24

1.6K 243 84
                                    

Author pov.
Malam ini, tampaknya langit sedang bersedih, karena ribuan bintang yang biasanya memberi keceriaan di langit kota Seoul, saat ini seperti enggan untuk menampakkan diri.
Semua orang bisa memastikan bahwa malam ini langit pasti akan menumpahkan seluruh air matanya.

Walaupun begitu, Yoo Jimin, gadis yang sangat tidak menyukai hujan sepertinya tidak mempedulikan hal itu. Terbukti saat ini gadis cantik itu sedang berdiri di depan rumah mewah yang belum diketahui siapa pemiliknya.



"Non, mending masuk dulu deh, bentar lagi ujan loh."



Sudah ke-sekian kalinya penjaga di rumah mewah itu menyuruh Karina untuk masuk terlebih dahulu sambil menunggu majikannya datang. Namun dengan berbagai macam alasan, karina selalu menolak dengan sopan ajakan penjaga rumah itu.



"Ga usah pak, di sini aja gapapa kok, beneran deh gapapa."

"Saya yang kenapa-kenapa non, soalnya saya bisa dimarahain sama non winter kalau ngebiarin temennya berdiri di depan rumah kayak gini."

"Hahaha engga-engga pak, nanti kalau bapak dimarahin winter, biar saya marahin balik anaknya. Mending bapak masuk deh, pura-pura ga tau aja kalau saya ada di sini."

"Tapi non.."

"Udah ga usah tapi-tapian pak, beneran deh saya gapapa."



Dengan sedikit mendorong tubuh penjaga rumah yang ternyata adalah milik keluarga winter itu, karina menyuruh sang penjaga rumah untuk kembali masuk.

Karena dirasa karina sangat kepala batu, akhirnya satpam itu hanya menuruti perintah karina untuk kembali ke dalam rumah mewah tersebut.

Setelah satpam itu pergi, karina menghela nafasnya dengan berat. Bukan karena gadis cantik itu merasa bersalah dengan sang satpam, namun karena wakil ketua BEM itu kembali teringat dengan pesan yang sangat ia yakini menjadi alasan kenapa winter sangat menghindarinya akhir-akhir ini.







Flashback

Author pov.
Selesai kelas, tidak biasanya karina menghabiskan waktu seorang diri di rooftop fakultasnya seperti saat ini.
Gadis teramat cantik yang memiliki paras bak seorang dewi itu sejak tadi hanya menatap benda pipih berbentuk persegi panjang yang ada di tangannya.
Berkali-kali, karina hanya menghela nafasnya dengan berat karena sampai detik ini pesannya tidak dibalas oleh winter.


Berkali-kali, karina hanya menghela nafasnya dengan berat karena sampai detik ini pesannya tidak dibalas oleh winter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Hari ini, sudah terhitung empat hari winter mengabaikannya. Bukan hanya mengabaikannya melalui pesan, namun juga mengabaikan segala hal tentangnya. Bahkan di kampus pun, winter selalu berusaha menghindarinya. Jika mereka tidak sengaja bertemu, pasti gadis berwajah dingin itu akan berpura-pura tidak melihatnya atau bahkan berpura-pura kalau mereka tidak saling mengenal.
Dan hal itu benar-benar menyakitkan bagi karina. Apa lagi dirinya tidak tahu menahu alasan di balik perubahan sikap winter itu.

Social ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang