19. 09 November 2020. Bali.

215 11 0
                                    

06:00

Pat sudah berhasil dibangunkan pagi ini, dan sedang bersiap ke kamar mandi.

Arm sedang mengecek kembali beberapa barang yang akan ia bawa, sedangkan Alice mulai menutup koper-koper berisikan baju mereka berdua.

"Udah kan Bun ga ada yang ketinggalan?" Tanya Arm.

"Ngga sih. Tinggal yang aku masukin ke tas kecil aja. Sisanya udah masuk koper semua" dan Arm mengangguk.

"Aku siapin sarapan dulu. Kamu bawa-bawain keluar semuanya ya" kemudian Alice meninggalkan Arm di dalam kamar untuk menyiapkan sarapan mereka.

— 06:18

Pat sudah duduk di meja makan, menunggu Alice menuangkan susu di gelas untuknya.

Sarapan hari ini sangat simple, roti bakar dengan isian telur dan tomat. Serta susu untuk Pat.

"Makasih Bunda" ketika Pat menerima susu dari Bundanya.

"Pat inget kan? Ga boleh ngerepotin Oma, ga boleh bandel, nurut sama Oma sama Opa, jangan ngambek ngambek ke Oma sama Opa. Kalau minta jemput, kasih tau Oma kamu pulang jam berapa. Jangan bikin Oma nungguin kamu di sekolah. Oh iya kalau diajak ke pasar sama Oma, jangan beli semua jajanan. Beli yang Pat mau makan aja. Tidur jangan terlalu malam, seminggu ini ga usah bawa game console kamu dulu biar kamu bisa fokus belajar aja. Belajarnya juga ya kamu kalau lagi belajar dan ga tau, langsung telpon Bunda. Selama seminggu kamu tidur sendiri jadi jangan ngerengek minta tidur sama Oma"

"Iya Bundaaa iya. Bunda udah berkali-kali bilang gini ke Pat. Pat sampe hapal."

Arm yang mendengar rentetan ucapan dari Alice, hanya tertawa. "Kamu mau ngelepas Pat ke sekolah militer apa gimana si? Banyak banget perintahnya"

"Ya aku khawatir tau. Apa aku ga jadi ikut aja ya Arm?" Tanya Alice.

"Ih enak aja. Udah beli tiket."

"Pat gapapa ditinggal, Bunda. Pat kan udah bilang gapapa berkali kali. Pat juga udah gede" ucap Pat dan Alice hanya tersenyum paksa ke anaknya.

Arm sudah di dalam mobil dan Pat masih dipeluk oleh Bundanya di teras. Alice terus menciumi pucuk kepala Pat dan tidak ada niatan untuk melepas pelukannya.

"Bun, nanti Pat telat" teriak Arm dari dalam mobil.

Alice melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Pat "Sampe ketemu minggu ya Sayang. Bunda bakal kangen banget sama Pat" pat mengangguk. Dan kemudian Alice memeluk dan mencium pucuk kepala pat untuk yang terakhir.

Pat sudah masuk kedalam mobil Ayahnya. Dan setelah melihat Arm dan Pat pergi, Alice bergegas mengambil koper milik Patrick untuk diantarkan kerumah Mama.

— 08:11

Alice sudah sampai dirumah Mama. Menurunkan koper milik Pat dari bagasi belakang.

Mama yang saat itu sedang bersiap untuk mengajar, membukakan pintu untuk Alice masuk.

"Ma. Alice titip Pat ya seminggu. Kalau Mama butuh apa-apa atau Pat tiba-tiba ngambek, Mama langsung telpon Alice ya. Biar Alice yang ngomong ke Pat"

Sebenarnya, Alice tidak peru khawatir untuk menitipkan Pat ke Oma dan Opanya. Pat adalah anak yang baik. Dia tidak pernah bandel dan ia terlalu nurut untuk anak seumurannya. Namun karena Pat terbiasa dimanjakan oleh Ayah dan Bundanya, ia jadi lebih mudah ngambek jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.

"Iya. Gapapa. Mama malah seneng ada Pat. Jadi rame kan rumahnya. Nanti Mama sesekali ajak Pat kerumah Ibu. Mama mau jenguk ade kamu yang habis melahirkan" ucap Mama.

Married (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang