6. 13 Februari 2006. Janji Arm.

244 34 0
                                    

— 10:03

Hari ini adalah kedatangan Arm yang ke 4, untuk meminta izin dari Ayahnya Alice untuk menikahkan anaknya. Tentu hari ini adalah kedatangan yang agak berbeda, karena hari ini Bapak yang minta.

"Orang tua kamu gimana?" Bapak mulai bicara setelah Arm didiamkan beberapa menit setelah kedatangannya.

"Saya dan Alice sudah bicara dengan Papa dan Mama saya, Pak. Mereka minta saya cepat cepat menikahi Alice. Tinggal tunggu restu dari Bapak. Papa dan Mama saya dukung apapun keputusan Bapak." Jawab Arm yang ikut duduk di kursi sisi kiri, disuruh bapak untuk tidak duduk di lantai. Arm terus berusaha berani untuk menatap mata Bapak, mau menunjukan kalau Arm bukan pengecut yang akan lari dari tanggung jawab.

"Awal bulan depan. Di KUA saja. Ga usah diramaikan. Hanya keluarga inti saja. Biar ga ada omongan" Alice menengok saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Ayahnya, kemudian menatap ibunya sambil mengangkat kedua alisnya. Arm ikut menengok ke Ibu dan tersenyum, kemudian mengangguk dengan kencang.

"Makasih Pak, makasih udah percaya lagi sama Arm. Arm janji Pak, Arm akan mencintai Alice seumur hidup Arm. Arm janji akan bahagiain Alice seumur hidupnya. Bapak boleh pukul Arm, atau penjarain Arm sekalian, kalau Arm gagal ngebahagiain Alice." Janjinya sambil menundukan kepalanya dan menyimpuhkan kedua tangannya. Arm yang sedang menunduk, tidak sadar bahwa tanggannya yang sedang bersimpuh tadi, diambil orang yang sedang duduk di sebrang kanannya. Hangat.

Tangan dengan keriput yang sudah terpahat sempurna itu berusaha meremas tangan Arm, namun dengan lembut. "Bapak pegang janji kamu. Bapak ga main-main Arm. Kalau kamu sampai melukai atau menelantarkan Alice, Bapak yang akan menghabisi kamu sebelum kamu dipenjara"

Married (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang