5. 11 February 2006 - Ngidam Jeruk.

276 36 0
                                    

— 13:28

Setelah insiden diusir secara halus oleh Bapak hari minggu kemarin, Arm sudah datang lagi hari ini. Kali ini membawa buah jeruk. Alice merengek minta jeruk dari kemarin, entah bawaan bayi atau hanya Alice yang kepengen jeruk.

"Aku mau yang manis ya" pinta Alice diujung telepon. "Iya. Nanti aku cari toko buah yang jual jeruk manis sebelum kerumah kamu ya" jawaban Arm yang disambut tawa antusias dari Alice disebrang telepon sana.

— 19:07

Arm sudah sampai dirumah Alice dengan sekantung jeruk dan sekantung buah lainnya. Alice yang kegirangan segera menyiapkan piring dan tempat sampah untuk kegiatan makan jeruknya kali ini. Arm yang melihat Alice sedang memilih memilih jeruk untuk dibuka, mengambil acak dan kemudian langsung mengupas kulitnya.

"Kelamaan dipilih-pilih, sama aja rasanya" katanya sambil menyerahkan jeruk yang sudah terkupas kulitnya ke piring didepan tubuh Alice.

"Ih Aku tuh lagi milih yang paling manis dari jeruk-jeruk kamu ini"

"Kamu"

"Hah?" Alice menengok. Mata dan bibirnya membentuk bulan sabit secara otomatis "emang lah aku yang paling manis" sautnya.

Ibu sudah datang dari balik dapur, menyiapkan beberapa potong buah dan teh hangat, kesukaan Arm.

"Bapak belum pulang Arm, kalau hari jumat gini, Bapak suka lembur." Kata Ibu setelah meletakan teh hangat kesukaan calon menantunya itu.

"Iya Bu, Arm tunggu aja sampe bapak pulang"

Arm agak sedikit lega mengetahui Bapak belum pulang. Selain karena Arm bisa bermanja-manja dengan Alice lebih lama, Arm jadi tau tidak ada bapak disini bukan karena bapak sedang 'bersembunyi' lagi, namun memang belum pulang dari tempat kerjanya.

Setelah menunggu hampir 2 jam, suara motor terdengar dari pekarangan rumah Alice. Bapak sudah selesai memarkirkan motornya di depan rumah, dan saat ini sedang membuka sepatu kerja di kursi halaman depan.

"Pak, mau mandi atau makan dulu?" Sambut ibu yang bergegas mengambil tas kerja Bapak dan merapihkan sepatu kerja Bapak

"Mau mandi dulu" singkat

"Yaudah, ibu ambil handuk sama baju bapak langsung ke kamar mandi saja"

Seketika bulu kuduk Arm berdiri, rasanya dingin sekali saat itu.

Bapak sudah selesai mandi, dan sudah selesai makan. Saat ini sedang duduk di kursi ruang tamu, tepat di depan Arm yang sudah menundukan kepala lagi. Tidak ada tawa atau senyum seperti sebelum Bapak pulang. Hening.

"Minggu, kamu kesini lagi. Pagi-pagi. Kita bicarakan hari minggu" suara bapak saat itu, memecah keheningan sekali lagi.

Arm menjawab dengan Anggukan keras, menyanggupi perintah Bapak. Setelahnya, Bapak langsung kembali ke kamar, dan Arm pamit pulang ke Ibu dan Alice.

Married (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang