Kim Taehyung membaringkan tubuh Park Sooyoung di atas tempat tidur. Kasur yang empuk itu diharapkan bisa menjadi tempat ternyaman Sooyoung untuk saat ini. Wanita itu terlihat benar-benar putus asa. Ia memeluk guling membelakangi Taehyung.
Taehyung mengepalkan tangannya. Sabar. Mengingatkan dirinya sendiri agar bersikap lebih sabar lagi.
"Bibi Nam, tolong bujuk nyonya. Suapi makanan dan jauhkan dari benda-benda tajam. Oh, jika ada steak atau semacamnya, potongkan sekalian."
Bibi Nam mengangguk. Gurat kekhawatiran enggan pergi dari wajah tuanya.
"Taehyung, perlu panggil dokter?"
Taehyung menggelengkan kepala. "Untuk saat ini tidak."
Tring
Sebuah pesan masuk ke ponsel Taehyung.
'Aku kembali dalam waktu tiga puluh menit. Siapkan berkasnya.'
Taehyung mengetikkan balasan, menyanggupi perintah bosnya. Ia lalu bergerak mengecek seluruh sudut kamar.
"Kak, cari apa? Perlu dibantu?" Tanya Yoo Jimin. Bukan mencari perhatian. Tapi itu memang murni pertanyaan karen berniat membantu Taehyung. Gadis itu hafal seluk beluk kamar nyonyanya.
"Aku ingin memastikan tak ada silet, pisau, gunting atau benda tajam lain di kamar ini."
"Oh," Jimin bergerak menuju walk in closet.
Taehyung mengekorinya. Jimin membuka lemari paling bawah mengeluarkan sebuah kotak kira-kira seukuran kotak sepatu.
"Itu?"
Jimin mengangguk. "Silahkan di cek. Aku membereskannya di satu tempat agar mudah mencari jika dibutuhkan. Termasuk jarum dan benang. Tapi nyonya memilih menghabiskan waktu untuk melamun kak."
Taehyung menepuk bahu Jimin. "Jaga nyonya. Awasi jangan sampai nyonya nekat."
"Pasti kak. Kami akan menjaga nyonya sepenuh hati. Tapi kak, apa selamanya akan seperti ini?"
Taehyung menggelengkan kepala dengan tegas. "Tidak. Jika waktunya tepat dan sesuai, aku akan memastikan nyonya keluar dari neraka ini."
.
Sooyoung jalan-jalan di dalam kamar. Hari sudah sore. Ia selesai mandi dan berganti pakaian. Meski masih ada beberapa lebam, ia masih terlihat cantik. Sorot sendu yang membuat siapapun ingin merengkuhnya ke dalam pelukan.
Beruntung ia berpisah kamar dengan suaminya. Jika tidak, pasti Sooyoung akan semakin tertekan karena aroma dan aura pria itu tertinggal.
Waktu menunjukkan pukul lima sore. Taehyung mengatakan jika suaminya akan berada di kantor hingga malam. Sempat pulang, tapi kembali lagi ke kantor. Setidaknya Sooyoung masih bisa merasakan kelegaan. Untuk saat ini.
Sooyoung meraih sebuah remot. Menyalakan televisi dan mencoba untuk menghibur diri. Acara berita. Dulu Sooyoung tidak suka acara berita. Namun sekarang, untuk memenuhi kamar agar terdengar ramai , acara beritapun ia tonton. Tidak sepenuhnya menonton. Hanya dinyalakan lalu ditinggal melamun.
'Seorang wanita korban KDRT ditemukan kedua anaknya sedang berusaha menenggelamkan diri di sungai. Wanita itu diduga sudah menyerah dan sebelumnya sempat bertengkar hebat dengan sang suami.'
Sooyoung tertegun.
"Nyonya," suara bibi Nam menyadarkannya.
"Ada apa bi?"
"Camilan, nyonya."
Bibi Nam meletakkan nampan berisi potongan buah dan teh hangat. Sooyoung berterimakaasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS -- VJoy ver. ✓
FanfictionHidup seorang gadis hancur karena kesalah pahaman. Sebagai korban keadaan, dunia seolah semakin membuat hidupnya terpuruk. Dunia semakin mencekik baginya. Harapan hidup semakin tipis ... Jiwa maupun raga bagaikan terjatuh ke dalam palung lautan. Nam...