8. Yang Masih Terampuni

1.3K 220 0
                                    

Rasanya seperti sebuah beban baru saja pergi dari pundak Seraphiel, sejak dia datang ke kediaman Kacisea rasanya sangat tidak nyaman. Dia sekarang bisa lega.

Semalam dia sedikit bermain-main dengan salah satu pelayan yang ternyata adalah pelayan baru di hari itu. Tampak polos dan mudah di manipulasi. Semalam dia tidak tidur sendiri karena itu.

Tidak ada yang tau tampaknya kejadian itu, karena sebelum semua orang bangun pelayan itu sudah pergi. Tapi dia salah, Chryssant ternyata tau.

Bagaimana jika kepala keluarga Kacisea tau? Seraphiel baru menjadikan Chryssant tunangannya tapi malam harinya dia malah bermain-main dengan pelayan rumah itu.

Sekarang bahunya terasa berat.

Suara ringkikkan kuda dan kereta yang tidak lagi berjalan membuat Seraphiel kebingungan, apa ada masalah?

Suara ketukan pada pintu kereta membuat Seraphiel melihat keluar. Matanya membesar kaget melihat siapa yang ada di depan pintu keretanya.

Siapa yang tidak tau Thomas Kacisea, dia adalah salah satu pengguna pedang terbaik di seluruh kerajaan, bahkan sering menjadi pengawal Raja atau anggota kerajaan lain saat diperlukan. Walau Kacisea di benci oleh seluruh negeri bahkan kerajaan tapi mereka sangat berpengaruh pada kerajaan.

Koneksi Kacisea sangat luas.

Dan sekarang, laki-laki berambut biru tua dengan mata berwarna cokelat itu berada di depan pintu kereta yang ia tumpangi.

Apa karena kejadian semalam?

Satu lagi ketukan di pintu kereta akhirnya membawa Seraphiel turun. Dia menatap laki-laki dengan pandangan dingin itu.

"Seraphiel Zavrion."

"Ah, iya?" Seraphiel bisa melawan, tentunya. Tapi dia tampaknya tidak akan melawan kali ini.

"Aku di perintahkan untuk membuatmu terluka."

"Hah?" Apa-apaan itu? "Untuk apa?"

Thomas tampak berfikir. "Ini agak sulit, biasanya aku langsung menebas leher seseorang jika aku kesal."

Menelan saliva dengan susah payah, kata-kata seorang Kacisea tidak biaa dianggap biasa.

"Aku harus segera pergi." Seraphiel memaksa senyumnya dia berbalik tapi badannya malah terhempas hingga menabrak pohon.

"Ugh!" Seraphiel terduduk di tanah. Para pengawal yang ikut bersamanya berlari menolong Seraphiel.

Thomas mengerutkan kening. "Kau selemah ini?" Thomas menatap Seraphiel dari tempatnya berdiri.

Seraphiel memegang perutnya, Kacisea memang gila dan tidak perperasaan. Bagaimana bisa melempar seseorang di kali pertama mereka bertemu.

Menaikkan sebelah alisnya, Thomas melompat ke tangga kereta saat es mulai menutupi tanah yang ia pijak. Menarik ujung bibirnya, Thomas menyeringai melihat pepohonan dan semak disekitar Seraphiel yang mulai membeku.

"Heh, aku kira terlalu banyak bermain wanita membuat kau tidak bisa melawan." Thomas bukan jenis orang yang suka mengganggu seseorang demi kesenangan, tapi tampaknya Zavrion satu ini menyenangkan untuk di ganggu sedikit. "Hanya itu kemampuanmu?"

Es adalah sihir yang di miliki keluarga Zavrion, menurut rumor yang beredar para Zavrion hanya menggunakan hal spesial mereka saat terdesak.

"Pergilah." Seraphiel membentuk pedang dari es, mata birunya menatap Thomas.

Thomas bersiul. "Ini menarik."

***

Chryssant berbaring di atas tempat tidurnya, pelayan itu benar-benar telah meninggalkam dunia. Semua terbukti dengan pakaian pelayan itu yang tergantung di sumur.

TAWS (4) - ChryssantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang