《°1》 new beginning, vers2

4.7K 476 180
                                    

[Bonus Chapter Versi 2]
🍒🍒

Waktu berlalu dengan cepat. Tak terasa, sudah dua tahun lamanya semenjak Deva dan Javran bertemu untuk kali pertama. Saat itu, mereka hanyalah dua orang asing yang tidak sengaja berinteraksi melalui beragam kejadian yang terjadi. Dan sejak awal, kesan negatif yang sama-sama mereka berikan untuk satu sama lain seolah menunjukkan bahwa mereka tidak berkesempatan memiliki hubungan yang melebihi dosen dan mahasiswa.

Tetapi, siapa yang benar-benar bisa memprediksi masa depan?

Kejadian demi kejadian yang terjadi, pada akhirnya membawa Deva dan Javran semakin dekat. Kulit-kulit bawang secara perlahan tapi pasti, terkupas satu per satu. Intipan kecil ke dalam kehidupan satu sama lain tanpa disengaja membawa keduanya masuk semakin dalam.

Javran yang awalnya hanya berniat untuk bermain-main, pada akhirnya benar-benar jatuh ke dalam pesona seorang Naldeva. Kemudian, Deva yang selalu merasa rendah diri, tanpa diduga mampu membuat seorang Javran berada di dalam genggaman tangannya.

"Mas! Buruan pasang projector-nya!"

"Iya, sebentar!"

Deva menempatkan popcorn karamel yang ia buat ke dalam wadah berukuran sedang. Ia lalu mengambil dua kaleng minuman dari kulkas; soda untuknya, dan bir untuk Javran. Ia kemudian membawa semua itu ke ruang santai di apartemen Javran yang sudah dirombak sedemikian rupa untuk malam itu.

Mereka sedang mengadakan movie night. Rutinitas yang mereka tetapkan setelah hubungan asmara mereka berjalan enam bulan. Rutinitas tersebut mereka lakukan setiap dua minggu sekali, di sela-sela kesibukan masing-masing sebagai dosen dan mahasiswa. Alasannya sih klise. Agar keduanya dapat membangun ikatan yang lebih kuat.

Deva merebahkan tubuhnya di atas tumpukan bantalan sofa yang mereka susun di lantai. Kepalanya tenggelam di dalam bantal berbentuk tapak kaki kucing pemberian Javran. Mulutnya sudah sibuk mengunyah snacks yang disediakan bahkan sebelum film diputar.

Derap langkah kaki terdengar semakin jelas. Javran datang membawa projector dan langsung memasangnya serta menghubungkannya ke laptop. Ia melirik ke arah Deva dan mendengus geli. Berat badannya yang bertambah membuat si manis terlihat semakin manis dan menggemaskan. Semua itu terima kasih kepada segala cemilan yang masuk ke perutnya.

"Emm, Deva mau lihat Ted Bundy."

Javran menghentikan guliran pada laman depan Netflix-nya. "Lagi?" tanyanya memastikan.

Deva menoleh dan memicingkan matanya ke arah Javran, "makanya mas tuh kalo Deva lagi nonton, jangan digangguin!"

Kekehan pelan pun terdengar. Javran menuruti permintaan Deva, dan langsung menekan play pada film dokumenter tersebut.

Lampu ruangan dimatikan. Pencahayaan yang mereka gunakan kini hanya berasal dari lampu meja nakas yang remang-remang. Setelah semuanya siap, Javran pun bergabung dengan Deva dan mengukung tubuh pemuda itu di bawahnya.

"Jangan mulai, deh!" Deva mencebikkan bibirnya. Ia mendorong tubuh Javran agar si dosen rebahan di sampingnya. Tetapi, Javran hanya terdorong sedikit. Posisinya masih belum berubah juga.

Suara intro dari film yang diputar pun terdengar. Javran tersenyum kepada Deva sebelum mencumbunya penuh perasaan. Deva memukul pelan dada Javran, kesal karena kebiasaan Javran sebelum nonton tersebut, selalu membuatnya menginginkan lebih. Ia tahu, Javran memang sengaja melakukannya.

Cumbuan Javran turun ke leher Deva, meninggalkan ciuman basah di sana. Sebelum nafsunya mengambil alih pikirannya, Javran pun menghentikan aksinya. Ia kembali menatap Deva dan menyengir, "kamu kaya kepiting rebus."

red [2jae - AU] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang