7

2.1K 303 88
                                    

Author pov.
Seperti para gadis pada umumnya, sebelum kelas dimulai, Lee Chaeryeong bersama dengan para temannya tampak sedang berbincang sekedar untuk membicarakan hal-hal yang disukai oleh para wanita. Mulai dari membahas tas, sepatu, nail arts, sampai crush mereka.
Iya,
Mereka lebih fokus membicarakan orang yang mereka sukai dan hal itu membuat chaeryeong merasa sedikit jengkel.

Kenapa ?

Karena sebagian besar teman-temannya itu menyukai Shin Ryujin, sahabat kecilnya.



"Lo seriusan ga pacaran kan chaer sama ryujin ?" Lagi-lagi pertanyaan seperti itu chaeryeong dapatkan dan hampir setiap hari pertanyaan itu tidak pernah absen dari hidupnya.

"Ya engga lah, gue tuh sama dia cuma sahabatan kali. Gue kenal sama dia sejak dia masih suka masukin sumpit di idung, jadi sangat amat mustahil kalau gue pacaran sama dia."

"Wah gila sih, hebat banget lo bisa tahan buat ga macarin dia. Kalau gue sih pasti udah mutus persahabatan itu karena gue ga bakal bisa kalau ga suka sama seorang Shin Ryujin. Aduh dia cewe tapi kenapa ganteng banget sih ?"

"Ck orang tuh kalau udah sahabatan dari kecil, ga ada ya rasa buat macarin dia. Lagian siapa juga sih yang mau pacaran sama sahabat sendiri ? Nanti seumpama kalian putus, itu bakal ngerusak hubungan yang udah kalian bangun selama berpuluh-puluh tahun."

"Ada tuh yang pacaran sama sahabatnya sendiri."

"Siapa ?"

"Soljiwan."

"Ya lo yang bener aja, masak nyamain kehidupan gue sama cerita fiksi kayak gitu."

"Lo ngapain mikir putusnya duluan anjir. Kalau lo mau pacaran tuh jangan mikirin putusnya, tapi pikirin kalau hubungan kalian tuh bakal sampe ke tahap pernikahan. Karena awetnya suatu hubungan, tercapainya suatu tujuan itu dari tekat kita sendiri. Kalau lo sibuk mikirin putusnya, pasti lo belum apa-apa udah nyerah duluan. Tapi kalau lo mikirin hubungan kalian harus sampe ke tahap pernikanan, mau ga mau, susah ga susah, lo pasti bakal berusaha buat pertahanin hubungan itu."

"Anjir Jo Yuri mantep banget omongan lo." Salah satu teman chaeryeong yang bernama Lee Daehwi memuji temannya sambil bertepuk tangan dengan bangga.



Dan perkataan teman chaeryeong yang bernama Jo Yuri itu berhasil membuat chaeryeong berpikir keras.


















Tidak jauh berbeda dengan chaeryeong dan para sahabatnya, sebelum masuk ke kelasnya, lia memutuskan untuk berkunjung ke kelas anak-anak modelling.



"Karinnnn."
Dengan sangat bahagia dan ceria, lia menyapa sang sahabat yang tampak sedang sibuk dengan handphonenya.

"Wah gila, sejak kapan seorang Choi Jisu mau nyamperin gue duluan ? Sampe rela masuk ke kelas ini pula."

"Dih, emangnya ga boleh gue nyamperin sahabat sendiri."



Saat lia berucap seperti itu, karina melihat mata lia tidak berhenti bergerak untuk menyusuri setiap sudut ruang kelas anak-anak modelling seperti sedang mencari keberadaan seseorang.



"Sigh..
Gue tau lo ke sini bukan karena gue."

"E-eh ? Apaan sih, orang gue beneran pengen ketemu sama lo." Lia mencoba untuk menyangkal perkataan karina, namun hal itu malah membuat karina semakin yakin dengan dugaannya, karena lia menjawab seperti orang yang baru saja ketahuan berbohong.



"Akh!"



Saat kedua sahabat itu tengah asik mengobrol, tiba-tiba saja ada yang menarik rambut lia dari belakang.



Social ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang