— 19:21
Saat ini Alice sedang mencuci piring di dapur. Setelah tanggal 11 kemarin, sebenarnya Alice sudah tidak memiliki kepentingan di Bali.
Drrt... drrt... drrt...
Drrt... drrt... drrt...
Drrt... drrt... drrt...
Alice mendengar suara getaran panjang dari handphonenya yang ia letakan di meja makan. Saat itu, ada New dan Mild yang masih duduk di meja makan.
"Kak, Mama telepon" ucap New menyerahkan handphone tersebut ke Alice
"Halo Ma" sapa Alice yang sudah menghentikan kegiatan mencuci piringnya
"Kamu lagi apa Lice?" Tanya mama dari sebrang"
"Lagi cuci piring ma. Mama sama Pat lagi apa?"
"Ini Lice. Badan Pat panas. Kayaknya dia mau Flu. Hidungnya mampet soalnya"
"Hah?" Alice terlihat terkejut, membuat seluruh orang yang berada di sekitarnya menengok. Terutama Arm, ia langsung berdiri dan mendekati Alice
"Udah dikasih obat ma?"
"Udah kok. Tadi pulang sekolah langsung mama kasih makan sama obat. Terus tidur siang. Barusan mama kasih obat lagi abis makan malem"
"Ma, tolong matiin ac di kamar Pat ya ma. Sama tolong di kompres air hangat"
"Iya. Nanti mama kompres. Besok dia sekolah ga ya Lice? Besok hari terakhir dia ujian"
"Hm, mama cek suhu Pat lagi aja nanti sekitar jam 9 terus kabarin Alice ya Ma. Kalau Pat udah turun suhunya mungkin Pat besok bisa sekolah. Besok Pagi tolong bangunin Pat sambil cek suhunya lagi ma. Kalau Pat udah ga demam, gapapa Ma sekolah aja"
"Mama tungguin aja kali ya Alice kalau emang Pat mau sekolah?"
"Ga usah ma. Ngerepotin Mama nanti. Nanti Alice telepon wali kelasnya aja kalau emang Pat sekolah besok"
"Yaudah. Nanti jam 9 mama telpon lagi ya. Patnya tidur lagi ini"
"Iya ma. Maafin Alice ya ma kalau ngerepotin"
"Ngga, ga ngerepotin. Kamu jangan kepikiran Pat ya. Titip salam ke Arm sama yang lainnya ya"
"Iya Ma, makasih ya ma"
Kemudian Mama menutup sambungan teleponnya dengan Alice.
Arm yang menunggu Alice selesai menelpon, langsung bertanya. "Kenapa?"
"Pat badannya panas." Alice memasang wajah khawatirnya.
"Kamu mau pulang duluan?" Tanya Arm kembali
"Gapapa?"
"Ya gapapa" jawab Arm. "Mild. Tolong reschedule penerbangan Alice jadi besok pagi ya." Arm meminta tolong ke Mild yang sedang duduk di meja makan.
"Iya mas" Mild bangun dari kursinya dan mengambil laptop untuk memproses reschedule penerbangan Alice.
"Makasih ya" ucap Alice pada Arm yang sudah memperbolehkannya pulang. Lagi pula, pekerjaan Alice sudah selesai disini dan pasti Pat lebih membutuhkan ibunya daripada Arm.
"Mba, besok flight jam 9 pagi ya" ucap Mild dari balik laptopnya, dan saat itu juga Alice menerima email yang berisikan tiket barunya.
Alice masuk ke kamar setelah urusan tiket selesai, merapihkan barang-barang yang harus ia bawa kembali esok.
Arm terus menemani Alice. Arm tau, perasaan Alice sedang sangat tidak tenang saat ini sehingga Arm terus berada disampingnya.
"Besok mau aku anter?" Tanya Arm.
"Besok aku minta tolong New aja untuk anter ke Bandara. Kamu harus siap siap kerja kan." Jawab Alice yang masih duduk di lantai berurusan dengan kopernya.
"Gapapa?" Tanya Arm memastikan
Alice menengok ke Arm yang duduk di belakangnya "Gapapa sayang. Aku dibolehin pulang duluan aja udah makasih banget sama kamu. Jadi besok aku sama New aja ya" jawab Alice tersenyum.
— 21:18
Setelah selesai merapihkan baju, Alice keluar dari kamar untuk mencari New dan saat ini New sedang duduk di sofa tv bersama Tay.
"New, besok anterin aku ke Bandara ya pagi-pagi" ucap Alice setelah ikut duduk disamping New
"Iya kak. Pat gimana kak?"
"Barusan mama ngabarin panasnya udah turun 1 derajat sekarang. Semoga nanti malam atau besok pagi udah ga panas lagi deh"
"Nanti aku telpon Nanon sama Chimon deh kak. Minta mereka nemenin Pat terus kalau besok dia sekolah"
"Pat pasti ga mau New kalau disuruh bolos pas lagi ujian gini. Pasti dia maksa sekolah"
New mengangguk paham. Kalau ini terjadi dengan Nanon, mungkin ia akan sama paniknya dengan Alice, bahkan akan meminta pulang saat ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (END)
FanfictionArm (33) dan Alice (33) adalah sepasang suami-istri yang sudah menikah selama 14 tahun. Menikah ketika sama sama masih berumur 19 tahun. Anak semata wayangnya, Patrick (14) adalah alasannya. Cerita ini akan mengisahkan keseharian pasangan muda dan...