12. Tuan Penuh Pesona

1.3K 196 1
                                    

Hari menjelang acara keluarga Kacisea semakin dekat. Hari ini Chryssant pergi ke Ibu kota. Hanya ingin berjalan-jalan sebentar.

Kali ini dia pergi sendiri, awalnya dia akan ditemani oleh si kembar tapi keduanya sedang diberikan tugas jadilah Chryssant pergi sendirian.

Memakai topi dan berjalan santai di kota adalah yang Chryssant lakukan sekarang. Ya, kapan lagi dia bisa lepas dari orang-orang tidak waras itu, kan?

Besok akan ada festival, itu kenapa banyak orang berlalu-lalang dan tampak sibuk.

Chryssant hanya akan berkeliling, lagipula dia juga tidak begitu peduli pada festival ini. Seumur-umur dia belum pernah ikut dalam festival apapun.

Keluarganya sangat tidak memungkinkan.

"Hei!"

Chryssant yang awalnya menatap beberapa penjual yang ada di pinggir jalan menoleh.

Itu Seraphiel, bersama pengawal yang sama saat di hotel ketika mereka pertama bertemu.

"Aku tidak tau kau akan datang ke kota." Rambut Seraphiel terikat, dengan sebuah pedang di pinggang laki-laki itu. "Kau sendirian?"

Chryssant mengangguk. "Hm. Mereka semua sedang sibuk." Chryssant berhenti pada penjual buah, dia meraih beberapa apel dan membayarnya. "Kau kelihatan sibuk."

Chryssant tentu melihat barang-barang yang di bawa oleh beberapa pengawal di belakang Seraphiel.

"Ah," Seraphiel meringis. "Itu hanya hadiah untuk beberapa orang."

Mengangguk beberapa kali, Chryssant berjalan diikuti Seraphiel dan para pengawalnya. "Lakukan apa yang kau mau, aku tidak akan mengatur apapun."

Seraphiel mengangguk. "Sebenarnya itu untuk para gadis yang sering menemaniku. Besok adalah festival bulan, aku hanya ingin memberikan sesuatu."

"Ya. Lakukan apa yang kau mau Tuan." Chryssant tidak peduli tepatnya. Dia hanya ingin nantinya bisa lepas dari belenggu takdir itu, dia tidak peduli pada bagaimana dan apa yang Seraphiel lakukan.

"Kau disini sampai kapan?" Seraphiel tersenyum pada beberapa gadis yang menyapanya. "Mereka temanku berjalan-jalan."

"Lusa." Chryssant membalas, agak malas. Sepanjang jalan yang mereka lewati, seperti ada saja yang Seraphiel kenal. Dan semuanya adalah wanita. Memang predikat itu pantas untuk Seraphiel.

"Besok datanglah ke rumahku." Seraphiel menatap Chryssant yang mengangguk. "Akan aku jemput."

"Hm." Chryssant mengangguk lagi. "Sepertinya informasi jika kita bertunangan sudah menyebar luas. Mereka semua menatapku seperti ingin mengulitiku."

Seraphiel tertawa. "Mereka takut tentu saja, mereka tidak akan melakukan itu."

"Ya, mereka hanya melihat rambutku." Chryssant meraih rambutnya. "Mereka tidak melihat mataku." Mata berbeda warna itu melirik Seraphiel.

Jika hanya melihat dari luar, orang-orang akan hanya menganggap Chryssant salah satu bagian dari keluarga pecinta dan pengendali hewan yang baik hati. Tapi mereka tidak memperhatikan mata yang sekali saja di tatap akan langsung menunjukkan siapa dia sebenarnya, mungkin jika mereka sadar mereka akan langsung memegang leher masing-masing, takut jika penyambung antara kepala dan badan mereka terlepas secara tiba-tiba.

"Kau menginap dimana?" Seraphiel bertanya, tapi laki-laki itu sekali lagi menyapa beberapa gadis yang lewat. "Mereka sering mengajakku ke pesta, mereka asik."

Chryssant memutar bola matanya, laki-laki ini benar-benar seperti romor yang ada. Dia agak menyesal karena memilih laki-laki ini jadi tunangannya. Tapi semua sudah terjadi.

TAWS (4) - ChryssantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang