"Kamu mau ga nama kamu jadi Alice Alissaya Chansook"
"Apaan si"
Arm sudah tau ia akan menerima jawaban seperti itu, mangkanya ia hanya tertawa setelah mendengar jawaban Alice.
Padahal, di dalam hatinya ia serius. Tidak sekarang, nanti juga boleh. Coba Alice menjawab lain, pasti Arm sudah berada di atas awan saat ini.
Sebenarnya, tidak ada maksud Alice untuk menjawab Arm seperti itu. Hanya saja, Arm bertanya di tengah seminar yang sedang mereka datangi. "Mungkin Arm bosan" pikir Alice.
Seminar berjalan sangat membosankan. Hanya ada suara pembicara dan bisik-bisik dari peserta. Kalau tidak bukan karena nilai, Alice sudah berada di perpus untuk bekerja bukan untuk seminar, dan mungkin Arm sedang tidur di rumahnya.
//
13 Juni 2005. H-1 seminar.
— 20:08
"Besok ke perpus sama aku ya. Besok jam ke 3 aku dosen aku ga ada" ucap Arm ditengah perjalanannya mengantar Alice pulang.
"Besok aku izin, ada seminar di perpus pusat"
"Kok ga bilang"
"Hah? Ya seminar aja masa bilang"
"Aku ikut"
"Serius?"
"Iya" Arm menhentikan motornya karena sudah sampai di depan kosan Alice.
Alice langsung turun dari motor sesampainya di depan kosan. Langsung menyerahkan helm yang ia pakai ke Arm.
"Yaaa kalau mau ikut, ikut aja. Tapi ga ada ya acara minta pulang di tengah-tengah. Ini dinilai soalnya"
"Iyaaa sayang"
14 Juni 2005
— 12:05
Arm sudah duduk di atas motornya. Seperti biasa, Alice meminta Arm untuk menunggunya di parkiran saja.
Kelas Alice baru selesai jam 12 dan seminar sudah mulai jam 1 siang.
"Sayang" Arm bangun dari motornya untuk menyambut Alice yang berjalan terburu-buru. "Kenapa buru-buru?" Tanya Arm sesampainya Alice di hadapannya.
"Mau makan siang dulu. Yuk jalan" jawab Alice dengan cepat. Dan Arm mengikuti.
Alice dan Arm sudah sampai di kantin. Cukup ramai karena ini jam makan siang dan akan ada acara di perpus. Untungnya, masih ada bangku kosong tersisa, untuk mereka dan untuk Mook dan Aye yang menyusul.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Arm.
"Nasi goreng aja deh yang cepet. Aye sama Mook juga tolong pesenin"
"Oke" Arm pergi setelah menerima perintah dari si tuan putri.
Arm saat ini sedang berdiri di depan tukang nasi goreng. Menunggu giliran untuk memesan.
"Arm bukan?" Sapa seseorang yang berdiri di belakang Arm. Arm yang merasa dirinya terpanggil langsung menengok ke belakang.
"Nadine?"
"Hai Arm. Akhirnya ketemu lo juga"
"Haha iya. Kita sekampus tapi ga pernah ketemu"
"Sendiri?"
"Ngga. Tuh sama cewe gue" ucap Arm sambil menunjuk ke arah Alice yang sedang menyapa Mook dan Aye yang baru saja datang.
"Oh. Cewe lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (END)
FanficArm (33) dan Alice (33) adalah sepasang suami-istri yang sudah menikah selama 14 tahun. Menikah ketika sama sama masih berumur 19 tahun. Anak semata wayangnya, Patrick (14) adalah alasannya. Cerita ini akan mengisahkan keseharian pasangan muda dan...