《22》 kiss and make up

7.1K 578 86
                                    

Sori ya guys ahah ga langsung di up pas 500.
Sambil-sambilan nyicil tugas kuliah juga soalnya.

Btw guys.
Jadi kenapa alurnya lama, maksud aku sih biar kelihatan progresif gitu hubungannya si dev sama jav.

Fokusnya memang ke mereka karena duaduanya MC. Tp aku juga pengen nunjukin apa yg terjadi di sisi masing2 atau sisi dari si pemeran pembantu.

Semoga tetap enjoy ya♡♡

🍑 aethrasthetic 🍑

Semua kepala menoleh ketika Deva memasuki kantin, bersisian dengan Karina dan Sherina. Orang-orang saling menyenggol; menunjuk-nunjuk ke arah Deva secara terang-terangan.

Pada kenyataannya, kejadian di kelas tempo hari berhasil menyebar di antara para mahasiswa dan dosen di fakultas mereka. Peringatan Karina bagaikan angin lalu belaka. Dan banyak pula yang menggunjing Deva, mengatakan bahwa ia menggoda Javran.

Sangat tidak masuk akal, kalau kata Karina.

"Engga. Maksud gue, hello? Victim-nya di sini siapa, kenapa villain-nya yang malah didukung?"

"Udahlah. Gak penting juga." Gumam Deva. "Gue mau mie kuah ya. Yang pedas."

Sherina menggelengkan kepalanya ke arah Karina yang mendapatkan giliran memesan makan siang mereka pada hari itu. "Nasi pake ayam pedas manisnya oma, dua ya, untuk si Deva juga." Ia lalu beralih ke Deva, "lo udah tiga hari makan pake mie doang. Usus buntu lo entar."

Deva cemberut. Ia baru saja mau bangkit untuk mengekori Karina dan membeli minum, tetapi seseorang menghampiri meja mereka dan menyentuh pundaknya.

"Kak Deva?"

Mata Deva menatap menelisik ke arah mahasiswi itu. Ia mewanti-wanti apabila kejadian yang sama seperti sebelumnya, maksudnya adu mulut, akan terjadi kembali. "Iya? Kenapa?"

"Ini," ia meletakkan sebuah kantung plastik khas Chatime di meja, "ada titipan untuk kak Deva."

Deva menaikkan alisnya. "Gue gak ada beli?"

"Dari pak Javran, kak." Bisiknya dengan senyuman kecil. Ia lalu berpamitan dan pergi.

Benar bahwa tidak semua orang kontra terhadap hubungan Javran dan Deva. Tetapi, yang pro hanya segelintir sedangkan yang kontra hampir melibatkan seluruh populasi di fakultas mereka.

Deva kembali duduk. Ia tidak jadi membeli minum dan hanya menatapi Chatime yang Javran belikan untuknya. Ini bukan traktiran pertama Javra pasca pertengkaran mereka. Tetapi, Deva berpikir bahwa Javran akan berhenti setelah ia menolaknya secara langsung.

Berbicara mengenai Javran, dosen muda itu semakin hari semakin terlihat kurus. Bukan hanya kumis, rambutnya juga sudah mulai memanjang. Pipinya juga sedikit tirus. Ia terlihat seperti seseorang yang tidak mengurus dirinya dengan baik.

Meskipun hubungan mereka sedang tidak baik, Deva tetap saja merasa khawatir. Ia tahu Javran bisa memasak, tetapi melihat penampilan Javran, ia berspekulasi bahwa Javran jarang makan dengan baik dalam dua minggu ini.

"Baikan aja elah. 'Mang kalian ada masalah apaan sih?"

Deva menatap Sherina dengan sedikit keraguan. "Menurut lo gitu?"

Sherina pun mengangguk. "Bukannya gue mau ambil sisi lo atau pak Javran nih. Mau netral dulu gue. Tapi, Dev, lo sendiri yang bilang kalo hubungan kalian gak berstatus. Kejelasan tentang apa kalian emang seeing each other or not, itu aja ga ada. So far, sejauh pemahaman gue, sejauh apa yang gue lihat, kalian kaya ... ya cuma fling doang. Gak serius dan memang cuma sama-sama nyari hiburan aja gitu. Soalnya kan ... lo juga baru putus dari si Nopal. Kali aja pak Javran cuma pelampiasan lo doang.

red [2jae - AU] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang