special part

461 25 20
                                    

Hehe ternyata belum beres wkwkwkw, ada hal yang harus diberesin lagi, kuy lanjut dibaca buat yang mau aja wkwkwkwkwkwk.

Part ini sebenernya emang ada. Tapi gatau kenapa di filenya aku tulis bonus chapter. Yaudah yang kemarin aku end aja. Ini masuk ke bonus wkwkwkw.

Semoga sukaa.

YEAY BESOK SENIN LAGIII.

SEMANGAT SENIN!

---

Ada sebuah suara yang akan terdengar di ruangan hening. Detik jam akan terus berdetak mengubah ke menit, ke jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Waktu tidak akan berhenti sampai seseorang meninggalkan dunia atau saat dunia berakhir.

Setiap waktu akan ada kejadian, akan ada banyak hal baru, akan ada banyak pelajaran. Dari kesalahan, kita akan mendapatkan suatu hal untuk diepelajari. Dari setiap hal kita akan mendapatkan suatu hal berharga. Dari setiap kejadian, baik atau buruk, kita diharapakan mengambil hal baiknya.

Chandra menjalani hidupnya seperti biasa. Bersama kelima anaknya, adik dan satu ponakannya di rumah peninggalan orang tuanya. Tidak banyak yang berubah, ya setidaknya itu untuk Chandra. Saat ini pekerjaannya sedikit berkurang karena putra sulungnya yang sudah lulus dan bisa membantunya di kantor, meski Bintang masih banyak belajar, tapi kehadirannya sangat membantu.

Chandra merencakan pergi berlibur dengan keluarganya saat anak-anak sudah libur sekolah. Sudah cukup lama mereka tidak berlibur bersama. Dan kali ini ada satu anggota baru yang akan ikut, Jeremy, putra tunggal Martin. Ini pertama kalinya mereka berlibur bersama, biasanya mereka hanya pergi bersama untuk makan di luar.

Sayangnya di bulan desember ini hujan lebih sering turun. Hujan turun ketika keluarga Chandra baru saja sampai di bandara. Perjalanan menggunakan pesawat tadi pun agak lebih ekstrim dari biasanya.

Jeremy yang baru pertama kali naik pesawat agaknya sedikit trauma karena turbulence yang lumayan kuat dan sering. Itu wajar terjadi pada Jeremy, karena seumur hidupnya baru sekali ia melakukan penerbangan udara yang langsung bertemu cuaca buruk. Untungnya tangan sang ayah selalu menggenggamnya erat, membuatkan sedikit ketenangan, mengingat ia tidak sendiri.

Menyewa dua mobil di bandara, untuk digunakan selama mereka berada di sini. Mereka pun menggunakan mobil itu untuk sampai di tempat penginapan yang sudah Chandra booking jauh-jauh hari. Sebuah vila tepi pantai yang seharusnya menampilkan pemandangan indah dari laut, namun karena hujan, jadi tidak ada yang menarik untuk dilihat keluar.

Ada empat kamar yang tersedia. Satu kamar dengan dua single bed, satu kamar dengan tiga single bed, dan dua kamar hanya memiliki satu bed kingsize.

"Sandy, Fandy, sama Han, kalian bisa satu kamar," ujar Chandra.

"Aku sama ayah," tolak Sandy.

"Dasar anak ayah," Fandy mencibir dengan suara pelan. Setelahnya ia mendapat sikutan keras dari satu-satunya adik yang ia miliki, karena ternyata Sandy mendengarnya.

"Sama mereka aja."

"Enggak, Yah. Mereka berisik sampai tengah malem."

Chandra baru mengingatnya. Fandy dan Handy suka sekali terjaga sampai larut untuk bermain games, jangan pikir Chandra tidak tahu hal itu. Sementara si bungsu tidak bisa tidur terlalu malam dan ia juga tipe orang yang sensitif terhadap suara saat tidur.

"Bintang sama Jiano. Biar Jeremy yang sama Fandy dan Handy."

"Enggak, aku sama Jeremy," sudah tahu siapa yang berbicara bukan? Ya, itu adalah Jiano.

AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang