Author pov.
Tiga minggu telah berlalu, project yang lia kerjakan dengan yeji sudah mendekati tahap akhir. Gadis cantik itu tinggal memberi beberapa sentuhan saja pada designnya setelah itu selesai.Kebetulan sekali hari ini lia tidak ada kelas, jadi gadis yang menjabat sebagai ketua BEM itu menggunakan waktu luangnya untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum terselesaikan.
Sejak tadi pagi, mahasiswa terbaik fakultas Fashion itu belum beranjak sebentar saja dari dalam kamarnya karena terlalu fokus pada tugas itu. Padahal hari sudah menjelang sore, bahkan lia sampai tidak sempat menyentuh makanan yang telah disediakan oleh pelayan rumahnya. Dan memang seperti itu lah seorang Choi Jisu, gadis penggila kerja yang tidak akan berhenti jika dirinya tidak benar-benar kelelahan.
*tok *tok *tok
"Masuk."
Bahkan lia menyuruh orang yang baru saja mengetuk pintunya itu tanpa mengalihkan fokusnya dari kain di hadapannya.
*ceklek
Karena lia mengira orang itu adalah salah satu pelayan di rumahnya, jadi gadis itu tidak terlalu peduli dan memilih untuk tetap melanjutkan pekerjaannya.
Namun tidak lama kemudian lia dibuat tersadar bahwa orang yang masuk ke kamarnya itu bukanlah pelayan rumahnya, karena sangat amat tidak mungkin pelayan rumahnya secara tiba-tiba langsung memeluknya dari belakang.
Sudah sangat pasti orang itu adalah Hwang Yeji, satu-satunya orang yang diijinkan oleh lia berbuat seperti itu.
"Astaga yeji, gue kira si bibi, kaget tau."
Dan yeji juga merupakan satu-satunya orang yang bisa membuat lia, si gadis berhati batu itu, melunak.
Contoh kecilnya seperti sekarang, lia langsung menghentikan segala aktivitasnya itu padahal sejak tadi pagi tidak ada satu pun orang yang berhasil membuat gadis itu beralih dari tugasnya.
"Yah, kasian banget si bibi udah capek-capek masak tapi makanannya ga disentuh sedikitpun." Ujar yeji saat melihat makanan yang ada di atas meja lia tampak sudah tidak fresh.
"Ah maaf, gue terlalu fokus ngerjain ini sampe ga inget kalau ada makanan."
Selalu dengan cara lembut, yeji mengarahkan lia agar menghadap padanya.
Sebelum kembali berucap, yeji merapikan rambut lia yang terlihat sudah tidak beraturan. Bahkan beberapa helai rambut gadis itu tampak meloloskan diri dari kunciran yang digunakan untuk menggulung rambut lia. Namun tetap saja hal itu tidak mengurangi sedikitpun kecantikan seorang Choi Jisu. Malahan lia terlihat lebih menarik di mata yeji ketika rambutnya sedikit berantakan seperti itu.
"Jangan minta maaf ke gue, kalau pun lo lagi ga nafsu makan, setidaknya sentuh sedikit aja ya makanannya, cantik. Kasian si bibi udah susah payah dan capek-capek masakin masak ga dimakan."
"Iya, maaf."
Karena lia merasa bersalah, tanpa sadar gadis itu kembali mengucapkan kata maaf sambil menundukkan kepalanya.
Yeji yang melihat itu langsung tersenyum lalu meraih dagu lia.
*cup
Dikecup lah bibir lia dengan lembut. Setelah itu yeji menatap lekat kedua bola mata lia dengan hangat.
Siapapun yang melihat tatapan hangat yeji untuk lia itu pasti akan paham, bahwa gadis jangkung bermata tajam itu memiliki sebuah perasaan yang sangat amat mendalam untuk lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Social Butterflies
Fiksi PenggemarMenceritakan tentang kisah cinta anak-anak perkuliahan. Warning! GxG Harsh Words 🔞