— 09:12
Alice dan Arm sudah sampai di kampusnya. Arm mengajak Alice untuk berangkat lebih pagi karena ingin sarapan bersama Alice terlebih dahulu di kantin.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Arm setelah mereka duduk di salah satu kursi.
"Roti bakar deh" jawab Alice
"Yaudah bentar aku pesenin" Arm langsung bangun dari kursinya untuk memesan roti bakar.
Keadaan di kantin saat itu sangat sepi. Hanya ada beberapa orang yang duduk untuk sekedar sarapan atau bercengkrama dengan temannya di kantin. Toko-toko makanan pun belum seluruhnya sudah melayani pembelian.
Arm kembali setelah memesan roti bakar untuk dirinya dan Alice, sambil membawa teh manis hangat yang ia beli setelah memesan roti barusan.
"Thank you" ucap Alice setelah menerima teh manis hangat dihadapannya.
"Alice"
"Hmm" ucap Alice yang sedang menyeruput teh hangatnya.
"Aku belum nyobain manggil kamu Sayang secara langsung"
*uhuk uhuk* Alice yang sedang menyeruput teh hangatnya terkejut hingga tersedak dan menyemburkan teh hangatnya.
Melihat Alice tersedak, Arm segera bangun dan pindah ke samping Alice untuk menepuk-nepuk punggungnya "Eh maafin aku" ucapnya kaget.
"Kamu tuh bisa ga jangan ngomong aneh-aneh pas aku lagi melakukan sesuatu. Ngagetin. Untung ga tumpah" ucap Alice setelah selesai dari batuknya karena tersedak. Arm hanya tertawa melihat Alice yang masih salah tingkah.
"Iyaaa. Maafin aku" Arm kembali mengelus punggung Alice.
Ketika roti bakar datang, Arm kembali ke tempat duduk semulanya, bersebrangan dengan Alice. Mereka mulai makan roti bakarnya.
"Nanti kamu ke perpus jam berapa?" Tanya Arm.
"Paling aku jalan jam 1 sih, kalau Mook sama Aye ngajak makan disini. Tapi kalau mereka ga makan, ya aku selesai kelas langsung kesana. Aku makan dideket perpus aja" jawab Alice.
"Aku ga bisa nganter kamu. Aku kelas baru selesai jam 3" jawab Arm dengan muka cemberutnya.
Melihat Arm yang memasang wajah cemberut, Alice menarik kedua pipi Arm agar terlihat tersenyum "Gapapa Arm. Aku udah biasa jalan sendiri jadi ga usah cemberut gituuu"
"Tapwi kwan" ucap Arm agak tidak jelas karena pipinya masih ditarik Alice
"Kamu itu pacar aku bukan supir aku" ucap Alice sambil menggoyang-goyangkan pipi Arm.
Mendengar jawaban itu, Arm langsung tersenyum dengan sendirinya tanpa harus Alice paksa. Arm terlalu lemah dengan Alice sehingga ia tidak bisa ngambek untuk waktu yang lama.
"Alice?" ucap seseorang dari belakang. Alice langsung otomatis menengok ke belakang. "Kak Gigie" Alice yang terkejut langsung bangun dari kursinya.
"Sarapan?" Tanya Gigie
"Iya Kak. Ka Gigie juga?"
"Ngga. Aku nemenin temen aku beli jajanan abis itu kita balik ke kelas" Gigie menunjuk temannya di belakang, sebenarnya Alice tidak melihat sosok yang berdiri di belakangnya karena tertutup oleh Kak Gigie, sampai wanita itu menunjukan dirinya.
"Kakak itu" ucap Alice dalam hati.
"Oh yaudah. Aku naik dulu ya. Bye. Sampai ketemu nanti di Perpus" kak Gigie bersama temannya meninggalkan Alice dan Arm.
"Itu Kak Gigie yang terkenal itu bukan sih?" Tanya Arm setelah Alice duduk kembali di kursinya.
"Iya. Cantik banget kan. Tinggi, langsing, cantik, agak-agak bule gitu" jawab Alice
KAMU SEDANG MEMBACA
Married (END)
FanfictionArm (33) dan Alice (33) adalah sepasang suami-istri yang sudah menikah selama 14 tahun. Menikah ketika sama sama masih berumur 19 tahun. Anak semata wayangnya, Patrick (14) adalah alasannya. Cerita ini akan mengisahkan keseharian pasangan muda dan...