CHAPTER 34

687 37 1
                                    

"Baiklah saya akhiri mata kuliah hari ini, sampai besok." Ucap Bram

Para mahasiswa berangsur keluar ruangan menyisakan Anya, Reza, juga Dona.

"Eh pak Bram selamat mengajar dikelas ini ya, kalo begini si saya jadi semangat buat kuliah." Goda Dona.

"Bagus dong kalo begitu." Jawab Bram.

Dona pamit dan pergi keluar kelas.

Anya menguatkan dirinya untuk segera pergi keluar kelas, sekejap mata mereka saling bertemu saat berpapasan, hingga Reza menggenggam tangannya.

"Ayo nya!." Ajak Reza lalu menarik Anya keluar kelas.

Anya berhenti membuat Reza yang menariknya ikut berhenti, ia mendudukkan dirinya disebuah kursi panjang.

Matanya tak kuasa lagi membendung air sedari tadi hingga tangisnya pecah menggema disepanjang lorong.

Kedua tangannya menutupi wajahnya.

Reza terdiam mengepalkan tangannya, lagi-lagi hatinya ikut sakit dan sesak melihat Anya menangis.

Tangannya menyentuh pucuk kepala Anya, membuat Anya menengadah keatas.

Reza tersenyum tulus membuat tangis Anya semakin pecah.

Anya menyembunyikan wajahnya di perut Reza, tangan Reza terus saja mengelus rambutnya lembut.

"Its oke, ada gue disini nya." Lirih Reza.

Tanpa mereka sadari Bram juga ada disana menyaksikan semuanya.

***

"Tuan, saya melihat tuan Bram menjadi salah satu dosen pengganti di kampus nona Anya." Ucap seorang pria berotot yang ditugaskan Abim untuk mengawasi Anya.

Abim memutar kursinya menatap tajam pria yang memberinya informasi itu.

"Apa!..."

"Berani sekali dia kembali mendekati Anya setelah apa yang ia lakukan." Tambahnya.

"Terus Awasi Anya dan lihat perkembangannya saja, kita lihat apa yang akan dia lakukan!" Titah Abim.

"Baik tuan." Ucapnya lalu pergi keluar ruangan Abim.

Ditempat lain Handoko sedang menikmati kopi dengan camilan di taman sambil melihat pak Asep menyirami tanaman.

"Wahh seger ya disini sep, saya sangat lega setelah memberikan perusahan pada Abim". Ucap Handoko.

"Iya pak, sekarang bapak tinggal istirahat aja sambil nunggu non Anya lulus terus nikah hahaha."

"Hahaha bener kamu, gak nyangka Anya udah gede aja, padahal dia dulu se pohon pisang ini." Ucapnya sambil menunjuk pohon pisang petinggi pinggang.

"Iya pak bener banget, sekarang non Anya udah jadi gadis cantik. Pasti banyak yang suka." Timpal Asep.

"Aduh-aduh lagi bahas apa si seru banget kayaknya." Ucap Anya yang baru datang dengan Reza dan langsung bersalaman dengan Handoko.

"Gimana kalo sama ini sep?".

"Wah ini si cocok pak langsung aja hahaha." Ucap Asep disusul dengan gelak tawa Handoko.

"Ada apa si ini malah ketawa?." Tanya Anya yang bingung begitu juga Reza yang terlihat dari raut wajahnya.

"Baru pulang kamu sama Reza?." Tanya Handoko.

"Iya"

"Yaudah sini duduk dulu Reza ngopi sama om, Anya bilang ke bibi suruh bikin kopi sama nambahi cemilan ya."

"Iya yah".

Tidak lama Anya keluar dengan membawa secangkir kopi dan tambahan camilan.

Rambutnya yang digerai tersapu oleh angin sepoi-sepoi membuat Reza melongo melihatnya.

"Ni minum."

Reza langsung tersadar dari lamunannya, pak Asep dan Handoko yang melihatnya hanya terkekeh geli berusaha berpura-pura tidak mengetahui.

Anya berusaha menutupi apa yang ia alami di kampus dengan senyuman, apalagi melihat ayahnya yang sangat bahagia penuh canda membuatnya tidak ingin merusaknya.

Reza menyeruput kopinya pelan.

"Reza mau nggak nikah sama Anya."

Pfftttt...

Terkejut bukan main Reza sampai menyemprotkan kopi yang masih dimulutnya kewajah pak Asep.

"Asemm Ki mas Reza semperetan wae di kira aku setan disemprot." Umpat pak Asep.

"Hahahaha". Handoko tertawa melihat itu.

"Aduh maaf pak Asep maaf banget." Ucap Reza.

Anya yang sampai hampir terjungkal di kursinya langsung memperbaiki duduknya.

"Ayah bercandanya lucu banget hahaha." Ucap Anya.

"Hahaha iya om becandanya." Sahut Reza.

"Ayah nggak becanda." Ucap Handoko sambil menyeruput kopinya.

"Apa!" Ucap Reza dan Anya serempak.







Huaaa maaf, aku kadang males banget buat up soalnya gaada inspirasi sama sekali 😭, suport aku dong dengan cara vote dan komen biar aku semangat lagi biar otakku cair...

Kalo ada salah kata langsung koreksi ya dan makasih udah mampir, aku harap betah sama aku yang mageran😭.

Uncle BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang