengnya masuk.
Setelah melepas helm, Arm terus menggandeng Alice untuk masuk ke rumah itu. Tangannya dingin, dan Arm bisa merasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (END)
Fiksi PenggemarArm (33) dan Alice (33) adalah sepasang suami-istri yang sudah menikah selama 14 tahun. Menikah ketika sama sama masih berumur 19 tahun. Anak semata wayangnya, Patrick (14) adalah alasannya. Cerita ini akan mengisahkan keseharian pasangan muda dan...