25. Masih Bertanya

1K 154 0
                                    

Ada beberapa hal yang tidak disukai Ayah mereka. Salah satunya pembahasan tentang Istri-istrinya yang telah tiada.

Sebenarnya di ruangan Ayah mereka ada beberapa pigura wanita yang di pajang, semua adalah istri Justine.

Hanya lima pigura yang ada di sana, dan sebuah pigura besar berisi mereka seluruh keluarga. Justine Kacisea yang duduk di tengah bersama tiga istri mereka, lalu anak mereka yang berada di belakang. Barisan tepat di belakang kursi Justine dan tiga istrinya adalah anak-anak perempuannya, lalu di belakang adalah anak laki-lakinya.

Kalau dilihat-lihat mereka seperti keluarga harmonis meskipun berbeda Ibu. Jika hanya dilihat sekilas mereka seperti bahagia. Padahal nyatanya setiap orang berusaha agar bisa lepas dari belenggu yang mengikat leher mereka kuat karena nama Kacisea.

"Berapa lama kau akan pergi?"

Ruangan besar itu hanya ada Justine Kacisea yang tampak bergelut dengan kertas-kertas. Akhir-akhir ini Justine tampak lebih diam, tidak ada yang tau alasannya dan tidak ada yang ingin mencari tahu.

Mereka hidup hanya untuk bertahan, rasa simpati dan peduli hanya akan mengundang petaka di rumah ini.

"Mungkin seminggu, aku akan mencari gaun untuk acara Debutante." Chryssant tersenyum. Sebenarnya dia hanya akan meminta Mariposa memilih apa saja yang cocok pada Chryssant, dia tidak peduli dengan hal lain.

"Si kembar ikut?"

"Mereka akan menyusul." Karena Chryssant akan pergi ke pesta teh dia harus lebih dulu pergi ke kota, si kembar akan datang menyusul.

Justine menatap Chryssant cukup lama sebelum akhirnya mengangguk. "Pergilah."

Chryssant menunduk sebelum akhirnya keluar dari ruangan Ayahnya. Mungkin sebentar lagi akan ada berita bahwa Justine Kacisea sakit dan seluruh negeri akan bahagia mendengarnya.

Jangan simpati dan terlihat lemah. Itu aturan di rumah ini. Bahkan pada Ayah mereka sendiri, semua itu tidak di butuhkan. Tidak ada yang benar-benar tulus di dalam rumah ini.

Noah masih berada di Mansion, sepertinya tidak mendapatkan perintah apapun dari Ayah mereka. Noah bukan anak yang memiliki masa kecil, sejak awal dia di paksa untuk menjadi lebih, dia adalah yang paling diincar setelah Ayah mereka. Dia kandidat kuat untuk penerus selanjutnya, maka dia harus dikalahkan agar orang lain bisa berada di puncak rumah ini.

Noah mengawal Chryssant dan Mariposa hingga tiba di kota. Chryssant tentu menolak tapi karena itu perintah Ayah mereka, dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Penginapan yang Chryssant tinggali sekarang sudah menjadi langganan barunya setelah tempat yang lama tutup. Tidak ada yang mau menginap di hotel itu lagi setelah kejadian buruk perampok kala itu.

"Ini kali pertama kita berbincang secara langsung seperti ini." Mariposa tersenyum.

Seraphiel datang setelah tau Chryssant ada di Ibu Kota. Laki-laki itu sering mengirim surat yang bahkan di balas oleh Chryssant dalam jangka waktu cukup lama. Semenjak pesta ulang tahun Kaisar, Seraphiel menjadi aneh, tapi Chryssant mebiarkan saja.

Seraphiel sejujurnya takut, apalagi dia duduk berhadapan dengan orang yang paling ia hindari nomor dua di keluarga Kacisea. Tidak lain dan bukan adalah Noah Kacisea.

Tampak tenang tapi auranya seperti meminta siapa saja lebih baik menjauh. Mata ungu yang menatap intens, sangat menyeramkan.

"Benar, kita tidak sempat berbincang walau bertemu di beberapa acara." Kalau dibandingkan dengan Chryssant tentu Mariposa lebih memiliki aura yang luar biasa. Walaupun nama Kacisea ada di belakang namanya orang-orang seakan buta akan itu, mereka semua langsung jatuh cinta pada Mariposa yang memiliki aura luar biasa.

TAWS (4) - ChryssantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang