💚18

486 103 16
                                    

Sooyoung memeluk erat Taehyung yang tengah mengendarai motornya dengan begitu cepat. Awalnya Sooyoung sudah mengatakan untuk tidak kebut-kebutan. Taehyung setuju. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Kecepatan motornya semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jarak yang sudah mereka tempuh.

Taehyung tiba di Vguard, perusahaan penyedia jasa keamanan miliknya. Tidak parkir di tempat parkir umumnya. Taehyung memilih memarkirkan ke tempat dimana motor itu biasanya berada. Meski beberapa fakta sudah terbongkar oleh Minjae, setidaknya untuk kepemililan Vguard, Taehyung ingin menutup serapat mungkin.

Ckiittt

Motor terhenti di sebuah ruang yang di dalamnya ada sebuah lift. Pintu otomatis tertutup membiarkan Taehyung dan Sooyoung berada di ruang itu berdua.

"Mana helmnya," pinta Taehyung.

Sooyoung menyerahkan helm tersebut dan membiatkan Taehyung menyimpannya di sebuah rak yang tersedia.

"Aku boleh melepas jaket ini?"

Taehyung tersenyum dan mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Sooyoung. Memang Sooyoung terlihat lucu dengan jaket yang ia pakai. Jaket itu miliknya. Terpaksa Sooyoung memakai jaket miliknya karena wanita itu tidak membawa jaket.

"Ayo ke ruanganku sekarang," ajak Taehyung.

"Ada teman-temanmu?"

"Hanya ada agen K sama Os. J lagi sama Minjae. Kenapa? Kau keberatan? Tidak nyaman? Kalau iya biar aku adakan pertemuan dengan mereka di ruang lain. Kau istirahat di ruanganku."

Sooyoung meyakinkan dirinya sendiri. Tidak boleh lemah. Tidak boleh manja.

"Tidak. Kalau mereka tidak terganggu dengan kehadiranku, tidak apa-apa. Kau tak perlu mengadakan pertemuan di ruang lain."

Taehyung lagi-lagi memamerkan senyumannya. Tangan Taehyung meraih dan menggenggam tangan Sooyoung yang terasa basah. Gugup?

Tring

Pintu lift terbuka. Taehyung membawa wanita itu masuk ke dalam lift dan menekan sebuah tombol. Lift segera naik dan membawa mereka ke ruang pribadi milik Kim Taehyung.

"Mereka orang-orang baik."

Sooyoung mengangguk. Ia tak tau tujuan Taehyung mengatakan itu. Apa untuk menenangkannya? Apa sangat terlihat kalau ia sedang gugup?

"Umm ... kau sungguh baik-baik saja? Perasaanmu ... setelah kejadian tadi?"

"Minjae masih memamerkan kebodohannya sampai kau datang tadi. Tapi sekarang, aku harus lebih waspada."

"Karena aku datang semua kacau."

"Tapi aku lega. Minjae tau fakta ini. Berharap ada saat dimana aku dan dia berbicara dari hati ke hati layaknya saudara. Oh ya," Taehyung menatap Sooyoung dengan tatapan tulusnya. Tersenyum dan berkata, "jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri atas apa yang terjadi. Manusia pada dasarnya hanya bisa berencana. Hasilnya sesuai atau tidak, yang penting kita sudah berusaha semampu kita."

"Kim ... "

"Sama seperti aku yang merencanakan semua ini. Menyembunyikanmu sampai bisa mambuat Minjae sadar dan lebih baik lagi. Tapi hasilnya tidak sesuai yang aku inginkan. Bukan tidak. Tapi belum. Ya itu wajar. Jadi, jangan pernah kau menyalahkan dirimu sendiri, Park Sooyoung."

"Kim Taehyung ... kau tau ..."

"Hmmm? Apa?" Suara rendah Taehyung menyapa pendengaran Sooyoung.

"Aku ... begitu bersyukur. Aku berterimakasih karena kau datang ke dalam hidupku. Setiap aku sendiri, aku selalu merenungi semua hal yang terjadi dalam hidupku. Meski terlambat... aku menyadari satu hal. Hidupku lebih baik ketika ada kau di sekitarku."

Hati Taehyung menghangat mendengar ucapan Sooyoung. Jantungnya berdebar tak karuan dan bibirnya tertarik memberikan senyum terbaiknya.

Taehyung tidak lagi menggenggam tangan Sooyoung. Pria itu malah menarik Sooyoung dan memeluknya.

Tring

Pintu lift terbuka. Tapi Taehyung belum melepaskan pelukannya. Sooyoung juga tidak menolak pelukan itu.

"Aku tidak terikat lagi dengan Minjae kan?" Sooyoung mendongakkan kepala.

"Tidak."

"Berarti dia sudah tidak berhak mengatur hidupku. Dia bukan suamiku dan aku tidak akan menuruti permintaannya lagi. Begitu kan?"

Taehyung mengangguk. "Kau pintar. Kau harus tegas."

"Aku lega mendengarnya. Ketika mendengar suaranya, dipikiranku, suara itu mutlak seperti perintah."

"No. Kendalikan dirimu. Kau hanyalah milikmu sendiri sekarang ini."

Sooyoung mengangguk. Taehyung tersenyum. Wajah keduanya kian mendekat.

"Huaaatchi!"

"Sialan. Si Bodoh merusak moment," kesal Oh Sehun yang menatap Seokjin dengan tatapan datarnya.

Suara itu membuat Sooyoung dan Taehyung salah tingkah. Keduanya baru sadar jika lift sudah terbuka. Seokjin dan Sehun sudah duduk di depan meja kerja Taehyung yang jaraknya tak jauh dari lift.

"Aku malu," desis Sooyoung menyembunyikan tubuhnya dibalik tubuh Taehyung.

"Sana ke ruang rapat,"usir Taehyung.

"V plin-plan. Katanya mau rapat di sini!" Kesal Sehun.

"No. Sooyoung mau nonton tv. Khawatir kalian tidak menyimak yang aku bahas malah ikut mendengarkan suara tv."

Sooyoung sebenarnya merasa tidak enak. Jika hanya masalah ketakutannya atau ia gugup bertemu orang asing, tentu ia ingin merubahnya. Namun saat niatnya begitu kuat, kedua orang itu malah melihat ia dan Taehyung terlihat sangat dekat.

"Ck. Alasan saja tuan muda ini," Seokjin berdiri dari duduknya. Ia menarik kerah Sehun agar pria itu segera berdiri yang tentu saja mendapat hadiah gerutuan. Sehun si ahli mengeluh dan menggerutu.

Seokjin menghentikan langkahnya. Berbalik. "Jujur. Kalian serasi. Kalau semua selesai, hiduplah bahagia," ucap Seokjin lalu melemparkan wink pada Taehyung juga Sooyung.

"Kim Seokjiiinnn!!!"

**

Semoga bisa ngobatin kangen kalian yaaaa

Spoiler next chapter : Minjae ketemu dengan Sooyoung dan mulai tubir lah ya😂😂😂

03 Oktober 2021

HEARTLESS -- VJoy ver. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang