Author pov.
Kelas anak-anak jurusan Ilmu Komunikasi akan dimulai lima menit lagi. Minju yang merupakan bagian dari jurusan itu tampak berjalan dengan sedikit terburu-buru karena gadis cantik itu takut terlambat memasuki kelasnya.*bruk
Sudah bangun terlambat, sopir pribadinya tidak masuk, taxi yang ditumpanginya salah jalan, ditambah lagi baru saja dirinya menabrak seseorang saat hendak menuju ke kelas. Sepertinya dewi keberuntungan tidak berpihak pada Minju hari ini.
"Ah sorry-sorry." Tanpa melihat ke arah orang yang baru saja ditabraknya itu, Minju meminta maaf sambil memunguti bukunya yang sudah berserakan di lantai.
"It's okay, lain kali ati-ati." Jawab orang itu sambil menyerahkan beberapa buku minju yang baru saja dipungutnya.
Minju mematung, gadis yang sedang tersenyum sambil menunjukkan lesung pipinya itu seakan membuat minju melupakan segala hal tentang kelasnya yang kurang dua menit lagi akan dimulai.
"Hey, are you okay ?" Tanya gadis berlesung pipi itu sambil melambai-lambaikan tangannya di depan muka minju.
"Ah s-sorry."
Minju segera tersadar dari lamunannya itu dan langsung mengalihkan pandangannya dari wajah menawan orang yang baru saja ditabraknya.
"It's okay, buku lo banyak banget, mau gue bantuin bawa ga ?"
"Eh e-engga usah, gue bisa sendiri kok."
Gadis jangkung di hadapan minju itu kembali tersenyum hangat lalu secara paksa mengambil alih separuh buku yang sedang minju bawa.
"Gapapa, lo kayak kesusahan gitu bawanya. Oh iya mau ke kelas mana ? Gue anter."
"I-ilmu komunikasi."
"Okay."
Kemudian kedua anak itu berjalan beriringan menuju ke kelas minju.
Minju terlihat sangat canggung, sampai-sampai gadis cantik itu tidak sanggup untuk sekedar menatap orang yang sedang berjalan di sampingnya.
"Lo sepupunya winter kan ?"
Tapi untungnya pertanyaan orang itu kali ini berhasil membuat minju menatapnya, namun dengan perasaan sedikit terkejut.
"K-kok tau ?"
"Gue temennya." Lagi-lagi sambil menunjukkan senyumannya, orang itu menjawab minju.
Di sisi lain, tepatnya jauh di depan kedua anak itu berada, dua orang gadis lainnya tidak sengaja melihat interaksi antara minju dan orang yang ditabraknya tadi.
Dua orang gadis itu tidak lain adalah Karina dan Lia, sahabat Minju."Lah, minju kan itu ?" Tanya karina sambil memicingkan mata untuk memastikan pandangannya.
"Anjir sama yeji ?!" Lanjut karina setelah memastikan penglihatannya. Sedangkan yang diajak berbicara hanya sibuk dengan pikirannya sendiri.
Iya, pikiran tentang senyum yang diberikan oleh orang itu kepada sahabatnya."Wah sekarang gue tau, kita ga boleh baper sama yeji, karena kayaknya dia emang anaknya ramah ke semua orang.
Please catet! Kalau yeji perlakuin kita dengan manis, itu bukan berarti kita special, tapi karena sifat anaknya mungkin ya emang kayak gitu."Lagi-lagi perkataan karina itu membuat lia tersadar bahwa ternyata selama ini perlakuan Hwang Yeji tidak berarti apa-apa, karena nyatanya gadis bermata tajam itu memang orang ramah yang baik terhadap semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Social Butterflies
FanfictionMenceritakan tentang kisah cinta anak-anak perkuliahan. Warning! GxG Harsh Words 🔞