31. rumah

302 23 5
                                    

SELAMAT MEMBACA

---

Hari ini Jeremy sudah bisa keluar dari rumah sakit setelah mendapat perawatan sampai keadaannya membaik. Meski demikian Jeremy harus tetap melakukan check up berkala.

Tidak perlu dipertanyakan lagi siapa yang bersama Jeremy, itu sudah pasti Jiano. Di dunia ini Jeremy tidak memiliki siapapun selain kakaknya itu seperti yang sudah berulang kali dikatakan.

"Kita pulang ke apartemen kan, Kak? Kak Jian juga?"

"Iya, tapi kita mampir ke satu tempat dulu ya?"

Jeremy mengangguk.

Jiano tanpa ragu dan malu memegangi adiknya berjalan meninggalkan ruang perawatan. Tangan Jiano sudah baik, tapi ia tidak menggunakan motornya. Untuk meninggalkan rumah sakit Jiano memesan taksi online. Selain karena motornya ada di rumah, menggunakan taksi lebih nyaman untuk Jeremy.

"Ayo turun, Dek," ujar Jiano karena Jeremy diam saja di dalam sementara ia sudah turun.

"Ini di mana?"

"Turun dan masuk dulu untuk jawabannya."

Kali ini Jeremy menuruti ucapan kakaknya dan segera turun. Ia ragu mengikuti langkah pasti kakaknya. Tidak ingin ditinggal, tidak ada pilihan lain selain mengikuti Jiano.

Jiano membawa Jeremy ke rumahnya sebelum mereka pergi ke apartemen. Ingat tentang Jiano yang berjanji akan mempertemukan Jeremy dengan orang yang mau memberikan ginjalnya, itu adalah pamannya.

Martin sekarang tinggal di rumah lagi. Chandra yang memaksanya untuk pulang. Setidaknya jika di rumah ada orang yang menemani Martin, ada juga yang akan menyiapkan kebutuhannya.

Tentang Chandra, ia sudah membaik. Kecelakaan itu hanya membuatnya terluka dan kehilangan darah yang lumayan banyak saat kejadian, itu sudah tertangani dengan pemberian darah tambahan sebagai pengganti darahnya yang hilang. Tidak ada hal buruk yang terjadi saat melakukan pemeriksaan dalam. Syukurlah Chandra baik dan ia hanya memerlukan waktu untuk pulih dari semua luka yang ia dapatkan.

Kepulangan Jiano sudah ditunggu Chandra dan Martin, karena Jiano memberi tahu sebelumnya saat ia akan pulang tadi. Selama Jeremy dalam perawatan, selama itu pula Jiano tidak pulang. Jiano hanya pulang untuk mandi dan mengganti pakaian, setelahnya ia langsung ke rumah sakit lagi.

Jeremy merasa gugup karena ditatap oleh orang yang tidak ia kenal. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian, ia membencinya. Tapi kali ini Jiano sendiri yang menempati Jeremy dalam posisi ini.

"Dek, ini ayahnya kakak, dan adiknya, Om Martin," Jiano memperkenalkan Jeremy dengan ayah dan pamannya.

"Saya Jeremy," anak itu menunduk merasa ditatap begitu intens.

"Duduk dulu, Nak," Chandra mempersilakan mereka yang masih berdiri.

Jiano segera menarik tangan Jeremy untuk duduk. Mereka duduk bersebelahan di depan Chandra dan Martin.

Chandra sudah mengetahui penyebab Martin melakukan operasi. Martin sendiri yang menceritakan. Awalnya Chandra terkejut dan ia marah pada adiknya karena mengambil keputusan sepihak, itu sama saja tidak menghargai Chandra sebagai kakak bukan? Tapi Chandra akhirnya bisa mengerti. Toh Martin melakukan itu karena putranya, ia membantu putranya yang sangat frusatasi saat itu. Dari Martin juga Chandra tahu anaknya sempat berniat memberikan satu ginjalnya untuk orang yang belum Chandra ketahui itu. Tentang Jeremy, Martin tidak mengatakan apapun, ia hanya mengatakan pada sang kakak bahwa itu hak Jiano untuk memberi tahu. Martin pun sebenarnya tidak terlalu tahu, yang ia tahu hanya sebatas Jiano dan Jeremy memiliki hubungan yang sangat dekat dan baik.

AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang