16

1.7K 262 230
                                    

Author pov.
Karina baru saja selesai berbenah diri dan sudah siap untuk berangkat ke kampus. Cantik, ah tidak, sangat amat cantik lebih cocok untuk mendefinisikan seorang karina yang memiliki kecantikan tidak manusiawi itu.

Hari ini karina terpaksa pergi ke kampus menggunakan taxi karena giselle, sahabatnya yang biasa memberinya tumpangan itu sedang tidak ada kelas.



*tit *tit *tit

*ceklek

Mulut dan mata karina langsung terbuka lebar saat dirinya mendapati seseorang sudah berdiri di depan pintu apartemennya dengan keadaan menyandarkan diri di tembok.



"Jeong ?!"



Sangat berbeda dengan karina yang menunjukkan keterkejutannya, orang yang tidak lain adalah Kim Minjeong itu tersenyum hangat saat melihat wajah gadis yang sejak tadi ditunggu olehnya akhirnya muncul juga.



"Hai."



Tanpa menghilangkan senyumannya yang tampak sangat menawan itu, winter memberi sapaan kepada karina. Dan hal seperti itu sangat langka terjadi, karena seorang Kim Minjeong, si manusia berhati dingin itu selama ini tidak akan pernah mau memberi sapaan manis kepada orang lain seperti apa yang baru saja dilakukannya.
Jangankan memberi sapaan manis, menyapa orang lain terlebih dahulu saja tidak pernah winter lakukan, kecuali kepada orang tua.



"Astaga lo ngapain jeong ?"

"Jemput cantiknya gue."

"Cantiknya lo ?"

"Iya, namanya Yoo Jimin."



Blush!
Pipi karina langsung merona, karena lagi-lagi winter bisa dengan mudahnya membuat seorang karina tersipu malu melalui perkataannya yang sangat sederhana itu.



"Masih pagi kenapa udah manis banget sih ?"

"Ya gimana ga manis, yang diliat aja manis."



Perkataan winter itu berhasil mengundang tatapan tidak percaya dari karina.



"Ini beneran lo jeong ?"

"Ya gue lah, masak appa lo."

"Tapi gue lebih percaya kalau lo appa gue sih. Soalnya aneh banget tau ga seorang Kim Minjeong si manusia kutub utara tiba-tiba sehangat dan semanis ini."

"Hadeh,
tau ga ? Lo tuh juga bikin orang capek. Gue gini salah, gue dingin salah, jadi lo maunya gimana ?"

"Ihh gue ga bilang yang lo lakuin ini salah ya, gue cuma masih ga bisa percaya aja."

"Tapi ada yang bikin gue lebih capek sih."

"Hah ? Apa ?"

"Gue capek, capek banget liat lo cantik terus tiap hari."

"Tuh kan! Awas aja ya kalau beberapa detik kemudian lo berubah jadi es batu lagi."

"Ya tergantung mood sih."

"Ish males banget."



Karina memutar bola matanya dengan malas lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan winter yang saat ini sedang tertawa.



"Engga cantik engga, bercanda aja gue."



Semudah membalikkan telapak tangan, karina langsung tersenyum saat winter menyelipkan jari jemarinya di sela-sela jari jemari karina.



Social ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang