Kalian ga ngerasa lagi di ghosting samaku, kan?
Kuy enjoy malam mingguannya bersama DJ♡♡
🍑 aethrasthetic 🍑
Hari itu, perkuliahan berakhir dua jam lebih cepat karena acara yang akan digelar untuk memeriahkan hari guru untuk para dosen. Satu jam pertama digunakan untuk mempersiapkan segala keperluan terkait rangkaian acara. Dan satu jam selanjutnya adalah untuk pemanasan dan peregangan.
Banyak mahasiswa yang berkumpul untuk melihat pertandingan yang akan dilaksanakan. Mereka terlihat excited, karena tidak setiap hari mereka melihat para dosen saling berlomba untuk mendapatkan posisi pertama.
Ramainya lantai dasar membuat Karina, Deva, dan Sherina mengungsi di lantai tiga Gedung D. Ketiganya duduk selonjoran di lantai sambil bermain Ludo di ponsel Karina. Tawa yang mereka produksi tidak jarang menarik perhatian orang yang berada di dekat mereka. Berisik dan barbarik. Mereka juga sedang menunggu pertandingan pertama untuk dimulai, yang entah kapan mulainya.
"Oit bobanya udah sampe!" Seru Sherina saat ia melihat notifikasi di ponselnya. "Sana ambil Dev!"
Deva membawa serta ponsel Sherina untuk pembayaran. Langkahnya terasa ringan karena hari itu pun mata kuliah yang ia hadiri hanya ada satu. Jadi, fisik dan batinnya masih segar walaupun hari sudah mulai sore.
Saat Deva berbelok untuk menuruni anak tangga, ia melihat Javran yang berjaran beberapa anak tangga di depannya. Dosen muda itu mengenakan setelan pakaian olahraganya yang berupa manset baju berwarna hitam, kaos tanpa lengan, dan celana selutut. Melihat Javran berpakaian sesantai itu membuat perut Deva seolah tergelitik.
Deva mengulum senyum. Alasannya berlama-lama di kampus adalah Javran. Ia ingin melihat dosen muda itu berlarian di lapangan. Tetapi, ia sendiri belum tahu Javran akan mengikuti perlombaan apa.
"Sore, pak Javran," sapa Deva saat ia melewati Javran yang berhenti karena berkutat dengan ponselnya.
Javran mendongak dan tersenyum kecil, "sore," balasnya. Ia kembali mengantungi ponselnya dan ikut berjalan di sebelah Deva. "Saya pikir kamu udah pulang."
Mereka berdua berjalan beriringan menuruni anak tangga yang cukup curam. Beberapa mahasiswa yang berada di sepanjang koridor saling melirik, tetapi tidak ada yang berkomentar. Semakin ke sini, interaksi Javran dan Deva semakin terbuka. Mereka, khususnya Deva, bahkan tidak mau ambil pusing mengurusi segala macam kritik yang sempat membuatnya down.
"Deva kan mau lihat mas lari-larian, haha," jawab Deva sedikit berbisik diikuti dengan tawanya.
"Memangnya kenapa saya harus lari? Saya cuma ikut lomba makan kerupuk."
Deva menatap Javran dengan tampang tidak percaya. Ia mengira bila Javran mungkin akan bergabung dengan tim futsal, atau bulu tangkis. Fisik Javran kuat, sangat disayangkan bila ia hanya mengikuti lomba makan kerupuk.
"Ey! Gak mungkin!" Seru Deva, "mas ikut futsal, kan? Mas aja pake sepatu olahraga. Masa iya cuma ikut makan kerupuk?"
Saat keduanya sudah berada di lantai dasar, tujuan langkah kaki mereka pun berlawanan arah. Javran menuju lapangan dan Deva menuju gerbang depan. Javran yang menyadari bila Deva tidak searah dengannya pun memanggil pemuda itu, menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
red [2jae - AU] ☑
FanfictionWhen Taylor Swift says, "loving him is like trying to change your mind once you already flying through the free fall", well, I couldn't agree less. - Naldeva (2021) ⚠️ WARNING ⚠️ - Lokal AU - Boys love 🔞 - Rated super ++ - M-preg (side character) ...