Park Sooyoung terdiam di depan meja rias. Ia mengamati dirinya sendiri dari pantulan kaca. Tubuhnya dibalut gaun yang sangat indah. Berbeda dengan gaun saat menikah dengan Minjae dulu. Terkesan asal dan tidak begitu pas di tubuhnya. Kali ini berbeda. Meski dalam waktu yang cepat dan sederhana, Sooyoung dipercaya untuk memilih gaunnya sendiri.
Sebuah tangan melingkar di perutnya saat air mata menetes. Taehyung, suaminya baru saja masuk ke kamar setelah menyapa tamu terakhir mereka.
"Kenapa hmm?"
Sooyoung menggelengkan kepala. "Aku terharu. Hanya itu."
"Ingin bersih-bersih sekarang?"
Sooyoung mengangguk.
"Malam ini di rumah ini dulu ya? Besok kita baru pindah ke rumah kita sendiri."
"Aku ikut apa kata suamiku."
Taehyung merasa gemas dengan istrinya. Ia mencium singkat bibir sang istri lalu mengusap pipinya dengan lembut.
"Kau sudah memikirkannya?"
"Apa?"
"Anak. Ingin berapa anak?"
Sooyoung menunduk mendengar pertanyaan Taehyung. Meski ia sudah bisa nyaman dengan suaminya, tapi tetap saja ia punya masa lalu yang gelap. Ia khawatir jika ia gagal lagi menjadi seorang ibu.
Taehyung melihat istrinya memilin gaunnya sendiri, lantas segera membawanya ke pelukan. "Jangan takut. Ada aku di sini. Aku akan memastikan istri dan anak-anakku bahagia juga aman. Satu hal lagi, aku tidak menuntutmu. Jika kau belum siap, kita bisa tunda itu. Kita nikmati waktu berdua terlebih dahulu. Bagaimana?"
"Aku tak akan menunda. Aku tak akan menolak. Kita ikuti alurnya saja. Jika dia hadir dengan cepat, itu artinya kita dipercaya. Tapi suamiku. . ."
"Hmm? Apa?"
"Apapun keadaannya jangan tinggalkan aku. Jangan mmm.... Jangan..."
"Jangan apa?"
Air mata Sooyoung jatuh. Wanita itu meremas kemeja Taehyung hingga kusut. "Jangan bentak aku dan jangan kasari aku. K-kalau aku... Aku salah, tegur aku. Ta-tapi ja-jangan pukul aku..."
Taehyung paham. Situasi saat ini pasti mengingatkan Sooyoung pada masa lalunya. Sooyoung itu ibarat guci yang retak, jika tersenggol dikit bisa langsung pecah. Taehyung sangat paham akan hal itu. Selama ini sikap cerianya memperlihatkan ia baik-baik saja. Tapi dibalik itu, pasti kenangan buruk sulit dilupakan.
"Sssttt... Tenang, sayang," Taehyung memeluknya dengan erat sesekali menepuk punggung istrinya dengan lembut. "Aku tau aku manusia biasa yang bisa saja aku melakukan kesalahan. Tapi yang perlu sayangku ingat adalah aku akan berusaha sangat keras untuk tidak menyakitimu. Aku akan berjuang untuk membahagiakanmu. Menutup kenangan burukmu dengan kenangan kebahagiaan. Aku janji."
"Aku minta maaf jika aku terlalu lemah."
Taehyung menggelengkan kepala. Menghapus air mata Park Sooyoung dan tersenyum.
"Di depanku, jadilah dirimu sendiri sayangku. Kau boleh menangis, tertawa, cerita apapun itu di depanku. Aku akan menjadi pendengar setiamu."
Sooyoung mengangguk. "Terimakasih suamiku..."
.
Taehyung dan Sooyoung terdiam di atas tempat tidur yang sama. Tiba-tiba suasana menjadi canggung. Taehyung memiringkan tubuhnya menghadap Sooyoung yang terlihat gelisah.
"Takut hmm?"
Sooyoung hanya bisa diam. Taehyung membawa wanita itu agar menghadap dirinya. "Jangan takut, sayang. Aku tidak akan melakukannya jika kau belum siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS -- VJoy ver. ✓
FanfictionHidup seorang gadis hancur karena kesalah pahaman. Sebagai korban keadaan, dunia seolah semakin membuat hidupnya terpuruk. Dunia semakin mencekik baginya. Harapan hidup semakin tipis ... Jiwa maupun raga bagaikan terjatuh ke dalam palung lautan. Nam...