Jihyo tersenyun menggenggan tangan Park Sooyoung. Ia lalu mengangguk.
"Apa tak apa?"
"Ceritakan saja padaku. Aku akan merahasiakannya...," jawab Jihyo yang datang tanpa menggunakan jas dokternya. "Lihatlah. Aku datang bukan sebagai dokter. Aku datang untuk mendengar keluh kesahmu. Sebagai seorang teman."
"Aku..."
.
Sooyoung yang berusia dua puluh tahun pertama kali memijakkan kaki di tanah bebas. Mendekam di penjara selama lima tahun membuatnya tertinggal dengan berbagai perubahan yang ada. Ia bingung harus kemana. Rumah? Apa papanya mau menerimanya kembali?
Tok tok tok
Setelah bergelut dengan hati dan pikiran, Park Sooyoung mengetuk pintu rumah sederhana yang ada di hadapannya. Semoga sang papa ada di sana.
"Siapa?" Sinis seorang gadis yang menyembulkan kepalanya dari pintu.
"Oh? Kau siapa? Aku ingin bertemu dengan Park Seonho. Ada?"
Sooyoung tetap mencoba ramah meski hatinya bertanya-tanya. Siapa gadis itu dan apa yang dilakukan di rumahnya?
"Park Seonho?" Seorang wanita yang sedang mengenakan celemek keluar. Membuka pintu dengan lebar dan tersenyum.
"Park Seonha sudah tak ada. Dia pergi setelah menjual rumah ini. Tapi, dia masih menyimpankann barang-barangmu. Ada di gudang. Perjanjian antara kami saat membeli rumah. Kami harus menyimpan barang-barangmu sampai kau mengambilnya. Silahkan. Ambil di pondok depan."
Wanita itu menjelaskan panjang lebar pada Sooyoung. Sooyoung menoleh pada rumah-rumahan kecil yang dahulu selalu dipakai untuk menyimpan beralatan berkebun dan media tanam.
Apa ia ditinggalkan?
Sooyoung mengusap air matanya yang tak henti menetes. Ia kini berada di halte dengan dua buah koper dan satu tas ransel. Entah. Tak tau tujuannya kemana. Sooyoung membuka dompetnya. Ada foto mama juga Minjeong, sahabatnya.
"Eung?"
Sooyoung tertegun ketika mendapati sosok pria tampan tersenyum ke arahnya. Siapa?
"Park Sooyoung?"
"Aku Kim Minjae. Kakaknya Kim Minjeong."
Ia mengulurkan tangan dengan senyum menawan yang terpatri jelas di wajah.
"Kak Minjae?"
Pria itu mengangguk. "Mau kemana?"
Sooyoung menggelengkan kepala.
"Kita berbincang sebentar di cafè dekat sini bagaimana?"
"Boleh."
"Taehyung!" Panggil Minjae. "Bawakan dua koper ini ke bagasi."
Sooyoung mengekori Taehyung yang membawa kopernya. Ia juga harus meletakkan ranselnya, kan?
"Terimakasih," ucap Sooyoung.
Taehyung tersenyum. "Senang melihatmu sehat."
"Eh?"
"Hati-hati ya..."
"Untuk?"
"Park Sooyoung!" Seru Minjae yang sudah membukakan pintu untuknya.
"Iya kak!"
.
"Pertemuan yang manis menjadi bencana," Sooyoung mengakhiri ceritanya.
Jihyo akhirnya tau jika Minjae mendatanginya di hari pertama ia dibebaskan. Memberi harapan demi harapan, perlakuan manis maupun perkataan yang membuat Sooyoung terkesan. Sengaja menarik Sooyoung hingga gadis polos itu memakan umpan lalu .... dengan mudah didapat untuk dihancurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS -- VJoy ver. ✓
FanfictionHidup seorang gadis hancur karena kesalah pahaman. Sebagai korban keadaan, dunia seolah semakin membuat hidupnya terpuruk. Dunia semakin mencekik baginya. Harapan hidup semakin tipis ... Jiwa maupun raga bagaikan terjatuh ke dalam palung lautan. Nam...