"Liburan ini pada mau kemana?." Tanya Dion sambil menyulut rokok ditangannya.
"Enaknya kemana ya?." Saut Reza.
"Yeee ditanya malah nanya."
"Menurut Lo kemana nya?." Tanya Reza pada Anya.
"Nya!".
"WOI ANYA ANASTASYA WIJAYA!!!". Seru Dion.
"Hah ehh apa?." Tanya Anya kebingungan, karena sedari tadi ia tidak mendengarkan mereka.
"Kampret emang diajak ngomong malah bengong, dahlah..."
"Emang ada apa?, Siapa yang ketiduran?." Tanya Anya polos.
"Ppffftttt." Reza menahan tawanya.
"LIBURAN WOIII LIBURAN!!! BAPAK KAU KETIDURAN NOH." Seru Dion emosi hingga beranjak dari tempat duduknya.
"Biasa aja anjing gausah pake ujan." Datar Anya.
"Istigfar istighfar, udah Dion yang sabar wanita selalu benar." Ucap Reza sambil mengelus punggung Dion.
Sekarang mereka sedang berada di rumah Reza, untuk sekedar minum dan berbincang untuk rencana libur kelulusan.
Kedatangan vino memecahkan pertengkaran karena datang dengan wajah yang bengkak dan bibirnya yang pecah.
Mereka bertiga menatap vino terpaku karena terkejut.
"Abis di pukulin siapa Lo?." Tanya Reza.
Vino merebahkan dirinya di sofa tanpa menjawab pertanyaan Reza.
"Jangan bilang Lo tengkar gara-gara cewek ya?". Saut Dion.
"Napa Lo tumben babak belur gitu?." Tanya Anya sambil mengelupas kuaci ditangannya.
Vino hanya diam dan menutup matanya dengan lengan seolah mengisyaratkan bahwa dia ingin istirahat.
"Udah biarin aja." Ucap Reza.
***
"Dari kemarin kok belum di rapiin si mas Bram." Ucap lili yang melihat sebuah koper masih berada di dekat lemari bajunya.
"Aku rapiin aja kali ya, pumpung gaada kerjaan juga." Lili menjalankan kursi rodanya.
Lili mulai menarik sleting koper dan membukanya.
Sebuah tangan besar tiba-tiba mencegahnya untuk membuka.
"Siapa yang bilang kamu boleh menyentuh koperku!." Ucap Bram.
Lili terkejut, Bram tampak berbeda, sorot matanya tajam mencekam suaranya lantang menggema.
"Aku cuma mau ngerapiin aja mas." Jawab Lili.
"Aku bisa melakukannya sendiri."
"Ma-maaf mas." Ucap Lili sambil menunduk.
Bram menghela nafas kasar menutup kembali sleting koper dan menaruhnya diatas Lemari.
"Aku keluar sebentar." Ucap Bram.
Lili hanya diam mengangguk, mempertanyakan apa yang didalam koper tersebut hingga membuat Bram sangat marah saat dirinya ingin membukanya, itu tidak mungkin hanya sekedar pakaian dan berkas perusahaan.
"Apa yang kamu sembunyikan mas?." Gumam lili.
.
.
.
"Untunglah dia belum sempat melihat foto Anya didalamnya." Ucap Bram didalam mobil.
***
"Ini tuan."
Abim yang berdiri menghadap jendela langsung berbalik ke arah sumber suara, terlihat seseorang yang ia suruh membawa beberapa foto dan informasi.
Abim duduk di kursinya melihat semua isi foto Bram yang sedang berjalan dan saat menaiki mobilnya ataupun saat sedang bersama Lucy dan lili.
"Dia tinggal dirumah lamanya di Italia bersama anak dan mantan istrinya, sepertinya mantan istrinya mengalami kecelakaan dan mengakibatkan dirinya amnesia". Cecar orang tadi.
Mendengar hal itu Abim tersenyum simpul.
"Baguslah, lagi pula aku juga tidak menyukai bahwa Anya mencintai uncle Bram yang lebih tua dan seorang duda anak satu."
"Tolong sembunyikan hal ini dari siapapun terutama Anya dan papa, ini bayaranmu!." Ucpa Abim sembari mengacungkan sebuah amplop coklat tebal.
"Baik tuan, terimakasih."
"Berbahagialah dengan keluargamu yang sekarang dan jangan ganggu adikku, aku tidak menyukainya." Gumam Abim.
***
Lagit sore berwarna jingga kemerahan, matahari mulai surup bersembunyi digantikan oleh gelapnya malam, begitu juga hati vino yang sedang kelam dan kalut dalam pikirannya.
Lamunannya buyar saat sebuah tangan menyodorkan rokok.
Vino hanya menoleh dan kembali menatap senja.
"Nih." Ucap Anya.
"Nggak mood." Singkat Vino.
"Gaya banget Lo."
Anya mulai mengambil satu batang rokok bersiap menyulutnya.
"Nya, om lo itu kemana?, Kok nggak pernah keliatan." Tanya Vino membuat Anya mengurungkan niatnya dan kembali memasukkan rokoknya.
"Gue juga nggak tau Vin, dia tiba-tiba pergi 3 bulan yang lalu entah kemana dan tanpa ngabarin gue." Jelas Anya.
"Serius Lo?!."
"Hmm."
"Ini akan semakin sulit." Batin Vino.
"Gue anter Lo pulang ya nya!." Ucap Reza dari belakang.
"Oke!, Emm Vino gue pulang dulu ya. Kalo ada masalah sharing lah gue bakal jadi pendengar yang baik." Ucap Anya sambil menepuk bahu Vino lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle Bram
Roman d'amourFollow dulu sebelum baca ya!🤗🙏 Happy reading ❤️ Anya Anastasya Wijaya, seorang wanita yang tak pernah jatuh cinta tiba tiba menyukai pria seumuran dengan papanya, namun beberapa konfik permasalahan selalu muncul dalam kisah cintanya ditambah denga...