《26》 Bali, we're coming!

5K 517 66
                                    

Jadi, kenapa aku ga buat Javran kena STI/STD, karena Tom Ellis di Lucifer juga ga kena STD. Itu fictional banget sih tapi gapapa, haha.

Aku emang suka banget sama karakternya yang carefree, self-conceited, dan extravagant, tapi juga buta masalah perasaan.

Kalo kalian nonton series itu, kalian bakalan nemuin kemiripan antara karakter Jaemin di Annyeong, karakter Javran di Red, dengan karakter Lucy.

Anyway, enjoy!♡♡

🍑 aethrasthetic 🍑

Hampir dua bulan Hares berusaha meyakinkan teman-temannya untuk menyetujui proposal liburannya. Ia bahkan rela disuruh ini itu oleh mereka. Dan saat tanggal di kalender menunjukkan 30 November, akhirnya ia mendapatkan kelima tanda tangan dari para sahabatnya.

"Guys, kenalin. Ini kak Cecilia."

"Mana?" tanya Hares sambil celingukan ke segala arah kafe.

"Ini di hape gue!" Sherina menunjukkan foto Cecilia kepada teman-temannya.

Hares memajukan kepalanya agar dapat melihat foto yang ditunjukkan oleh Sherina dengan lebih baik. "Apaan cuma punggungnya doang anjir. Bolong pula itu bajunya."

Sherina hanya menyengir lebar sambil kembali menggulir foto-foto kakak crush-nya itu di galeri ponselnya.

Deva melirik ketiga sahabatnya, terutama Hares, "beneran nih si Rendi gak papa ikut?"

Hares pun mengangguk mantap, "gue udah suruh kak Dimas bawa Rendi checkup. Harusnya sih bisa, dia due date-nya juga masih dua bulan lagi."

Karina memainkan sedotan minuman bobanya, "Faris ikut gapapa, kan? Mama gak ngizinin gue pergi kalo Faris gak ikut."

"That's fine. The more the merrier. Gue juga udah bilang kan kemaren, lo boleh bawa satu orang tambahan. Tapi--"

"Iye, iye! Gue tau! Bayar sendiri tiketnya." Kata Karina memotong perkataan Hares.

Mereka pun kembali sibuk dengan ponsel masing-masing. Tidak banyak yang dibicarakan, hanya menikmati kehadiran satu sama lain.

"Ibuk sama bapak juga tumbenan banget ngasih gue izin pergi jauh kaya gini." Gumam Deva, mengingat percakapan yang ia lakukan dengan kedua orang tuanya beberapa hari yang lalu melalui telefon.

"Hebatnya lagi, nyak gue juga setuju buat ngebayarin ini itunya!" Seru Sherina. Ia lalu menatap Hares, "gimana lu persuasi mereka dah? Bisaan bener."

Hares hanya senyum-senyum, bangga karena kemampuannya mempersuasi orang kali ini berhasil membuat keinginannya untuk berlibur ke Bali terkabulkan. Sebenarnya sih, persetujuan para orang tua dikarenakan Hares mengatakan bila dana yang diperlukan hanya untuk tiket dan makan. Ia juga mengiming-imingi kalau mereka akan menjaga sikap selama berada di Bali.

Tidak pergi ke night club, dan tidak ada funny business lainnya. Meskipun ia sendiri tidak bisa memastikan hal tersebut.

--

"Loli," panggil Javran yang duduk di seberang Deva.

Deva mendongak dari laptopnya dan menyahut, "saya?"

"Akhir bulan kamu jadi ke Bali?" Deva menganggukkan kepalanya. "Sama siapa aja?"

"Sebenernya sih, ini Hares yang ngajakin. Tapi yang pergi ada Deva, Hares, Sherina, Karina sama pacarnya, sama Rendi sama kak Dimas. Itu aja sih, kayanya."

red [2jae - AU] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang