💚 22

431 98 6
                                    

Kim Taehyung berjalan terburu-buru keluar dari lift. Di belakangnya ada Park Sooyoung yang tentu tak akan Taehyung tinggalkan seorang diri di rumahnya.

"K!" Seru Taehyung begitu melihat sosok Kim Seokjin sudah duduk di sofa ruangannya.

Seokjin mendekati Taehyung. Menyalami pria itu lalu menunjuk kursi yang ada di hadapan meja kerja Taehyung. Seokjin berjalan ke arah sana terlebih dahulu.

"Sooyoung, kau bersantailah di sini. Nonton tv atau kalau sudah mulai mengantuk, tidurlah. Di balik pintu itu ada sebuah kamar. Tidurlah di sana."

Sooyoung mengangguk. "Aku akan duduk di sofa itu dan membaca beberapa buku. Boleh?"

Taehyung mengangguk. "Aku temui K dulu."

Sooyoung mengangguk. Ia lalu berjalan menuju rak buku yang ada di sana. Memilih buku yang akan menemaninya menghabiskan waktu untuk menunggu Kim Taehyung.

Taehyung duduk di hadapan Seokjin. Tanpa berbasa-basi, Seokjin memutar rekaman pembicaraannya dengan Bae Joohyun.

Beep

Rekaman suara berakhir. Taehyung tak habis pikir dengan apa yang diucapkan Joohyun. Minjeong tidak bahagia? Brother complex? Minjae?

"Ada hubungan yang tidak sehat antara Kim Minjeong dan Kim Minjae. Itu asumsiku. Siapa lagi? Kau? Kau pernah bilang tidak pernah bertemu Minjeong."

"Kekasih Minjeong?"

"Aku sudah menurunkan orang-orangku untuk mencari tau tentang ini. Aku juga sudah mengirim Os ke rumah Minjae untuk mencari petunjuk di kamar Minjeong."

"Berbahaya."

"Kita harus melakukan ini. Kekasihnya bisa jadi kunci yang akan membawa kita pada kejadian yang sebenarnya."

"Aku masih tak habis pikir. Mereka berdua..."

"Aku tadi juga terkejut. Buku diary ini benar-benar mengerikan," ujar Seokjin dengan mengetuk-ngetukkan jemarinya pada buku diary milik Kim Minjeong.

"Apa ada yang bisa aku bantu?"

Baik Taehyung dan Seokjin menatap Sooyoung yang baru saja duduk di sofa dengan beberapa buku di tangan.

"Jika kalian butuh bantuanku, jangan ragu. Aku akan membantu. Minjeong? Kalian takut bertanya padaku? Aku merasa siap untuk ditanyai."

"Untuk kali ini kau..."

"Taehyung, kau ingat pertanyaanku tadi pagi? Yang aku bertanya apa kau menyukai Kim Yerim?"

Taehyung mengangguk.

"Aku tak berniat mencuri dengar. Tapi, pada dasarnya kita di ruang yang sama meski ruangan ini luas. Aku tak sengaja mendengar percakapan kalian. Itu membuatku ingat kalau Minjeong sering sekali bercerita tentang kakaknya."

Seokjin mengangkat sebelah alisnya. Kisah keluarga Kim sungguhlah unik.

"Aku sering mendengar Minjeong memuji kakaknya seperti memuji seseorang yang ia sukai. Aku merasa berlebihan tapi bagi Minjeong tidak. Aku tidak tau sejauh mana rasa ssuka itu karena Minjeong tak bercerita lebih jauh."

"Kekasihnya?" Tanya Seokjin.

Sooyoung menggelengkan kepala. "Untuk satu hal itu ... aku tidak tau. Dia tak pernah cerita tentang kekasih."

"Tak ada cara lain memang. Kita harus mencari tau tentang Minjeong langsung di kamarnya. Minjae tak pernah mengubah apapun di sana kan? Berarti masih ada kesempatan," ucap Seokjin yang terkesan memutuskan.

Seokjin merasa Taehyung tak merespon perkataannya. Ia lantas menoleh pada pria itu. Pria yang tak lain adalah kakak seayah dari Kim Minjeong. "Ada apa?"

Taehyung menatap Seokjin. "Sejauh apa rasa suka Minjeong pada Minjae? Apa Minjae sama sekali tidak tau?"

"Hng?"

"Atau malah Minjae tau dan memanfaatkan adiknya?"

"Pikiran kotor macam apa yang kau punya itu, Kim Taehyung. Mari kita sudahi pembicaraan malam ini. Kau mulai melantur," Seokjin hampir beranjak namun tangan Taehyung menahannya.

"Dia bejat. Dia suka bermain. Apa Minjeong salah satu bonekanya?"

"Kim Taehyung ka- ..."

"Minjae dan Minjeong tidak akan sejauh itu kan? Itu tidak benar kan?" Ucap Sooyoung dengan mata bergetar. Ia tak sanggup membayangkan hubungan Minjae dan Minjeong lebih jauh lagi.

Seokjin melepaskan tangan Taehyung. Ia menggelengkan kepala. "Jangan lagi. Jangan dilanjut. Aku akan menunggu laporan dari Os. Lalu kita bahas lagi," Seokjin menggerakkan kepala beberapa kali ke arah Sooyoung. Berharap Taehyung mengerti kode darinya.

"Aku permisi ke ruanganku dulu."

Setelah Kim Seokjin benar-benar menjauh, Taehyung melihat Sooyoung seperti melamun. Ia sadar pemikirannya terlalu jauh. Tidak mungkin dua adik seayahnya bertindak sejauh itu. Taehyung ingin menenangkan diri. Ia lalu berjalan mendekati Sooyoung.

"Itu hanya pemikiranku yang entah darimana datangnya," ucap Taehyung. Pria iu duduk tepat di samping Sooyoung. Meraih tangan Sooyoung dan mengenggamnya. "Jangan dipikirkan. Puzzle baru akan kita susun, tidak, malah kita baru mulai mencari kepingan-kepingan puzzle itu. Jangan dipikirkan lebih jauh lagi. Tunggu sampai semua kepingan-kepingan itu terkumpul."

"Taehyung ... Minjeong anak yang baik. Sahabat yang baik."

"Aku tau."

"Tidak mungkin dia ..."

"Dia anak yang baik. Sahabat yang baik untukmu. Jangan dipikirkan lagi. Lebih baik sekarang kita istirahat. Besok pagi, aku akan mengajarimu bela diri. Selagi kita masih di Vguard."

Sooyoung mengangguk. "Ruanganmu hanya ada satu kamar. Aku tidur di sini saja ya? Di sofa ini."

"Tidurlah di kamar."

"Tapi kau..."

"Aku rasa K akan menginap di sini lagi. Jadi kamarnya akan dipakai sendiri. Dan kau, kalau ada apa-apa, cari aku si ruangan paling ujung. Dekat ruang pertemuan. Itu ruang punya J. Di sana ada kamar. Aku akan tidur di sana."

"Itu jauh..."

"Lantai ini aman. Lantai ini hanya ada ruanganku, ruangan K, ruangan J, ruangan Os dan satu ruang pertemuan. Tak ada akses kemari kecuali dari kami. Jangan takut."

Sooyoung terdiam.

Taehyung mengusap kepala Sooyoung lalu tersenyum. "K , Kim Seokjin. Dia kakak kami bertiga. Dia bukan orang jahat. Jangan khawatir. Ayo, aku antar ke kamar. Aku pastikan kau tidur dengan nyenyak baru aku ke kamar J."

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri. Kau istirahatlah. Kau pasti kelah."

"Ya sudah. Selamat malam. Semoga mimpi indah."

"Selamat malam juga, Kim Taehyung..."

**
21 Oktober 2021

HEARTLESS -- VJoy ver. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang