5

2.3K 317 56
                                    

Author pov.
Pemilihan jurusan dan fakultas yang berbeda mengharuskan winter terpisah dari para sahabatnya. Itu lah alasan kenapa setiap pagi winter selalu berjalan seorang diri menuju ke kelasnya, seperti saat ini contohnya. Gadis berwajah cantik sekaligus tampan itu berjalan di koridor fakultasnya hanya ditemani oleh handphone dan airpods kesayangannya.

Entah mimpi apa winter semalam, sialnya pagi-pagi seperti itu, winter sudah dipertemukan dengan Karina yang terlihat sedang berjalan dari arah berlawanan.
Namun belum sempat mereka berpapasan, karina menghentikan langkahnya karena tali dari sepatu yang sedang dikenakannya terlepas.



"Sunbae!"



Panggilan dari winter itu berhasil menggagalkan niat karina untuk jongkok membenarkan tali sepatunya.

Winter memanggil karina bukan tanpa alasan. Saat karina hendak membenarkan tali sepatunya, winter melihat segerombolan pria angkatannya sudah bersiap-siap seperti hendak memotret karina yang sedang mengenakan mini skirt.



"Kenap.."



Karina mematung, bahkan perkataannya sampai terpotong karena tiba-tiba saja winter mengikatkan kemeja kota-kotak miliknya ke pinggang karina.



"Kalau pake rok pendek kayak gini jangan asal jongkok."



Setelah berucap demikian, winter berlutut menggunakan satu kakinya, lalu membenarkan tali sepatu karina yang sedang terlepas itu.

Makin baper yeorobun si karin.



"Lo kenapa sih kayak gini ?"



Selesai membenarkan tali sepatu karina, winter dibuat bingung dengan perkataan kakak tingkatnya itu.



"Maksudnya ?"

"Jangan narik ulur gue, lo kalau ga mau gue ajak temenan ya udah ga usah nganggep gue. Jangan hari ini perhatian, besok dingin banget kayak orang yang ga saling kenal."



Mendengar itu, winter langsung menghela nafasnya dengan berat.



"Terus lo maunya gimana ? Gue ga usah deket-deket sama lo ? Ok..."

"No no no, not like that!"

"Lah, gimana sih ?"

"Kalau lo nanya kemauan gue, gue maunya lo berhenti bersikap dingin ke gue dan nerima kehadiran gue."

"Lo mau ngajak temenan aja kenapa kayak ngajak pacaran sih ? Dramatis banget."

"Ya abisnya lo kayak benci banget gitu sama gue. Sedih tau ga dibenci sama orang yang baru kita kenal tuh."



Melihat tidak adanya kebohongan di raut wajah karina, entah kenapa winter jadi merasa bersalah dan tidak enak hati karena sudah bersikap tidak baik kepada kakak tingkatnya itu.



"Gue ga benci, gue emang kayak gini anaknya."

"Engga, gue yakin lo ga kayak gini anaknya. Lo aja bisa senyum lebar banget kalau lagi sama sahabat-sahabat lo. Lo juga bisa bersikap manis ke minju."

"Sama orang yang ga deket sama gue. Gue belum selesai ngomong."

"Ya makanya jangan halangi gue buat kenal lo lebih deket."



Winter terdiam, karena jika winter mencoba untuk menghindari karina lagi, pasti tekat karina untuk mendekatinya semakin besar.



"Hah..
Terserah lo aja deh, udah ah gue mau masuk kelas dulu."



Social ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang