《18》 the start of some rumour, or love?

4.8K 544 97
                                    

Help ㅠㅠ
Setiap denger suara baritone Jaehyun, rasanya kaya ada kebun binatang di perut.

Originalnya aku mau up tadi malam, tapi ketiduran pas mikirin paragraf untuk scene terakhir, haha.

Btw,
happy weekend and
enjoy!♡

🍑 aethrasthetic 🍑

"Satu jam lagi kita bimbingan." Umum Javran begitu ia duduk di kursi meja makan.

"Mas! Deva masih di sini! Kok bimbingan sekarang, sih?!" Protes Deva saat ia baru saja selesai menyiapkan makan malam Javran.

"Kamu bawa laptop, kan?"

Sepulang kuliah, Deva langsung membawa motor matic-nya ke apartemen Javran. Dan berhubung setiap hari ia selalu membawa laptop, Deva pun mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Javran.

"Ya sudah. Buruan dihabisin makannya."

Sudah sebulan Deva selalu makan malam bersama Javran di apartemennya. Bukan karena apa-apa. Hanya saja, Javran menyuruhnya dan mengatakan kalau makanan yang Deva masak terlalu banyak untuk ia habiskan seorang diri. Padahal, Javran memiliki niat terselubung lain. Ia tidak mau Deva merasa kesepian seperti waktu itu. Sebagai tambahan, ia pun sama; ia juga tidak mau merasa kesepian. Dan dengan alasannya tersebut, keduanya pun kini sama-sama memiliki teman saat melewati dinner.

--

"Kameranya tolong dihidupkan ya." Ucap Javran begitu online meeting mereka baru di mulai.

Deva malas menghidupkan kamera karena wajahnya sudah terlihat sangat lesu. Ia belum ada istirahat, dan ia juga belum mandi. Ditambah lagi, rasa kantuknya sudah mulai menghantui setelah makan malamnya.

"Naldeva Nurrachman, kameranya." Deva yang lagi asyik menguap pun langsung membenarkan letak kacamatanya kemudian menghidupkan kamera.

"Siapa yang mau bimbingan duluan?" Tanya Javran setelah ia menghitung jumlah mahasiswa yang hadir.

Seorang mahasiswa pun menyebut namanya, mengajukan diri untuk mempresentasikan proposalnya.

Deva memperhatikan layar laptopnya dengan seksama. Ia melihat pekerjaan teman sesama mahasiswanya yang menurutnya bagus. Insecurity-nya pun perlahan muncul saat ia membandingkannya dengan pekerjaannya sendiri.

Empat puluh lima menit berlalu, dan Javran pun kembali bertanya, "siapa lagi yang mau bimbingan?"

Deva diam. Ia juga menunggu mahasiswa bimbingan Javran yang lainnya untuk menyahuti pertanyaan dosen mereka tersebut. Tetapi karena hampir dua menit berlalu dan tidak ada yang berbicara, Deva pun menyahut, "Saya, pak! Naldeva."

"Oke silahkan."

"Izin sharescreen ya, pak." Deva kemudian menampilkan file proses kerjanya.

Javran menggumamkan judul penelitian milik Deva. "Udah sampai mana yang kamu kerjakan?"

"Eum ..." Deva menggulir halaman dan berhenti di daftar isi. "Bab tiga, pak. Tapi ini masih rancangan kasarnya aja, pak."

Javran mengangguk puas. Ia memang belum menyuruh anak bimbingannya untuk mengerjakan bab tiga. Tetapi ia juga tidak akan mempermasalahkannya bila ada yang sudah mengerjakan hingga bab tiga. "Silahkan dipresentasikan."

"Baik, pak." Deva menarik napas dalam-dalam, "Selamat malam, pak Javran dan teman-teman semua ..." ia pun mulai menjelaskan apa yang dikerjakannya di dalam dua bab pertama.

red [2jae - AU] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang