Seketika Dona mematung, jantungnya seperti berhenti berdetak. Sudah lama tidak ada yang dicium terlebih lagi ini Abim, kakak dari sahabatnya.
Abim membungkuk Agar wajahnya sejajar dengan Dona. "Gue ga pernah main-main. Lo nolak gue, berati lo gamau sama gue jadi yaudah karena cinta ga bisa dipaksa."
"Bang lo ga pernah pacaran ya?." tanya Dona.
Abim membuang muka ragu menjawab karena ia begitu malu untuk mengaku. Hidupnya hanya untuk menjaga Anya dan bekerja tak ada waktu untuk tebar pesona mencari wanita. Namun saat Anya pertama kali membawa Dona ia sudah tertarik dengan wanita periang dan lucu persis seperti adiknya.
Tawa Dona pecah di dalam kamar, membuat Abim agak terkejut dengan tawa Dona yang sekeras lolongan.
"Mungkin gue ga bisa romantis karena belum pernah pacaran, tapi percaya gue bakal belajar." Ucap Abim, wajahnya sudah lebih hangat dari biasanya membuat Dona begitu terpesona dengan mata elang Abim.
"Bang lo yakin kalo gue suka sama lo?" tanya Dona.
"gak juga tapi kelihatannya lo suka." Ucap Abim menelisik.
Cup.
Dona mencium sekilas pipi Abim.
"Ini artinya? mau?." tanya Abim memastikan.
Dona mengangguk dengan wajahnya yang sudah memerah, bagaimana tidak akhirnya orang yang ia sukai menyukainya juga. Memang pesona pria matang tidak ada duanya.
Abim langsung merengkuh pinggang Dona dan mencium bibir tebal Dona, Abim memang orang yang tidak banyak bicara tapi lebih banyak perbuatan. Itu yang membuat Dona selalu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Abim.
Merasa tidak ada penolakan dari Dona, Abim sedikit menggerakkan lidahnya berusaha menerobos lalu melumat lidah Dona dengan ragu.Merasa tidak puas dengan Abim, Dona beralih membalas ciumannya dengan lihai menyesap dengan sesekali melumat lidah Abim, yang membuat Abim agak Terkejut namun itu berlanjut panas.
Dona melepaskan tautan bibirnya. "Lo payah." Ucap Dona dengan tatapan sayu.
"Maka dari itu, ajarin gue." Balas Abim menatap Dona tajam namun memikat.
Dona sampai tak bisa berkedip melihat Abim yang begitu manis, perlakuan lelaki didepannya itu selalu membuatnya terkejut. Sebenarnya ia juga masih bertanya-tanya apakah benar dia mencintai Abim begitu juga sebaliknya, apalagi dengan waktu yang singkat ini
"Turun makan." Ucap Abim memecah lamunan Dona.
***
Ditempat lain seorang wanita masih terlelap dalam dekapan, wajahnya ia tenggelamkan dalam dada bidang yang terbalut kaos, begitu nyaman hingga ia enggan untuk membuka mata.
Bram sengaja tidak masuk kantor, hari ini ia akan menemani Anya. Apa lagi Anya terkadang masih terbayang-bayang sosok Reza, wanita yang selalu meyakinkan orang lain bahwa dirinya kuat ternyata ia lah yang paling rapuh. Kenapa manusia selalu menyembunyikan sakitnya didepan manusia lain?
"Aku tak akan membiarkanmu bersedih calon istriku." lirih Bram sambil membelai rambut Anya.
Tidak lama bunyi ketukan pintu terdengar menampilkan lelaki jakung diambang pintu dengan ekspresi jengah.
Bram memberi kode untuk tidak brisik dengan matanya yang melotot hingga ingin keluar melihat kelakuan adiknya yang sembarangan masuk kamarnya.
Vino menggerakkan bibirnya dibarengi dengan gerakan tangan memberikan kode agar Bram turun dan makan lalu dibalas oleh Bram dengan acungan jempol, selanjutnya tangan Bram tampak mengibas-ibas tanda mengusir Vino. Tanpa ragu Vino tidak mau kalah dan ia mengacungkan jari tengahnya sambil keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle Bram
RomanceFollow dulu sebelum baca ya!🤗🙏 Happy reading ❤️ Anya Anastasya Wijaya, seorang wanita yang tak pernah jatuh cinta tiba tiba menyukai pria seumuran dengan papanya, namun beberapa konfik permasalahan selalu muncul dalam kisah cintanya ditambah denga...