— 08:00
"Saya terima nikah dan kawinnya Alice Alissaya Tsoi Binti Sean Tsoi dengan maskawinnya yang tersebut diatas tunai." Ucap Arm gagah didepan Bapak dan penghulu di kantor urusan agama siang itu.
Sederhana, tidak ada yang harus dipamerkan dari pernikahan yang diburu-buru ini menurut laki-laki yang saat ini sudah menjadi mertua Arm. Hanya ucapan janji pernikahan dikantor urusan agama, yang kemudian setelahnya tidak ada perayaan yang berarti, hanya acara dengan keluarga ini dan bersama kawan terdekat di teras rumah Alice.
Tay dan Off mengikuti acara kawannya itu dari awal. Mereka tau betul bagaimana perjuangan Arm untuk sampai saat ini. Mereka jugalah yang selalu menemani Arm dimasa sulitnya.
"Anjir Off, temen lu udah ada bininya aja" ejek Tay sambil mengambil bakwan yang disediakan sang Ibu. "Tay... tay... lu pacar aja ga ada ya. Gimana mau dijadin bini" balas Off yang kemudian menjadi tawa untuk teman temannya.
"Alice, temennya di ajak makan dulu. Ibu masak banyak untuk tamu" sapa ibu alice dari balik pintu, mengajak mereka yang sedang tertawa di teras rumah itu untuk makan siang. "Maaf ya kalau makanannya sederhana, ini cuma kecil kecilan aja soalnya" saut ibunya lagi yang membuat anak-anak tersebut langsung berdiri menghampiri.
"Ih bu, kita mah anak kosan bu. Selama gratis, semua udah jadi makanan mewah" celetuk Off yang dibalas senyuman oleh ibunya. "Iya bu. Apalagi si Off ini omnivora bu, pemakan segala. Ibu numis rumput aja juga dimakan kok sama dia" jawaban dari Tay tersebut dihadiahi tamparah dibahu kirinya. Yang ditampar tertawa sambil kesakitan. Ibunya hanya tersenyum sembari melirik Alice yang sudah ikut tertawa lebar karena teman-temannya.
— 15:07
Arm sedang menduduki dirinya dibalkon rumah Alice sendirian. Tamu satu persatu sudah meninggalkan kediaman Alice, begitu pun dengan teman-temannya.
Terlalu banyak yang harus Arm fikirkan saat ini, sampai sepertinya ia agak tidak menikmati perayaan hari ini, yang seharusnya adalah hari paling bahagia untuknya.
Bukan, bukan Arm tidak bahagia hari ini. Namun, Arm merasa hari ini adalah hari sesungguhnya perjuangan itu dimulai. Arm harus memikirkan banyak hal untuk menafkahi Alice yang mana saat ini ia hanyalah seorang mahasiswa.
Arm mengacak rambutnya dan ternyata Alice melihat itu. Alice menduduki dirinya tepat dihadapan Alice dan Arm agak terkejut. Alice diam, ia hanya merapihkan rambut Arm yang berantakan itu.
Ada jeda diam diantara Arm dan Alice setelah Alice selesai merapihkan rambut Arm.
"Sayang" Panggil Arm diantara jeda diam mereka.
Alice tidak menjawab, hanya mengangkat alisnya dan tersenyum.
Tak lama setelah panggilan itu, Arm meraih kedua tangan Alice, menggenggamnya erat-erat. "Makasih ya"
"Untuk?" Tanga Alice
"Untuk semuanya. Makasih udah ga nyerah sama aku, makasih udah mau nikah sama aku dan makasih, karena kamu udah jadi pacar yang pengertian"
"Pacar?" Goda Alice
"Oh iya, istri hehe. Makasih ya sayang" yang kemudian Arm mengecup tangan Alice yang ia pegang saat itu dna tentu, Alice menjawab dengan senyuman paling manis yang ia miliki.
— 19:37
Arm dan Alice sepakat untuk tinggal di rumah Arm setelah menikah. Selain karena rumah Arm dekat dengan kampus, rumah Alice terlalu sempit untuk menambah anggota baru di dalam rumahnya.
Arm dan Alice sudah berdiri di halaman rumah bersiap untuk pulang ke rumah Arm. Alice tidak mau melepaskan pelukan Ibunya, sampi Bapak dan Adik-adiknya lelah menunggu acara pamitan itu dan kembali masuk ke dalam rumah.
"Udah... udah... kan rumah Nak Arm deket. Nanti Ibu yang main atau kamu yang kesini kan bisa" ucap Ibu menyudahi tangis Alice dipelukannya dan Alice hanya bisa mengangguk.
Ibu meraih "Ibu titip Alice ya Arm. Meskipun hamil, jangan terlalu dimanjain ya. Titip salam ke mama sama papa kamu. Bilang Ibu sama Bapak titip Alice juga. Kalau Alice nakal dimarahin aja gapapa. Tapi tolong sayang Alice terus ya. Ibu yakin kamu bisa jadi Suami dan Ayah yang baik buat Alice dan anak kalian nanti."
Mendengar itu, Arm langsung memeluk Ibu dan menganggukam kepalanya. "Makasih ya Bu udah jadi Ibu yang baik untuk Alice. Arm yakin, Alice banyak belajar dari Ibu dan Alice bisa jadi ibu yang baik kaya Ibu" ucap Arm didalam pelukan Ibu.
Rabu, 1 Maret 2006
08:00Arm's wedding photo
Alice's wedding photo
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (END)
FanfictionArm (33) dan Alice (33) adalah sepasang suami-istri yang sudah menikah selama 14 tahun. Menikah ketika sama sama masih berumur 19 tahun. Anak semata wayangnya, Patrick (14) adalah alasannya. Cerita ini akan mengisahkan keseharian pasangan muda dan...