2. Awal Mula

1.8K 220 4
                                    

Di dalam novel jika tidak salah, Mariposa dan Pangeran Mahkota akan bertemu di acara ulang tahun Raja.

Pertemuan yang indah.

Mudahnya Chryssant hanya perlu membuat agar keduanya tidak bertemu, tapi itu agak mustahil karena Mariposa akan selalu ikut dalam acara seperti itu.

Meskipun kejam dan tidak berperasaan, Mariposa sangat pintar bicara dan pesonanya membuat banyak orang tunduk.

Kejadian itu akan terjadi sekitar tiga tahun lagi, tapi tampaknya itu terlalu tidak mungkin. Jadi dia akan mencari rencana baru.

Masih ada jarak waktu untuk kejadian itu, mungkin bisa ia gunakan untuk mencari jalan keluar.

Awalnya dia akan mencoba untuk memberikan bukti jika mereka tidak menyembunyikan Pangeran Mahkota atau bukti jika keduanya kabur tapi pasti tidak akan berhasil.

Ini adalah ide paling klise, tapi tampaknya tidak akan berhasil. Saat ada kesempatan untuk menghancurkan keluarga paling bermasalah mana mungkin akan ada yang menerima alasan seperti itu, meskipun ada bukti nyata.

Rencana lain, dia akan menikah atau setidaknya memiliki hubungan dengan orang lain yang bisa dia jadikan alasan nantinya.

Atau mudah saja saat kejadian nanti dia akan kabur, tapi rasanya akan aneh. Ayahnya tidak memberikan izin semudah itu.

Ini kenapa dia benci tinggal di Mansion utama. Ada dua Mansion yang di tinggali. Pertama ada di bagian luar dari hutan yang mengelilingi Mansion kedua. Mansion pertama sengaja dibuat khusus untuk menerima tamu atau apapun yang berhubungan dengan pekerjaan normal. Sedangkan Mansion kedua yang ukurannya dua kali lipat Mansion pertama adalah tempat seluruh keluarga mereka tinggal.

Ada hal-hal tidak terduga di tempat ini, hanya keluarga utama dan orang-orang yang dapat dipercaya yang ada di Mansion kedua. Tepatnya semua orang jahat yang ada di sini.

"Chryssant."

Chryssant yang sedang berjalan di taman menoleh, tersenyum. "Selamat siang Ayah."

Justine dengan pakaian khasnya setiap saat, serba hitam berjalan di samping Chryssant. "Kau sudah membaik."

Jika saja dia adalah anak polos yang bodoh, dia pasti akan mengatakan jika Ayahnya sangat perhatian karena bertanya keadaanya. Sayangnya ini adalah Kacisea. Tidak ada belas kasih.

"Sudah cukup baik," Chryssant tersenyum. Walau segala luka yang ada dapat sembuh dengan mudah, saat sakit apalagi ketika dia kekurangan darah dia akan mudah sakit. Seperti beberapa saat yang lalu, dia hampir kehabisan darah dan harus dirawat.

Ayahnya luar biasa bukan, sampai membuat tambang darahnya hampir mati.

"Itu berita baik." Justine mengangguk beberapa kali. Rambut hitam dan mata yang sama persis dengan milik Chryssant, itulah Justine Kacisea. "Kita harus selalu berjaga-jaga."

"Baik, Ayah." Chryssant tersenyum. "Ah, aku akan pergi ke kota untuk hari ini."

Justine mengangguk. "Pergilah."

Sejak kecil Chryssant selalu pergi ke kota, sekadar berjalan-jalan. Ya, karena dia adalah benda berharga di keluargnya dia diberikan satu permintaan, dan yang dia minta adalah bisa keluar dari Mansion untuk berkeliling kota. Ayahnya setuju.

Chryssant berjalan setelah mendapatkan izin dari Ayahnya. Dia akan sedikit melepaskan kegilaan di kepalanya.

"Kau akan ke kota?"

Laki-laki dengan umur hanya berbeda dua tahun dengan Chryssant berjalan di samping Chryssant yang mengangguk pelan. "Ya. Tapi kau sedang dihukum, kau tidak bisa ikut, Archie."

Laki-laki dengan rambut legam itu tampak berdecak. "Ah, benar. Sayang sekali."

"Aku akan mengajak Archele." Si kembar, sebutan untuk dua manusia ini. Si kembar yang sering membuat masalah, namun karena kemampuan yang baik mereka bebas melakukan apapun.

"Aku tidak rela, tapi biarlah." Archie terkekeh. "Aku akan panggil Archele." Archie berlari menjauh.

Sejujurnya Chryssant tidak mau membuat hubungan dengan siapapun di tempat ini, meskipun mereka saudara. Terlalu merepotkan untuk membangun hubungan baik diantara manusia-manusia berdarah dingin ditempat ini.

Archie dan Archele adalah anak yang bernasib sama dengan Chryssant, mereka sama-sama tidak pernah melihat ibu mereka. Bedanya, mereka tentu bukan anak haram seperti Chryssant, hanya ibu mereka yang meninggal karena melahirkan mereka.

Jarak dari Mansion tempat mereka tinggal dan kota sekitar sehari perjalanan, karena itu biasanya dia akan pergi selama seminggu. Itu kenapa Ayahnya agak kecewa karena tidak adanya pasokan darah nantinya.

Di dalam novel, dia tidak pernah di ceritakan. Entah dia memang tidak pernah ada atau memang dia yang lupa. Sudah sangat lama sejak dia membaca buku itu. Sebagian besar sudah ia lupakan kecuali hal-hal penting bagi pemeran utama.

"Kau membawa pengawal?" Archele masuk ke dalam kereta kuda, duduk di depan Chryssant yang membaca buku.

"Sejak kapan aku membawa pengawal?" Chryssant tidak pernah membawa pengawal untuk bersamanya saat dia berada di kota, alasannya akan mengganggu pergerakannya, karena itu dia selalu membawa Archie atau Archele. Lebih simpel dan Ayahnya dengan mudah setuju.

Archele memiliki rambut lebih panjang dari Archie, dengan mata berwarna perak yang tampak menawan, tapi jiwanya adalah jiwa hewan buas yang selalu lapar. "Siapa tau." Archele mengangkat bahu.

"Jangan membunuh siapapun di sana." Chryssant menatap Archele yang mendengkus.

"Aku tau." Archele melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku usahakan." Sifat Archie dan Archele hampir sama, hanya saaja Archie lebih bersemangat dari pada Archele yang lebih suka santai.

Chryssant tersenyum.

***

Dunia ini tidak sebaik kelihatannya, apa yang dilihat baik belum tentu selalu baik juga.

Hari ini terjadi pembantaian di salah satu rumah tinggal yang ada di kota, semua penghuni dibantai habis dengan luka menganga di leher mereka.

"Ini mengerikan." Tatapan ngeri kentara di wajah itu. "Kenapa juga kita lewat disini."

Mata itu menatap puluhan mayat yang dijejerkan dengan kain penutup. Mereka awalnya hanya iseng berjalan-jalan di kota, tapi tidak menyaka akan ada hal seperti ini.

Rambut emas yang terikat rapi itu tampak bergerak ditiup oleh angin. Pemiliknya tampak menghela nafas.

"Padahal ada yang cantik, tapi sayangnya mati." Seraphiel, putra ketiga dari keluarga Zavrion. "Ah, sayang sekali."

Mungkin banyak yang tidak akan percaya jika dia berasal dari keluarga Zavrion yang tertutup, tapi rambut emas itu sudah menjelaskan semua.

Berbeda dengan saudaranya yang lain, Seraphiel di kenal sebagai pemikat wanita ulung.

Bahkan bukan hal baru jika dia bisa mengenal banyak bangsawan wanita. Dia memiliki pesona yang baik, itu alasan mengapa banyak yang masuk dan terjerat.

"Lebih baik kita pergi dari sini." Pengawal setia Seraphiel, Win berjalan keluar, diikuti Seraphiel yang tampak tidak terlalu tertarik sebenarnya dengan apa yang terjadi.

Mereka hanya tidak sengaja lewat dan melihat keributan, itu saja.

"Lebih baik kita pergi." Seraphiel menoleh, dia menatap laki-laki dengan rambut gelap yang bersama seorang perempuan berambut seputih salju.

"Itu siapa?" Seraphiel menarik Win untuk melihat apa yang dilihatnya.

Win menetap ke arah pandangan Seraphiel. "Apa dia dari keluarga Aorcha?"

Seraphiel tersenyum, dia berjalan mendekat ke arah perempuan berambut putih itu.

"Nona."

 . . .

Mungkin ini bakal update seminggu atau dua minggu sekali. Bakal rutin kok updatenya.

TAWS (4) - ChryssantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang