CHAPTER 28

722 34 0
                                    

Jangan lupa follow, like dan komen teman teman :).

-------

Anya mengeliat diatas kasur besar miliknya, merasakan pengar yang luar biasa.

"Arrghhh... Pusing". Erang Anya.

Ia beranjak dari kasurnya dengan sempoyongan meraih gagang pintu lalu keluar, langkahnya tak beraturan hingga sesekali menabrak sesuatu disepanjang lorong menuju tangga.

"Uluhh - uluhhhh silahkan sarapan dulu tuan putri." Ejek Abim sedikit menahan tawanya.

Tanpa mendengarkan ocehan sang kakak Anya berjalan menuju dapur untuk sekedar minum agar mengurangi sakit kepalanya.

"Makan dulu non udah bibi buatin nasi goreng itu dimeja." Sapa bi Sri

"Iya bi."

Anya menyusul Ayah dan kakaknya dimeja makan.

"Ngomong-ngomong Anya udah pikirin belum mau ngelanjutin kemana?." Tanya Handoko.

"Gatau yah." Jawab Anya malas.

"Lemot amat mikirin gitu aja, lama-lama goblok ntar Lo!" Tukas Abim.

"Biarin." Ucap Anya sambil memasukkan satu suapan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Apa kamu mau ayah kirim ke luar negeri?."

Uhukkk...

Uhukk...

Reflek Abim langsung menuangkan air untuk Anya yang tiba-tiba tersedak.

"Pelan-pelan Napa si cumi!!."

Anya meneguk air digelas sampai habis.

"Tidakkk! Pokoknya tidak mau keluar negeri!." Lantang Anya.

Handoko tersentak dengan nada Anya baru saja dia sangat lemas dan tidak punya semangat, setelah ia membahas sekolah luar negeri suaranya keluar dengan lantang penuh penolakan.

"Biasa aja kali." Ucap Abim yang terkejut sambil mengusap wajah Anya.

"Ihhh tangannya!!."

"Hahaha, segitu nggak maunya kamu keluar negeri? Kenapa? Gamau pisah sama eja?". Ucap Handoko terkekeh.

"Ihhh ayah apaan si, gaada ya!".

"Iya kali ahhh." Ejek Abim sambil mencolek manja bahu Anya.

"Astagaaa gila kali."

"Udah udah kalian ini, abisin dulu makannya. Dan buat Anya kalo nggak bisa nentuin sampai besok ayah bakal kirim kamu ke Amerika!." Tegas Handoko.

Anya mendengus kesal, sambil mengacak-acak makanannya.

***

"Selamat datang mama!!!!." Ucap gadis kecil dari balik pintu dengan penuh kejutan.

"Aaaa Lucy anak mama, makasih ya sayang." Ucap lili lalu mencium Lucy.

Bram tersenyum senang.

Hari ini lili di izinkan pulang kerumah walau harus dengan kursi rodanya, dengan tulus Bram selalu merawatnya selama 3 bulan terakhir tanpa rasa dendam setelah apa yang diperbuat lili padanya.

"Lucy anter mama ke kamar dulu ya." Titah Bram.

Brukkk...

Bram mambanting tubuhnya di atas sofa.

Ting...

Tanda sebuah pesan masuk.

Bram langsung merogoh sakunya melihat siapa gerangan dipagi hari.

Uncle BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang